Mohon tunggu...
Nanda Agustina
Nanda Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas airlangga

saya suka menyanyi dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

EVALUASI RADIOLOGI PADA KASUS KELAINAN JANTUNG BAWAAN

6 Juni 2024   13:51 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULU 

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung atau pembuluh darah besar intratorakal yang terjadi pada saat pembentukan sistem kardiovaskular masa fetus dan dapat menyebabkan gangguan fungsional. Di amerika serikat, insiden PJB sekitar 8-10 dari 1000 kelahiran hidup. Dengan sepertiga diaantaranya bermanifestasi kritis. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB. Secara garis besar PJB dibagi 2 kelompok, yaitu PJB sianotik dan PJB asianotik. Penyakit jantung jantung bawaan sianotik ditandai oleh adanya sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri, sebagai contoh tetralogi fallot ( TOF) , transposisi arteri besar (TAB) dan atresia trikuspid. Termasuk dalam kelompok PJB asianotik adalaj PJB dengan kebocoran sekat jantung yang disertai pirau kiri ke kanan di antarannya adalah defek septum ventrikel ( DSV) , defek septum antrium (DSA) atau tetap terbukanya pembuluh darah seperti pada duktus. Arteriosus Persisten (DAP). Selain itu PJB asianotik juga ditemukan pada obtruksi jalan keluar ventrikel seperti stenosis aorta, stenosis pulmonal dan koarktasio aorta. Diagnosis PJB ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dasar serta lanjutan. Salah satu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis PJB ialah melalui pemeriksaan radiologi. Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imaging. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) seperti pada pemeriksaan foto polos ataupun CT scan, namun kemajuan teknologi modem memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG), MRI (magnetic resonance imaging) serta echocardiography. Selain melalui pemeriksaan radiologi, PJB juga dapat ditentukan oleh beberapa pemeriksaan penunjang lain seperti EKG dan kateterisasi jantung.

 A. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG

 Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing membentuk titik di ujungnya, apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum (Sherwood, 2009).

 Jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompakan darah ke paru-paru, dan jantung kiri yang memompakan darah ke organ-organ perifer. Selanjutnya, setiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut, yang terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Setiap atrium adalah suatu pompa pendahulu yang lemah bagi ventrikel, yang membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel lalu menyediakan tenaga pemompa utama yang mendorong darah (1) ke sirkulasi pulmonal melalui ventrikel kanan atau (2) ke sirkulasi perifer melalui ventrikel kiri (Guyton, 2008). Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke chamber adalah vena, dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri, Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O (Sherwood, 2009). Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke chamber kanan melalui dua vena besar, vena kava, satu mengembalikan darah dari level di atas jantung dan yang lain dari level di bawah jantung. Darah yang masuk ke chamber kanan telah kembali dari jaringan tubuh, di mana O₂ telah diambil darinya dan CO, ditambahkan ke dalamnya. Darah ini mengalir dari chamber kanan ke dalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmonalis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing- masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru (Sherwood, 2009), 

Di dalam paru, darah kehilangan CO, ekstra dan menyerap pasokan segar O₂ sebelum dikembalikan ke chamber kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari kedua paru. Darah kaya O, yang kembali ke chamber kiri ini selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali paru, jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta becabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang mendarahi berbagai organ tubuh (Sherwood, 2009). Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan rendah dan beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi. Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding. pembuluh oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. 

B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

 1.  Definisi Kelainan kongenital merupakan wujud semasa atau sebelum kelahiran atau semasa dalam kandungan dan termasuk di dalamnya jalah kelainan jantung. Penyakit jantung bawaan (PJB) atau penyakit jantung kongenital merupakan abnormalitas dari struktur dan fungsi sirkulasi jantung pada semasa kelahiran. Malformasi kardiovaskuler kongenital tersebut berasal dari kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin (Libby, 2008).

 2.  Epidemiologi Penyakit jantung bawaan terjadi sekitar 1% dari keseluruhan bayi lahir hidup atau sekitar 6-8 per 1000 kelahiran. Pada negara Amerika Serikat setiap

tahun terdapat 25.000-35000 bayi lahir dengan PJB. Terdapat hal menarik dari PJB yakni insidens penyakit jantung bawaan di seluruh dunia adalah kira-kira sama serta menetap dari waktu-waktu. Meski demikian pada negara sedang berkembang yang fasilitas kemampuan untuk menetapkan diagnosis spesifiknya masih. kurang mengakibatkan banyak neonatus dan bayi muda dengan PJB berat telah meninggal sebelum diperiksa ke dokter (Merenstein, 2010). Pada negara maju sekitar 40-50% penderita PJB terdiagnosis pada umur 1 minggu dan 50-60% pada usia 1 bulan. Sejak pembedahan paliatif atau korektif sekarang tersedia untuk lebih 90% anak PJB, jumlah anak yang hidup dengan PJB bertambah secara dramatis, namun keberhasilan intervensi ini tergantung dari diagnosis yang dini dan akurat (Bherman, 2012). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun