Mohon tunggu...
KKN 012 UMY
KKN 012 UMY Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Khalayak dalam Sosiologi Komunikasi dan Peran Media Massa di Masa Pandemi Covid-19

31 Desember 2020   07:12 Diperbarui: 31 Desember 2020   07:21 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosiologi komunikasi/kumparan.com

Sebelum ke pengertian tentang sosiologi komunikasi sebaiknya kita paham juga arti dari komunikasi dan sosiologi itu sendiri, walaupun komunikasi dan sosiologi itu saling berkaitan. Komunikasi menurut Everett M. Rogers di dalam pengertiannya bisa diartikan sebagai salah satu proses, dimana ada suatu ide yang dialihkan dari sebuah sumber. 

Berasal dari sumber satu ke penerima lain atau lebih, dengan maksud dan tujuan untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan sosiologi menurut Emile Durkheim adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu.

Sosiologi komunikasi adalah ilmu untuk mempelajari atau memahami hubungan timbal balik antara media massa dengan masyarakat. Sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan yang memengaruhi antara pelaku individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok (Soekanto, 2013). 

Sosiologi komunikasi kerap digunakan atau sering digunakan untuk mengetahui dampak dari penggunaan media massa dalam pembentukan mentalitas bangsa, dalam hubungan masyarakat dengan lembaga-lembaga sosial, dan juga dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan.

Sosiologi komunikasi juga bersentuhan atau berkaitan dengan teknologi telematika, komunikasi (proses dan interaksi sosial), budaya serta bidang-bidang yang lainnya juga. Aspek-aspek sosiologi komunikasi merupakan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan komunikasi, yang dimana merupakan aspek dominan atau penting di dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek lainnya adalah telematika dan realitas. Selain memiliki aspek aspek, sosiologi komunikasi juga memiliki beberapa objek kajian lainnya seperti media massa, media sosial, budaya popular, teknologi informasi dan komunikasi, serta interaksi sosial.

Media massa/romeltea.com
Media massa/romeltea.com

Media massa masih berkaitan dengan sosiologi komunikasi. Kita juga harus paham dulu apa pengertian dari media massa itu sendiri, menurut Cangara (2002) media massa merupakan suatu alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan menggunakan alat komunikasi mekanis dari sumber pesan ke penerima pesan atau khalayak umum. 

Alat mekanis komunikasi yang dimaksud oleh Cangara adalah berbagai media massa yang ada di masyarakat seperti surat kabar, televisi, radio, hingga film. Media massa, yang biasa disebut masyarakat dengan media, merupakan istilah yang digunakan sejak tahun 1920-an untuk mengidentifikasi berbagai media atau pers.

Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 seperti yang sedang kita semua alami saat ini. Media massa menjadi peranan yang penting dalam hal menyampaikan informasi tentang virus Covid-19 dari satu orang ke orang yang lainnya. Walaupun media massa bisa diartikan sama seperti dua sisi mata pisau, satu sisi itu positif jika dipergunakan dengan baik dan disisi yang lainnya bisa menjadi negatif apabila berita atau informasi yang disebarkan merupakan berita yang hoax atau palsu.

Covid-19/kompas.com
Covid-19/kompas.com

Jika berita atau informasi yang disebarkan melalui media massa itu benar, maka bisa membantu masyarakat agar mengetahui lebih cepat mengenai wabah Covid-19 ini. Media massa juga bisa membantu pemerintah untuk membuat data statistik penyebaran orang-orang yang sudah positif terkena Covid-19, sehingga bisa lebih berhati-hati bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang berdekatan dengan yang positif Covid-19.

Akan tetapi jika berita atau informasi yang disebarkan melalui media massa itu hoax atau palsu, bisa mempengaruhi mental atau psikis dari masyarakat. Seperti contohnya yang kita semua ketahui. Banyak orang yang salah persepsi atau pengertian terkait penguburan jenazah orang yang positif Covid-19. 

Banyak masyarakat yang menolak jika jenazah orang yang positif Covid-19 dikuburkan di daerah tempat mereka tinggal. Hal tersebut menyebabkan keluarga yang ditinggalkan juga merasa kesusahan dalam memakamkan jenazah itu. Padahal jika penguburan jenazah dilakukan sesuai SOP Kesehatan, maka tidak akan bisa virusnya menular ke orang lain.

Oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang belum mengetahui pasti tentang Covid-19 ini seharusnya bisa memilah dan memilih mana berita yang benar dan mana berita yang hoax atau palsu, sehingga kita tidak berspekulasi atau menduga yang tidak baik terhadap orang-orang yang menjadi korban virus Covid-19 ini. 

Bukannya kita sebagai umat dari agama Islam sudah diajarkan bagaimana untuk selalu ber-tabayyun yang artinya mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya terhadap berita atau informasi yang kita dapat dari orang lain. Hal ini juga dilakukan agar kita sebagai masyarakat tidak mudah menyerap informasi yang tidak benar atau hoax, baik untuk diri kita sendiri maupun membagikan informasinya kepada orang lain.

Pemerintah juga mengambil langkah untuk mengatasi penyebaran informasi yang hoax atau palsu, melalui media massa dengan melakukan sosialisasi secara langsung ke masyarakat dan menyebarkan website-website yang dipercaya memang bisa diandalkan untuk menjadi rujukan masyarakat awam agar mengetahui informasi terkini terkait perkembangan wabah virus Covid-19 ini. 

Di lain hal juga, mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap situs atau website juga diterapkan agar bisa lebih aman dan nyaman dari berita atau informasi yang tidak benar adanya. Harapannya dengan ini semua informasi hoax atau palsu terkait virus Covid-19 dapat dikurangi sampai habis dan semoga pandemi virus Covid-19 cepat berlalu agar masyarakat bisa melakukan interaksi sosial seperti biasa.

Nanda Rizky Apriliansyah, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun