Mohon tunggu...
Nanda Rizki
Nanda Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Biologi- UIN KHAS Jember

Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jejak Inovatif: KKN Kolaboratif#3 Posko 057 Menilik Pemanfaatan Potensi Limbah Pepaya dengan Bapak Samholik di Desa Seputih Jember

28 Juli 2024   13:31 Diperbarui: 28 Juli 2024   13:34 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Desa Seputih Jember terdapat sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana masyarakat lokal, sekaligus Kepala Dusun Sumber Jeding yang kreatif dan memiliki kepekaan terhadap potensi pemanfaatan limbah papaya menjadi sumber daya yang bernilai tambah dalam bentuk pakan ternak. Pepaya merupakan komoditas utama yang tumbuh subur di daerah Seputih, namun tidak semua buah papaya yang dipanen memenuhi standar pasar dan seringkali berakhir sebagai limbah. Persoalan inilah yang memantik Bapak Samholik untuk mencari solusi agar limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara produktif. Sebagai bahan campuran dedek untuk pakan ternak.

Bapak Samholik yang sejak lama sudah menjadi bagian aktif dari komunitas desa, mencetuskan idenya untuk menggabungkan limbah papaya dengan dedek sebagai campuran makan ternak. Dedek merupakan salah satu pakan ternak yang biasa digunakan masyarakat untuk memberi makan ternaknya, dedek seringkali didapatkan dengan impor dari luar daerah dengan biaya yang cukup tinggi. Maka, engan memanfaatkan papaya yang berlimpah di alam sekitar mereka, tidak hanya mengurangi limbah namun juga menghemat biaya pengadaan dedek.

Gambar 2. Dokumentasi Pribadi (Pemberian makan unggas dengan hasil pengolahan campuran dedek dan limbah pepaya)
Gambar 2. Dokumentasi Pribadi (Pemberian makan unggas dengan hasil pengolahan campuran dedek dan limbah pepaya)

Untuk mengimplementasikan ide cmerlangnya tersebut, Bapak Samholik tidak hanya mengandalkan ide kreatifnya namun juga keahliannya dalam pembuatan alat untuk mencampurkan dan menghaluskan olahan pakan ternak tersebut. Alat ini dirancang sendiri oleh beliau dan dibantu anaknya yang ternyata memiliki keahlian dalam hal permesinan. Alat penggiling yang sederhana ini sangat efektif untuk mengolah campuran papaya dengan dedek menjadi pakan ternak yang berkualitas. Alat yang dirancang beliau ini tak hanya hemat biaya, waktu dan tenaga, namun juga ramah lingkungan karena memanfaatkan bahan-bahan lokal dan bahan bekas.

Inisiatif ini harus dikembangkan untuk membantu masyarakat lokal khususnya peternak unggas di desa Seputih. Karena tak hanya akses mendapatkan yang mudah terhadap pakan ternak berkualitas yang bisa di dapatkan, namun juga mengurangi ketergantungan mereka terhadap pakan ternak komersial yang mahal dan seringkali sulit untuk didapatkan. Selain itu, pengelolaan limbah papaya secara produktif juga membantu dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun