1. Potensi penurunan daya saing.
Jika nilai tukar mata uang BRICS lebih tinggi dari rupiah, hal ini dapat mengurangi daya saing produk-produk Indonesia di pasar internasional.
2. Risiko kebijakan moneter yang tidak selaras.
Setiap negara anggota BRICS memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan ketidakselarasan kebijakan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.
3. Pengaruh negatif dari negara anggota BRICS yang lain.
Indonesia harus mempertimbangkan pengaruh dari negara anggota BRICS yang lain terhadap kebijakan ekonomi dan politik Indonesia.
Secara keseluruhan, bergabung dengan mata uang BRICS dapat memberikan beberapa manfaat bagi Indonesia dalam jangka panjang.
Namun, sebelum memutuskan untuk bergabung, Indonesia perlu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut dan memastikan bahwa kepentingan ekonomi dan politik Indonesia terlindungi.
Sumber:
 "The BRICS countries: Challenges and Opportunities for the US and the Global Economy," Congressional Research Service, 11 Desember 2014, https://fas.org/sgp/crs/row/R43838.pdf
"Will BRICS countries introduce a new global currency?" China Daily, 10 November 2014, http://www.chinadaily.com.cn/business/2014-11/10/content_18885261.htm