Mohon tunggu...
Nanda Rahmania
Nanda Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Indonesia

menyuarakan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PON XX Papua Mepercepat Pembangunan Infrastruktur di Papua

24 Oktober 2021   19:52 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer: tulisan ini diminta yang bersangkutan untuk dinaikkan di kompasiana saya. Saya bertanggungjawab dan menyatakan bahwa tulisan ini asli dan bukan plagiat

Pembangunan Papua semakin terasa nyata, terlebih semenjak menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang lalu. Dimana menurut data yang ada, pembangunan Trans Papua sudah dibuat sepanjang 3.446 KM dengan status yang belum teraspal 1.712 KM dan yang sudah teraspal sepanjang 1.733 KM.

Sebagaimana yang kita ketahui, pembangunan infrastruktur ini merupakan proyek utama Presiden Jokowi yang masuk dalam proyek strategis nasional dan rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)  tahun 2020-2024. Perlu kita ketahui bersama, proyek Trans Papua ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dengan meningkatkan akses serta konektivitas daerah yang terisolasi.

Saya pribadi sangat mengapresiasi upaya pemerintah atas keseriusannya dalam membangun Papua. Kepedulian pemerintah terhadap kemajuan Papua membuat masyarakat indonesia sangat bahagia dan berharap tidak ada lagi issue Papua yang di anak tirikan. Karena telah terbukti sampai sekarang begitu banyak pembangunan-pembangunan Papua yang berhasil mengubah Papua menjadi jauh lebih sejahtera.

Pembangunan ini saya yakin akan terus berlanjut, dari pembangunan jalan sampai dengan pembangunan sekolah, perguruan tinggi, tempat keagamaan, serta pembangunan Pusat Lintas Batas Negara yang akan menjadi focus utama oleh Kementerian PUPR.

Sempat saya melihat channel Youtube 'Untukmu Indonesiaku' yang di upload 1 bulan yang lalu, channel tersebut berisikan perjalanan salah satu Staff Khusus Presiden, Billy Mambrasar yang kebetulan ia juga sebagai salah satu anak asli Papua. Sedikit saya ingin mengulas tentang anak kebanggaan Papua ini, dimana ia sering kali mendapatkan arahan Presiden Joko Widodo dan mengutusnya untuk memantau dan melihat perkembangan pembangunan Trans Papua secara langsung sehingga ia bisa membagikan perjalanannya melalui unggahan video tersebut melalui Channelnya.

Menurut saya, cara tersebut sangatlah efektif untuk menginformasikan kepada masyarakat luas mengenai hal apa saja yang telah diupayakan Pemerintah untuk memajukan Papua. Perjalanan dinas Billy di Papua dan Papua Barat selama empat bulan terakhir telah melintasi 15 Kabupaten, 66 Distrik dan 278 kampung bersama dengan Tim Bawa Perubahan (BAPER).

Begitu harunya saya mengetahui bahwa akses jalan di sana kini sudah dapat dipergunakan oleh petani dan mulai bisa memasarkan produk pertanian ke kota dengan akses pasar yang lebih cepat. Begitu banyak masyarakat yang bersyukur dan menyampaikan rasa terimakasihnya kepada pemerintah atas keseriusannya dalam membangun Papua.

Dalam video perjalanan Billy tersebut kita diperlihatkan betapa indahnya dan majunya Papua sekarang. Akses jalan kini sudah lebih mudah, perputaran perekonomian pun jauh lebih efisien. Sehingga pembangunan ini juga dapat mendorong para pelaku usaha kecil untuk terus memutarkan roda perekonomian secara sehat.

Sama seperti harapan kita semua, dimana pembangunan Trans Papua diharapkan dapat mengurangi Indeks kemahalan, mengurangi angka kemiskinan dan pemerataan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia. Saya bisa membayangkan gimana rasa bahagianya saat Papua sudah maju nanti, tidak ada lagi keluhan mahalnya biaya hidup disana, kesejahteraan merata dan tidak ada lagi yang merasa di anak tirikan. Karena pada dasarnya, sampai sekarang Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia yang selalu di perhatikan dan selalu diupayakan perihal memajukan dan mensejahterakan masyarakat di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun