Mohon tunggu...
Nanda Satria
Nanda Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Officer Mimpi Besar Indonesia Foundation

Started writing about youth, experience, and tolerance.

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Dialog Antar Agama: Yayasan Mimpi Besar Indonesia Menggelorakan Semangat Anak Muda di Makassar

4 Agustus 2023   09:00 Diperbarui: 4 Agustus 2023   09:16 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dokumentasi pribadi)

Yayasan Mimpi Besar Indonesia yang berbasis di Jakarta kembali mempromosikan kegiatan toleransi dengan melakukan kegiatan Workshop Interfaith, kunjungan ke enam rumah ibadah dan diskusi di Kota Makassar. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 29--31 Juli 2023, yang digelar dengan penuh semangat di Gedung FKUB Sulawesi Selatan dan Ruangan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Kegiatan ini terbukti sangat bermanfaat bagi peserta khususnya pemuda-pemudi kota makassar, karena di dalamnya disajikan berbagai pengetahuan yang berharga untuk kemajuan sikap toleransi dan menghargai sesama umat beragama. Dengan upaya ini, ilmu yang telah diperoleh oleh para peserta dapat disebarkan secara luas dan berdampak positif bagi banyak orang.

Pada hari pertama, yaitu hari Sabtu, 29 Juli 2023, merupakan sesi workshop tentang Interfaith Dialogue yang dipimpin oleh tim Yayasan Mimpi Indonesia dan narasumber untuk sharing session yaitu Meliani E. Murtiningsih Yeni Kurniawati, M.A (Magister Islamic Studies and Christian-Muslim Relations). 

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Sebanyak 17 peserta dari berbagai keyakinan dan daerah telah berhasil dipilih melalui tahapan seleksi baik dari kampanye digital #30DayPeaceChallenge dan undangan partisipasi dalam sesi workshop ini.

Dari kampanye digital #30DayPeaceChallenge ini, terpilih tiga peserta terbaik dari Jakarta (Regita Basri), Surabaya (Lika Nurut), dan Padang (Donni Rifki). Ketiga pemuda berbakat ini berhasil menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam mendukung perdamaian dengan mengunggah foto atau video di Instagram ataupun TikTok salama 30 hari berturut-turut sesuai dengan tema/topik yang diberikan oleh tim YMBI dengan tagar #30DayPeaceChallenge #RangkuPerbedaan. Sebagai apresiasi atas dedikasi mereka, mereka dibiayai dan diundang secara langsung untuk mengikuti kegiatan "Dialogue in Diversity" di kota Makassar.

Tujuan dari training tersebut untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang dialog, sejarah, toleransi, kebersamaan, dan keberagaman. Dengan beragamnya latar belakang dan pengalaman peserta, diharapkan mereka dapat saling belajar dan berbagi perspektif untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis.

"Kegiatan Dialogue in Diversity sangat penting sekali bagi anak muda Indonesia agar tidak mudah diprovokasi oleh isu-isu yang mengatasnamakan agama, suku, dan sebagainya. Saya percaya bahwa setiap agama mengajarkan kebaikan. Kita sebagai anak muda seharusnya menjadi agen perubahan di daerah kita masing-masing dan bisa menyebarkan hal-hal positif untuk kemajuan bersama dalam hal keberagaman dan toleransi di indonesia" kata Pendiri dan Ketua Yayasan Mimpi Besar Indonesia, Robinson Sinurat.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Dilanjutkan dengan sharing session dari pembicara yaitu Meliani E. Murtiningsih Yeni Kurniawati mengenai goals interfaith dialogue, kemudian menjelaskan sepuluh guidelines interfaith dialogue dan juga dia menyampaikan sebuah kutipan yang sangat menginspirasi dari Prof. Leonard J. Swidler.

"Hari pertama perjalanan ke Makassar cukup mengesankan. Apalagi, bertemu langsung dengan para tim, panitia lokal, serta #30DayPeaceChallenge. Saya begitu takjub dengan keragaman yang ada. Terutama pada bagian training yang mengharuskan kita untuk langsung praktek setelah diberikan materi oleh Ka Yeni. Melalui training tersebut, saya baru menyadari bahwa tindak-tanduk kalimat yang kita gunakan kepada orang yang memiliki keyakinan berbeda adalah hal yang mesti diperhatikan." salah seorang peserta Lika Nurut.

@mimpibesar.id
@mimpibesar.id
Melalui diskusi fishbowl, salah satu fasilitator dari tim Yayasan Mimpi Besar Indonesia, yaitu I Gede Pandu Wirawan, menyampaikan sebuah cerita tentang keluarganya. Dimana, dia dan keluarganya memiliki keyakinan agama yang berbeda-beda. I Gede Pandu Wirawan dan Ayahnya beragama hindu, sementara Ibu dan Adiknya beragama Kristen dan salah satu adiknya juga beragama islam. Dia menegaskan bahwa keberagamanan itu indah dan tidak ada hal-hal negatif dari keberagaman itu sendiri. Semua anggota keluarga hidup dalam damai, rukun dan kebahagiaan.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Kemudian, keesokan harinya pada tanggal 30 Juli 2023, para peserta di ajak berkunjung ke enam rumah ibadah di makassar dan berdialog secara langsung dengan pemuka agama di masing-masing rumah ibadah tersebut.

Diawali dengan berkunjung dan berdialog di Pura Giri Natha (Hindu), Klenteng Ibu Agung Bahari (Khonghucu), Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel (Kristen), Katedral Hati Yesus Maha Kudus (Katolik), Masjid Al-Markaz Al-Islami (Islam) dan berkahir di Vihara Sasanadipa Makassar (Buddha).

Melalui kegiatan ini, para peserta di undang untuk lebih memahami dan mengerti bahwa setiap agama memberikan nilai nilai kebaikan dan mereka diberi pengajaran bahwa jika ada pertanyaan tentang suatu kepercayaan, disarankan untuk langsung bertanya kepada pemuka agama.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Pada hari ketiga, Senin 31 Juli 2023, merupakan sesi seminar yang diinisiasi oleh Yayasan Mimpi Besar Indonesia dengan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar untuk pemuda di Makassar. Sebanyak lebih 80 peserta hadir dalam mengikuti seminar tersebut. Kegiatan seminar mengikuti berbagai diskusi dan membagikan pengalaman seputar kepemudaan dan isu perdamaian di Indonesia.

Sebagai pembicara dalam seminar ini, hadir tiga tokoh inspiratif, yaitu Syamsul Arif Galib, yang menjabat sebagai Sekretaris Prodi Studi Agama-Agama di UIN Alauddin Makassar, I Gede Pandu Wirawan, Presiden Youth Interfaith Community, dan Selviani Aulyah, seorang penerima beasiswa CCI 2021 di Northern Virginia Community College, USA.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Peserta seminar tersebut mendapatkan wawasan yang berharga tentang kepemimpinan pemuda yang inklusif, pentingnya membuka pikiran, serta bagaimana memberikan kontribusi nyata dalam masyarakat dan melibatkan diri dalam proses demokrasi bangsa.

Tak hanya itu, di akhir kegiatan, para peserta didorong untuk merancang aksi konkretnya di komunitas mereka masing-masing, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang keberagaman, toleransi, inklusivitas, dan kepemimpinan yang mereka peroleh.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Sebagai hasil dari seminar ini, peserta yang bernama Andi Indah Nurvadila Ahmad, mahasiswa Studi Agama-Agama di UIN Alauddin Makassar, terpilih sebagai koordinator YMBI chapter Makassar. Artinya, ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan dari seminar tidak berhenti pada diri mereka sendiri, melainkan akan mereka sampaikan kepada orang-orang di lingkungan sekitar yang belum kesempatan mengikuti kegiatan serupa.

Peserta yang telah berhasil menyelesaikan program ini akan mendapatkan sertifikat penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam mengikuti acara Dialogue in Diversity. Sertifikat ini dapat menjadi bukti pengalaman dan prestasi yang dapat mereka tambahkan dalam portofolio pribadi mereka, membantu meningkatkan nilai dan kesempatan di dunia akademik maupun profesional.

Selain itu, Peserta yang menyelesaikan program ini dimasukkan ke dalam jaringan alumni program Yayasan Mimpi Besar Indonesia. Melalui jaringan alumni ini mereka dapat berbagi cerita tentang aksi nyata dan perubahan positif yang mereka lakukan ketika kembali ke komunitas mereka. Dalam perjalanannya, Yayasan Mimpi Besar Indonesia juga berkomitmen untuk terus melibatkan para anggota alumni dalam berbagai proyek sosial dan kegiatan kemanusiaan sebagai bentuk kontribusi positif pada masyarakat luas. Dengan demikian, jaringan alumni ini dapat berfungsi sebagai wadah kolaborasi dan inspirasi bagi para anggotanya, sehingga mereka dapat terus bergerak maju dan berdampak positif di lingkungan sekitar.

Selain memberikan manfaat bagi peserta, kerjasama yang terjalin dengan Unilever Indonesia melalui program Every U Does Good Heroes #EUDGH dan pihak-pihak lainnya dalam acara ini juga membuka peluang kerjasama yang lebih luas di masa depan. Diharapkan, kolaborasi semacam ini akan menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam menciptakan perubahan sosial yang positif.

Kesuksesan acara Dialogue in Diversity ini juga menjadi semangat baru bagi Yayasan Mimpi Besar Indonesia untuk terus mengadakan acara serupa di masa mendatang, dengan harapan dapat melibatkan lebih banyak peserta dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama memperkuat toleransi dan keragaman dalam masyarakat.

Instagram (@mimpibesar.id)
Instagram (@mimpibesar.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun