"Hari pertama perjalanan ke Makassar cukup mengesankan. Apalagi, bertemu langsung dengan para tim, panitia lokal, serta #30DayPeaceChallenge. Saya begitu takjub dengan keragaman yang ada. Terutama pada bagian training yang mengharuskan kita untuk langsung praktek setelah diberikan materi oleh Ka Yeni. Melalui training tersebut, saya baru menyadari bahwa tindak-tanduk kalimat yang kita gunakan kepada orang yang memiliki keyakinan berbeda adalah hal yang mesti diperhatikan." salah seorang peserta Lika Nurut.
Melalui diskusi fishbowl, salah satu fasilitator dari tim Yayasan Mimpi Besar Indonesia, yaitu I Gede Pandu Wirawan, menyampaikan sebuah cerita tentang keluarganya. Dimana, dia dan keluarganya memiliki keyakinan agama yang berbeda-beda. I Gede Pandu Wirawan dan Ayahnya beragama hindu, sementara Ibu dan Adiknya beragama Kristen dan salah satu adiknya juga beragama islam. Dia menegaskan bahwa keberagamanan itu indah dan tidak ada hal-hal negatif dari keberagaman itu sendiri. Semua anggota keluarga hidup dalam damai, rukun dan kebahagiaan.
Kemudian, keesokan harinya pada tanggal 30 Juli 2023, para peserta di ajak berkunjung ke enam rumah ibadah di makassar dan berdialog secara langsung dengan pemuka agama di masing-masing rumah ibadah tersebut.
Diawali dengan berkunjung dan berdialog di Pura Giri Natha (Hindu), Klenteng Ibu Agung Bahari (Khonghucu), Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel (Kristen), Katedral Hati Yesus Maha Kudus (Katolik), Masjid Al-Markaz Al-Islami (Islam) dan berkahir di Vihara Sasanadipa Makassar (Buddha).
Melalui kegiatan ini, para peserta di undang untuk lebih memahami dan mengerti bahwa setiap agama memberikan nilai nilai kebaikan dan mereka diberi pengajaran bahwa jika ada pertanyaan tentang suatu kepercayaan, disarankan untuk langsung bertanya kepada pemuka agama.
Pada hari ketiga, Senin 31 Juli 2023, merupakan sesi seminar yang diinisiasi oleh Yayasan Mimpi Besar Indonesia dengan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar untuk pemuda di Makassar. Sebanyak lebih 80 peserta hadir dalam mengikuti seminar tersebut. Kegiatan seminar mengikuti berbagai diskusi dan membagikan pengalaman seputar kepemudaan dan isu perdamaian di Indonesia.
Sebagai pembicara dalam seminar ini, hadir tiga tokoh inspiratif, yaitu Syamsul Arif Galib, yang menjabat sebagai Sekretaris Prodi Studi Agama-Agama di UIN Alauddin Makassar, I Gede Pandu Wirawan, Presiden Youth Interfaith Community, dan Selviani Aulyah, seorang penerima beasiswa CCI 2021 di Northern Virginia Community College, USA.
Peserta seminar tersebut mendapatkan wawasan yang berharga tentang kepemimpinan pemuda yang inklusif, pentingnya membuka pikiran, serta bagaimana memberikan kontribusi nyata dalam masyarakat dan melibatkan diri dalam proses demokrasi bangsa.