Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hari Aids Sedunia

1 Desember 2023   23:59 Diperbarui: 2 Desember 2023   00:10 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Hari Aids sedunia, cahaya kepedulian menyinari

Duka merangkak dalam sepi, bersama harapan yang menggema

Bersatu, lawan stigma, jalin kasih tanpa batas, taktik kita menyembuhkan, menyinari masa depan

Dalam pelukan cinta, virus merayap diam, hati terluka, cinta bersemi dalam bayang gelap

Biarkan hati berdetak, tersembuh dari kepedihan itu

Virus tirani besi merajalela tak terlihat, merintangi langkah, menyelimuti kehidupan rapuh

Virus dingin memerintah, tak kenal belas kasih, kecut hati, semangat tetap bersinar terang

Di Hari AIDS Sedunia, teriakan kesadaran bergema

Bersatu melawan virus yang tak tampak

Bukan hanya virus yang perlu dihadapi

Melainkan stigma, bersama kita perangi

Hari AIDS bersinar sorot harapan

Wabah mereda, cinta menang, sejuta cerita berubah

Stigma sirna, kebersamaan menabur bunga damai

Hari AIDS bukan lagi duka, tetapi kemenangan melawan self stigma

Patuh minum ARV, kunci kehidupan terjaga

Setiap pil menyiratkan harapan, melawan angkara

Sadar Viral Load kunci undetectable bagai cocoon berganti kulit

Walaupun kekuatan mendera, pencegahan positif bangkit berdayakan diri

Kepatuhan obat ARV, melawan virus penyakit

Dengan obat yang tepat, senyum kian berbunga, cerah menyambang esok

Tunaikan ceritamu usai jemput cinta semalam, pesona yang berduri tersembunyi

Virus tak terlihat merayap di relung kenikmatan

Hati yang terlena rentan terinfeksi

Ingatlah, cinta sejati bukanlah permainan virus sembarangan

Dalam malam yang kelam, cinta sekali sentuh

Virus mencuri pelukan, tanpa belas kasihan

Jejak kasih yang cepat sirna, tinggal luka dalam diam

Hati yang terhempas, meratap pada fajar yang dingin

Cegah rimbun penuh gersang, dahan yang patah jadikan bara api

Kembara galang, melintang arang menembus kaum Gipsi

Mari bergerak bersama komunitas akhiri Aids 2030

Triple zero menghangatkan, asa cerminan diri


1 Desember 2023

Kota Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun