Kebiasaan telat bangun pagi, itu yang selalu dilakukan Dwiki semasa sekolah SMU-nya. Setiap hari kena hukuman akibat telat sampai ke sekolah. Pernah suatu hari terlihat seperti di kejar-kejar orang gila, hehe ... koq jadi lucu sekarang ngingatnya.
"Dwikii ...Dwikii, " teriak pak Yanto dari arah pos satpam.
"Iya, pak!" sela Dwiki gelagapan. Dalam hati merasa kesal kena tangkap bapak Yanto lagi.Â
"Huft ... Huft!" dengkusnya sewot.
"Maaf ... Maaf, pak Yanto! tadi ban sepeda motornya kempes," dalihnya sambil celingak celinguk ke arah ban.
"Hhmm ... Hhmm! Dwiki mulai berbohongkah?" tuding  pak Yanto dengan mengeraskan rahangnya hingga gemeretak.
"Besok suruh datang orang tuamu," perintahnya lagi.
Dwiki berjalan gontai memasuki ruang kelas dengan menyimpan rasa dongkol, bukan sekali ini pak Yanto terus mempersoalkan kehadiran wali murid.Â
"Kasian ibu lagi tidak sehat," batinnya lirih.
Dwiki terus berpikir keras, gimana caranya agar emak dan bapaknya jangan sampai dipanggil oleh guru piket tersebut. Dengan menyembunyikan rasa malu hari itu dia menghadap guru bimbingan konseling untuk menyampaikan permasalahan yang ia hadapi. Akhirnya mendapat titik temu juga, dengan membuat surat perjanjian tak mengulangi lagi. Dwiki menulis di selebaran kertas untuk ditanda tangani olehnya dan pak Yanto.