Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ibu dan Sepenggal Kisah yang Terabaikan

28 Desember 2021   23:57 Diperbarui: 29 Desember 2021   10:05 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang kebohongan adalah salah satu tanda gejala munafik. Namun, seorang ibu paling banyak menyimpan sejuta kebohongan kisah dalam hidupnya. Ibarat sebuah lilin membakar diri untuk menerangi yang lain, oh, ibu! pengorbananmu tiada tergantikan.

Perilaku ini adalah untuk menyelamatkan marwah suami dan anaknya, mungkin tidak ada yang setuju bila ada seorang ibu melakukan tindakan merendahkan diri seperti ini demi melindungi keluarganya.

Naluri seorang ibu berbicara, mengalahkan filsafat di dunia nyata.  Adapun kisah pengalaman kebohongan itu, sudah author rangkum dari beberapa sumber. Yuk, disimak kejadian yang pernah dialami oleh beberapa para ibu.

1. Ketika anak-anak mengajak jalan-jalan, sementara uang belanja di dompet sudah menjerit pas-pasan. Si anak terus merengek makan di luar dan dengan terpaksa si ibu memenuhi keinginan anaknya layaknya power of kepepet.

"Ma, adek pengen makan bakso," Si kecil nggak sabaran lagi. Aroma bakso meleleh liurku. Namun, aku masih sanggup bertahan mengingat kepentingan anak- anak yang lebih utama. Sementara, aku bisa makan bakso di lain waktu, lagian emak-emak nggak sehat makan berlemak hiburku sedikit alay.

Tetiba baksonya datang, tiga mangkok untuk tiga orang anak. Mereka sangat sumringah banget, dapat melahap bakso dengan cita rasa sepuasnya. Aku cuma kebagian aroma bakso dan tidak sedikitpun pengen menyicipinya. Walaupun berharap dalam hati andainya anak-anak menyisakan buatku, bahkan kalau ada yang meninggalin kuahnya. 

"Mah, makan yuk," ajak anakku dengan semangatnya. Kita sepiring berdua Ma, si kecilku menawari. Namun, aku masih mengelak sedemikian rupa.

 "Nggak apa apa, Nak!" sanggahku berkelit. Mama, lagi pantangan makan bakso, takut kolestrolnya naik. Hhmm,... si ibu mulai menolak secara halus.. Intinya seorang ibu rela mengenyampingkan kepentingannya demi anak-anaknya.

Menurut penulis, pada usia anak-anak perlu diajarkan indahnya berbagi dan kebersamaan. Hal ini untuk mengikis rasa ego yang akan bertumbuh kembang dengan pesat. Tiada salahnya sang ibu menerima tawaran anak-anaknya untuk sekedar menyicipi, penting untuk melatih kepekaan si anak dan empati terhadap orang lain.

2. Seorang ibu jangan disakiti hatinya. Barang-barang koleksi yang dia cintai harus dijaga dan terawat dengan baik, jangan main banting atau kasar. Ibu akan mudah tersinggung dan sensitif perasaannya.

Kejadian itu entah sengaja atau tidak di saat membereskan bunga kristal kesayangan ibu penuh kenangan. Waktu itu pas menjelang lebaran, tanpa merasa bersalah si anak mematahkan bunga-bunga kristal antik, berawal dari pot kristal lalu berlanjut hingga bunga-bunganya pecah berkeping-keping, ambyar! Hatiku remuk seiring pecahan kristal yang akan menusuk jemariku.

Namun, kuredakan amarah ini dengan menahan emosi yang membuncah hebat. Tak bisa berkata-kata hanya penyesalan tiada terhingga, sebuah kesedihan tak bisa kuuraikan dan harus tetap tegar. Aku melepaskan kehilangan barang kesayanganku.

"Ayo, singkirkan barang itu dari hadapan ibu!" Jangan kau nampakkan lagi. Terganjal rasa sakit hati mengingatnya. Aku lebih banyak diam melawan keresahan hati dan rasa sakit teramat dalam. Aku menekan diri tentang perasaanku untuk menjaga perasaannya.

3. Saat anak berkata ahh! atau nada intonasi bicara sedikit meninggi. Ibu akan diam tanpa protes. Bukan berarti takut sama si anak atau membenarkan tingkah anak yang sudah kurang sopan terhadap ibunya. Si ibu nelangsa, menghayati perasaan sedihnya. Paling berucap dalam hati," tega sekali kau, Nak! melukai hati ibumu.

Semoga cepat sadar kau, Nak!" Sang ibu akan menepis semua perasaan perih teramat dalam dengan menghibur dirinya, atau diam mengalah. Berbicara dan berdebat tidak akan ada akhirnya, yang ada sakit dada, degup jantung berenti, bahkan stroke mendadak. Seorang ibu tanpa reaksi, dia hanya menitikkan air mata pilu tak boleh ada yang tau.

Konflik batin ini hanya disimpan dalam hati. Jangan pernah berkata kasar atau dengan nada tinggi terhadap ibumu. Setetes airmatanya sangat berharga buat kalian. Dia tidak meminta harta yang berlimpah, tapi buatlah sang ibu tersenyum setiap detik, menit atau setiap hari kapan kalian sempat. Hati ibu seluas samudra, meski kau bersalah Nak, selalu ada kata maaf darinya.

4. Seorang ibu akan memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Dia hanya mementingkan kebutuhan anaknya. Kalau dulu beli parfum branded seharga dua ratus ribu, sekarang berubah menjadi 20 ribu. Angka nolnya tercecer pecah di jalan. Demi kalian si buah hatinya, dia rela mengorbankan semuanya. 

Seorang ibu tidak pernah lagi membeli baju baru bahkan saat lebaran sekalipun dengan dalih masih banyak baju-baju lama. Kenapa? hanya untuk memenuhi kebutuhan si anak hingga dia merasa bahagia melihat anaknya tersenyum. Si ibu akan berbohong dengan nalurinya sendiri, sesuatu tidak penting mengikuti fashionable, utamakan kebutuhan anak-anaknya.

5. Saat anaknya sakit si ibu tidak pernah tidur nyenyak bahkan begadang untuk merawat anaknya, meskipun saat dia sakit semua harus dirawatnya sendiri tanpa ada yang peduli. Alih-alih suami mau berbagi tugas, hingga leluasa ruang gerak si ibu dapat rehat sejenak, melepaskan rasa penat yang teramat lelah seharian.

Pekerjaan si ibu multi job, sebagai baby sister, perawat pribadi, pembantu terhormat merangkap chef dan terakhir jadi nyonyah dan lain-lain, mungkin netizen tahu sendiri, job apalagi yang disandang si ibu. Luar biasa, yah? 

Lalu, pekerjaan rumah pun menanti dan bagi si ibu karir harus membagi waktu supaya tugas-tugasnya tidak keteteran dan kena teguran.

Di sini nampak jelas saat si ibu berdalih, mengatakan tidak lelah, sengaja memperlihatkan senyum bahagia, walaupun pada kenyataannya berbeda. Terlihat ketika si ibu merebahkan kepalanya di bantal, tak lama kemudian terdengar sayup-sayup dengkuran halus yang mencapai klimaks.

 6. Setiap semester harus membayar uang kuliah yang lumayan sekarat, seumpama aku harus berbohong lagi pada si anak dengan mengatakan tenang aja, nak! Uangnya udah ibu simpan. Sakitnya tuh di sini! Bayangkan si anak sangat berharap pembayaran uang kuliah segera dilunaskan.

Namun, bukan ibu namanya kalau tidak dapat menenangkan jiwa sang anak. Berbagai cara ditempuh mewujudkan impian buah hatinya. Doa dan keringat sang ibu takkan pernah sia-sia. Untung saja uang kuliah dapat diselesaikan dengan baik meski harus "last minute." Syukurlah!

Wahai misteri sebuah hati engkau akan menjadi sebuah kisah di saat anak- anakmu tumbuh dewasa nanti. 

Author merasa banyak ibu-ibu yang menyembunyikan perasaan dengan mengorbankan kepentingan demi orang yang dicintai.

Ataukah sebaliknya di zaman tik-toker, konten pencintraan dari cover aja yang terlihat manis....Entahlah.

Terima kasih, Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun