Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Irit Boleh, Pelit Jangan!

10 Oktober 2021   17:10 Diperbarui: 10 Oktober 2021   17:13 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miracle of giving judul buku yang membuatku penasaran pingin membacanya, bahkan belum terlaksana.

Kata irit, cocok sekali diterapkan dalam hidup terutama bagi ekonomi menengah alias pas-pasan. Menghemat bisa untuk tabungan anak sekolah, cicilan beli rumah, umroh dan naik haji misalnya. 

Irit berbeda dengan pelit. Contohnya aku, irit dalam hal membeli barang saat shopping di Mall. Aku membeli barang sesuai kebutuhan, bukan membeli hanya sekedar menghambur-hamburkan duit demi gengsi mengejar branded.

Mengatur uang belanja tepat guna, dengan memiliki uang sedikit mampu memenuhi semua kebutuhan adalah suatu keberkahan hidup. Bagaimanapun mempunyai banyak uang, belum tentu sanggup mengcover apa-apa jelas itu  suatu pemborosan. 

Untuk menghindari godaan di depan mata, Auto berpedoman "kalahkan napsu, ingat malu saat terlilit di mana-mana."

Demikian juga halnya, seorang ibu rumah tangga dapat membuat manajemen keuangan lebih praktis dan ekonomis. Setiap keuangan yang masuk di awal bulan akan dikalkulasikan jumlah budget yang keluar untuk pembiayaan keperluan bulanan. 

Ada sebagian orang akan memilah-milah uang tersebut dengan cara memasukkan ke dalam amplop masing-masing dengan etiket keterangan. Sebagian lagi memasukkan dalam dompet atau sebuah celengan yang akan dimanfaatkan tiba waktunya. 

Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam mengelola keuangan. Boleh irit tapi jangan pelit suatu kata yang ber-kamuflase sangat kentara, terkadang orang sulit membedakannya.

Coba bersikaplah peduli, adakah orang-orang yang perlu dibantu, tetangga misalnya atau anak-anak jalanan. Bahkan yang membutuhkan uluran tanganmu, bantulah! Berbagi itu sangat indah

"Kebahagiaanku ikut bangkit di saat menularkan kebahagiaan pada yang lainnya" Motto Penulis Kereenn!

Kita boleh tidak berkelas dalam gaya kekinian, tetapi anak-anak harus sekolah di tempat bonafid, jujur itu suara hati orang tua. Salah satu alasan mengapa sampai saat ini, aku masih irit dari koleksi barang yang menyampah. He..he..I'm sorry...just kidding!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun