Jangan katakan enggan menyapa
Takkala sang Luna datang malu-malu
Menitip pendar berbalut jingga
Jangan pernah menolak cinta pada ujung merasa kehilangan
Berpucuk ranting tajam melukai hingga patah di dahan terserak
Dedaunan pun perlahan jatuh melambai menemui takdirnya
Hembusan angin, desiran rindu
Menapaki jejak-jejak kenangan pilu
Masih membekas sembilu menghujam relung asaku
Mematikan saraf-saraf kepekaan ini
Aku tanpa jeda
Apalagi hanya tertunduk senyap
Wahai pujangga hati
Wajahmu semu ber-kamuflase di pelupuk mata
Seribu langkah takkan kemana takkala ingkar janji bertemuÂ
Pusaran pilu, apa yang ada di benakmu?
Kini potret hidup dalam miniatur rasaÂ
Menggenggam jiwa raga demi peluh bumi pertiwi
Kebebasan hakiki hanya ilusi belenggu tiraniÂ
Rawe-rawe rantas, malang-malang putung
Kota Bireuen, 8 Oktober 2021