Berdasarkan Juknis Pelaksanaan Vaksinasi dijelaskan bahwa Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan, menurunkan angka kesakitan dan kematian, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.Â
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi pertama pada Maret 2020, dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19Â
Beberapa waktu lalu tepatnya 10 februari 2021 acara launching perdana vaksinasi covid-19 di Rumah Sakit dr Fauziah Bireuen, bapak bupati dalam sambutannya."Kita boleh saja santai menyikapinya, tetapi dunia sangat serius menangani virus Covid-19"~Â demikian mengutip pesan Bapak Muzakkar A gani yang dilansir dari media online. .
Sejauh ini bergandengan dengan tokoh publik sebagai figur yang mampu memberikan peranan di masyarakat. Mereka dari tokoh terkemuka yang dianggap penting, umumnya memiliki hierarki pendukung kharismatik. Â
Merupakan pokok utama dalam strategi komunikasi untuk menyakinkan mayarakat agar mereka berinisiatif terkait melakukan vaksinasi. Mensukseskan program vaksinasi covid-19 sangatlah bergelut dengan multi tafsir dan efek samping dari vaksin itu sendiri yang terus diuji efektivitas, keakurasian secara sempurna  Â
Tokoh-tokoh yang diusung dari berbagai pihak, baik dari dokter spesialis/umum, unsur pimpinan daerah, dari pihak Polres, Dandim, teman-teman perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.Â
Tak mau kalah para wartawan ikut terlibat langsung dalam kegiatan vaksinasi ini sebagai role model di tengah masyarakat. Tiada terlihat keraguan, cenderung tampilan sosok jiwa penuh semangat.Â
Pendokumentasian yang turut andil menghangatkan suasana keakraban di bawah naungan tali persatuan dan persaudaraan. Begitu antusiasnya masyarakat dalam merespon upaya pencanangan vaksinasi Covid-19 perdana ini.
Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di indonesia yang berusia >12 -59 tahun, tenaga kesehatan, pelayanan publik, masyarakat umum, Lansia
(lanjut usia), dan lain-lain.Sebagai garda terdepan, Â kelompok tenaga kesehatan menyiapkan diri baik secara fisik dan mental untuk berkomitmen dalam pelaksanaan vaksinasi bersama tenaga vaksinator yang telah dilatih.Â
Nakes pasca penyuntikan vaksin Sinovac dosis pertama dan kedua, selanjutnya menerima dosis ketiga sebagai booster. Vaksinasi booster diberikan setelah tiga bulan mendapatkan dua dosis lengkap atau tiga bulan setelah terkonfirmasi covid-19.
Berdasarkan pertimbangan awal, Vaksin COVID-19 Moderna hanya diperuntukkan bagi SDM kesehatan pada dosis ketiga. Namun, sekarang vaksinasi Moderna sudah tersedia untuk umum maupun ibu hamil yang belum pernah mendapatkan vaksin COVID-19. Beberapa vaksin covid yang direkomendasikan di antaranya Sinovac, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, Bio Farma dan lain-lain.
Aku sebagai vaksinator di rumah sakit daerah bekerja melayani nakes sebagai prioritas utama. Mereka begitu respek dalam kesiapannya memperoleh dosis ketiga, merupakan suatu kesempatan berharga mendapatkan vaksinasi Moderna dengan  keampuhan mencapai 95 persen. Sehingga vaksin Moderna merupakan pilihan tepat bagi sasaran yang mengerti tentang  efektivitas maksimal.
Pada penetapan vaksinasi dosis ketiga atau booster lebih memilih vaksin Moderna, perspektif vaksinator bahwa sasaran nakes adalah dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan dan nakes penunjang lainnya. Oleh karena mereka berkecimpung langsung memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, hal ini sesuai dengan surat edaran dari Kemenkes RI.Â
Dampak yang timbul akibat beredarnya rumor menakutkan mengenai efek samping vaksin cukup serius, menjadikan sasaran was-was dalam mengambil keputusan. Beberapa dukungan kebijakan sangat men-support Nakes mengikuti program vaksinasi dosis ketiga.Â
Sungguh, pengalaman deg-degan saat vaksinasi dosis ketiga yang ditujukan pada nakes (tenaga kesehatan). Moderna lebih membekas di hati, efekmu nyata terasa banget.Â
Rasa optimis sempat memacu hormon adrenalin warisan gen pejuang terpatri dalam jiwa, aku harus bertahan dengan segala kondisi saat ini, nanti dan kemudian hari. Bermula ide ketua vaksinator yang terus memanggil nama anggota tim, untuk berpartisipasi hari itu.
Di sini penulis akan berbagi pengalaman, awal mula adanya keraguan terkait rumor KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang kian gencar. Sungguh, mendapat momen yang tepat kali ini tim vaksinator tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam rangka Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia, bersama tim kami mengantisipasi KIPI bila terjadi hal diluar prediksi.Â
Efek samping menjadi momok menakutkan.Â
"Bismillah ajalah," gumamku menguatkan hati. Â
Akhirnya kami melaksanakan vaksinasi dosis ketiga dengan jenis vaksin Moderna, untuk tim vaksinator yang berjumlah sepuluh orang secara bergantian di hari berbeda.
"Semangat teman-teman," pungkas Bang Taufik selaku ketua tim.
Tiada alasan untuk menunda, seluruh hasil screening-ku sangat mendukung pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga. Setelah mendapatkan surat keterangan vaksin, kami pun saling berkabar efek samping via group. Begitu kentara reaksi berbeda diantara masing-masing, aku merasakan lemah-lunglai dibandingkan temanku lainnya, padahal kami bersamaan telah divaksinasi.Â
Rekomendasi dari beberapa tenaga medis, untuk mengantisipasi efek samping dengan obat profilaksis diminum pada malam hari dan pagi hari sebelum penyuntikan vaksin Moderna. Ada yang menganjurkan minum obat pasca penyuntikan sesuai keluhan supaya antibodi terbentuk dengan sempurna melalui proses demam yang alamiah.Â
Pengalaman penulis tentang efek samping setelah mendapatkan penyuntikan vaksin dosis ketiga dengan jenis Moderna. Keluhan dengan gejala demam, pening, mulut terasa pahit, nyeri lokal dan bengkak di area penyuntikan. Semua ini tertangani dengan obat analgetik dan antipiretik sesuai aturan.Â
Penulis hanya mengonsumsi obat sanmol sesuai petunjuk pemakaian sampai demam mereda. Obat ini mengandung paracetamol yang memiliki efek analgetik dan antipiretik sebagai obat penurun panas dan meredakan rasa nyeri. Demam dan menggigil mencapai angka 38.5 derajat celsius muncul pada hari kedua setelah pasca suntikan. Â
Selanjutnya penulis mengambil waktu istirahat baring, mengonsumsi air putih hangat, melakukan olah raga ringan dan kompres. Begitulah berbagi pengalaman dan tips dari penulis setelah penyuntikan vaksin dosis ketiga jenis Moderna. KIPI sejauh ini belum ada yang menampakkan gejala-gejala serius, semua berjalan sebagaimana mestinya. Â
Pemberitaan di media sosial tentang efek samping penyuntikan telah mengubah pola pikir masyarakat menjadi isu menakutkan. Jika ini terus terjadi akan membuat masyarakat tidak aman dan nyaman terhadap dampak kesehatan psikologis, sebagian masyarakat menghindari suasana yang mengancam kepribadian hidupnya.
Apakah munculnya setitik harapan dengan ditemukannya vaksin covid-19 ini? Masyarakat publik tentunya tidak mau menyimpan kekecewaan yang begitu mendalam. Demikianpun, pihak terkait tidak akan mempertaruhkan keamanan jiwa dari masyarakat luas. Ekspektasi sesuai dengan riil bukan tergiring ke alam yang penuh fatamorgana.Â
Inilah secuil gambaran yang dapat penulis berikan terkait proses pelaksanaan vaksinasi di kotaku, sosialisasi terus diusung untuk mengubah mindset masyarakat atas keakurasian informasi vaksinasi Covid-19.Â
Terima kasih sudah berpartisipasi dalam mensukseskan program vaksinasi Covid-19. Tetaplah menjaga 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) dan protokuler kesehatan lainnya.Â
Penulis adalah anggota tim vaksinator RSUD dr Fauziah Bireuen Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H