Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Jiwa Alay Datang Menerpaku

31 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 31 Juli 2021   06:11 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kegemaran mengoleksi jenis tanaman memiliki kebahagiaan tersendiri dengan menekuni hobi dalam keunikan tanaman. Hanya pecinta tanaman yang mengerti makna keindahan dan isyaratnya."

Dulu, aku pernah membaca cerita tentang seorang author di aplikasi biru, hingga terinspirasi menulis sebuah artikel bertajuk hobi. Aku menyukai tanaman jenis simpel dan tidak perlu mahal. Begitu sederhana yang kumiliki, sampai beberapa temanku bertanya dengan nada segan. "mbak, kenapa tanamannya beragam gini kayak merambah hutan, aja? 

Dengan mengumpuli beraneka jenis, persis layaknya si ahli riset tanaman. Kegemaranku sejak kecil membawa manfaat sampai dewasa. Namun, ada juga yang nyinyir mulutnya mengomplain tanamanku sampai menyemak, bukan omset bernilai. 

"Coba kakak tata tanamannya menurut jenis dan percantik dengan pot menarik," saran temanku si ahli desain taman. Aku ikuti sarannya, hingga tanamanku kelihatanan terawat dengan rapi dan asri. Meskipun untuk membeli pot cantik belum terlintas di pikiranku. 

Pernah temanku bilang, "Kak ea, belum sah sebagai pencinta tanaman, jika belum memiliki pot putih cantik yang lagi digandrungi para hobbies," umbarnya ngasal.

Hhmm... kata-kata mutiara siapa tuhh, seenak jidatnya aja! target masih dalam planning mengingat biaya yang harus dikeluarkan lumayan mahal. Aku tetap bersikukuh memakai pot hitam simbol kebanggaan, tanpa mau berpindah ke lain hati. 

Setiap minggu, aku sangat rajin mengunjungi nurseri di dekat rumah, hanya untuk mencuci mata. Misalkan ada yang cocok bungkus, patokan budget paling mahal 50 ribu, itu sebuah komitmen angka yang tidak boleh dinegosiasi lagi.

Begitulah sebuah prinsip, menjalani amanah pengelolaan keuangan keluarga. Perihal ini kemungkinan ada sebagian orang beranggapan, aku pelit. Yaahh! aku santai saja menyikapinya sebagai sebutan manusia planning.  

Hanya untuk mengisi kekosongan waktu dan menghibur kejenuhan hati, aku tekuni hobi berkebun. Lumayan juga banyak koleksi tanaman hiasku, ada anggrek bulan (angbul), dendrobium, auntrium wave love, jenmani, suplir, sampai jenis krokot. 

Jenis tanaman berbuah seperti jeruk, sirsak, mangga sawo, nangka dan banyak lagi. Mereka tumbuh subur di halaman belakang rumahku dengan julukan si pohon malas, sebagai penyumbang sampah dedaunan kering menambah pekerjaan.

Kami sebagai penikmat kehijauan dan semilir angin sepoi-sepoi di siang hari, nyantai aja. Namun, beberapa hari ini, aku mendapat anggrek mulai layu dan menguning. Apakah gegara penyakit jamur atau kurang perhatian dari si empunya anggrek? Duh, kasiannya aku jadi baperan terus, harus ngasih obat apa yah?

Terinspirasi dari salah satu author di media sosial, beliau setiap pagi kerap berkomunikasi dengan tanaman di kebunnya. Pagi-pagi bangun tidur selalu menyapa, " hallo sayang, apa kabar hari ini? sambil menyentuh juga membisikkan sesuatu, sehat selalu ya! sayang."

"Huhh ... pantesan tanamannya gemuk sehat dan memikat hati," gumamku perlahan takjub.

Aku baru tahu ada etika tata cara memperlakukan tumbuh-tumbuhan supaya tumbuh subur dan menyenangkan. Mereka sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan. Nah, pagi-pagi aku udah mulai lebay dengan tanamanku. 

"Assalamualaikum bunga angbul, apakabar hari ini baik-baik saja?” tanyaku sedikit grogi dengan tingkah polah yang alay, semoga berhasil membuat penghuni taman menjadi gembira dan fresh kembali. 

Cepat berbunga yah! biar hidup ini lebih indah berwarna, aku senyum-senyum over akting menatap angbul yang malas berbunga. Terkadang aku tegas bernada ancaman, awas ya! kalau malas berbunga, aku buang kalian semua dari taman ini. 

Duh, kejam banget caraku seperti tak logis, mau cari gegara dengan bunga angbul. Mereka sedemikian pasrah tanpa ada bereaksi. Kasian juga seumpama angbul itu seperti anakku yang diancam dengan nada sewot, tanpa punya perasaan,” batinku perlahan menolak perlakuan ini. 

Patut diketahui memelihara bunga anggrek membutuhkan keuletan luar biasa, butuh kesungguhan hati sang pemiliknya untuk merawat tanaman ini sepanjang masa. 

Belajar dari filosofi tanaman anggrek mengajarkan kita bahwa untuk mendapatkan bunga-bunga indah harus menjalani proses yang panjang dan usaha keras, demikian juga kehidupan untuk mendapatkan kesuksesan harus berusaha dan berdoa. Semua itu butuh daya juang keras dan pengorbanan yang tak akan sia-sia. 

Masa isolasi mandiri membuatku lebih mencintai hobi tanaman, banyak bunga krokot sudah kutanami dalam botol bekas. Pagar samping rumah pun menjadi area eksperimen yang dipenuhi macam corak warnanya. Rutinitas setiap pagi melihat tanaman dulu, lantas menyapa dan salam bahagia. 

Begitulah semestinya, kecintaanku pada tanaman membuat semangat hidup yang luar biasa, menjadi passionku di situ. 

Pesan penulis, mulailah menulis yang bermanfaat, apa yang kamu tulis akan dipertanggungjawabkan kemudian hari. Jari-jarimu adalah harimaumu, hari gini tidak ada lagi lidah atau mulut menjadi harimau. 

Sekian dulu, cerita singkat ini, siapapun yang mempunyai hobi tentang tanaman, rajin-rajinlah kampanye "Go Green." Gerakkan penanaman sejuta pohon dengan harapan menyumbangkan oksigen bebas dari polusi udara. 

Sekedar berbagi ilmu,  sharing hobi sesama pencinta tanaman, ketimbang terlibat cinta terlarang, ups! bahaya.                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun