Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Corona

11 April 2021   19:17 Diperbarui: 11 April 2021   19:28 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keangkuhanmu melampaui batas 

Remuk redam tanpa basa basi, lengang penuh air mata 

Di sini aku berdiri kaku, hanya lafadz menyayat hati mendesah luka

Tiada berbelas kasih

Takkala itu lolongan malam menggema dari lorong-lorong sunyi seakan mengajak seteru 

Terhempas gagu diam membisu 

Kau curang corona! 

Beriring hembusan angin menghantar perlahan pada kegelapan

Menghantam lalu bantai rebahku

Tanpa jejak  

Menembus bayang 

Melingkar dalam konspirasi jahat bercumbu gairah penyiksaan 

corona! 

Aku menjerit lirih dan pilu 

Ujung jalan bisu, aku dan corona tak pernah padu 

Berkonflik mengalah urung terbias 

Kaukah, corona? 

Namamu tak seindah tabiat congkakmu

Seisi dunia menangis kau masih tak peduli

Kering sudah telaga hati 

Angkuhmu melumat sumsum belulang 

Meredam amarah memuncak ubun-ubun 

Senyap, Corona! 

Kau harus enyah dari bumi angkara murka 

Keharibaan 

Pergilah .... 

Usai sudah

Jangan menoleh lagi 

Nandakyra

Bireuen, April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun