Hai, warga Jakarta, bersyukur ya bisa naik tije (TransJakarta). Murah, lumayan cepat, Â dingin lagi. Pakai AC gitu, kan. Ongkosnya hanya segini:
- Pkl. 05.00 – Pkl. 07.00 WIB: Rp. 2.000
- Pkl. 07.00 – Pkl. 24.00 WIB: Rp. 3.500
- Pkl. 24.00 – Pkl. 05.00 WIB: Rp. 3.500
Buat kamu yang baru mau nyoba tije, nyok simak 8 poin penting ini.Â
1. Naik dari/Turun di Halte TJ
Biasa nyetop bajaj, angkot atau bus reguler sesuka "gue"? Tije hanya berhenti di halte tije.Â
2. Bayar Pakai Kartu Elektronik
Bukan sok-sokan keren, tapi supaya lebih tertib administrasi. Jadi, gak terima uang tunai. Bayar ongkos pakai kartu prabayar dari beberapa bank, misalnya nih e-Money Bank Mandiri, BRIZZI Bank BRI, dan Flazz Bank BCA.Â
Kartu elektronik itu fungsinya kayak kartu ATM. Bedanya, gak perlu buka rekening bank dulu. Selama ada simpanan "uangnya", bisa digunakan. Kalau habis, bisa diisi (top up) di halte. Tapi ada biaya administrasinya 2.000 rupiah.
Ogah beli? Bisa aja nebeng sama penumpang lain. Tungguin di depan gate. Beri uang tunai pas sesuai tarif. Jangan pake 50.000. Dikira supermarket?
Cari penumpang yang lagi santai, gak terburu-buru. Dua kali nge-slash kartu makan waktu.
3. Tap kartu saat Masuk dan Keluar Hal
Foto: Dok. Pribadi
Tap kartu elektronik. Ada ketentuan baru: keluar halte pun harus tap kartu. Bedanya, saldo "uang" tidak berkurang. Mungkin untuk data statistik penumpang supaya jumlah armada di tiap koridor/jalur sebanding dengan jumlah pengguna.
4. Siap "Tije-hopping"
Naik tije murah. Murah banget. Selama tidak keluar dari halte, penumpang hanys perlu bayar 2.000-3.500 rupiah saja ke mana pun di wilayah yang masuk rute tije. Kuncinya hanya transit sesuai petunjuk peta tije.
Bertanyalah kepada petugas di halte dan petugas pintu. Ingat pepatah ini: malu bertanya, sesat di jalan.
5. Antre, Antre dan Antre
Naik tije tuh, melatih kebiasaan mengantre. Antre waktu nge-tap kartu, antre waktu naik dan turun. Antre duduk kalau tije penuh.
Sekarang tije makin keren lho. Di tiap halte ada layar monitor untuk tracking tije. Jenis armadanya (Damri gandeng atau PPD tunggal), lokasinya, berikut estimasi waktu kedatangan.
6. Kenali Bangku Prioritas
Dalam tije tersedia bangku prioritas. Kalau di tije tunggal warna biru, bangkunya ada di seberang pintu masuk. 4 di sisi kiri, 2 lagi di sisi kanan. Kalau di tije gandeng merah oranye, bangkunya 3, warnanya merah. Ada di ruang untuk perempuan. Pada kaca di bagian atasnya menempel stiker bergambar.
Gak hamil, gak bawa anak? Bukan kanak-kanak, lansia dan penyandang disabilitas tapi mau duduk di bangku prioritas? Malu dong ah.Â
Kalau terpaksa banget, boleh-boleh saja sih menempati bangku prioritas. Tapi jangan pura-pura gak tau kalau ada penumpang prioritas yang naik. Tulalit, oi, tulalit.
7. Sopan Dong Ah
Bawa tas ransel? Kalau tije penuh, gendong di dada ya supaya gak nutup jalan.
Halte yang dituju masih jauh? Minggir dari pintu, kecuali kamu mau gantian jadi petugas pintu. Ngalangin jalan keluar-masuk orang tuh.
Mau masuk atau keluar melewati penumpang yang berdiri berdesakan? Katakan, "Permisi". Jangan asal serobot sambil mingkem. Saat keluar dari bus, bilang "terima kasih" kepada petugas pintu dan/atau pengemudi. Mereka itu pahlawan transportasi kita.
8. Waspada
Tije tuh sekarang sudah jadi kendaraan favorit masyarakat Jakarta. Jadi, sering banget penuh penumpang. Apalagi di hari kerja. Sikon kayak gini bisa dimanfaatkan orang-orang jahat. *Ya jahat dong kalau bikin pelecehan seksual atau nyopet. Waspadalah, waspadalah!
Sudah jelas? Nyok naik Transjakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H