- Hal terbaik dan terindah di dunia : yang tak dapat dilihat dan disentuh, hanya bisa dirasakan dengan hati. -Helen Keller-
- Alasan kita berjuang keras adalah bukan untuk mengubah dunia melainkan untuk tidak membiarkan dunia mengubah kita
Film ini diadaptasi dari novel yang didasarkan pada kisah nyata di sebuah sekolah di Gwangju, Korea, yang ditulis oleh Kong Ji-young. Film ini sangat kuat, baik sinematografinya, sound dan suasananya semuanya terlihat seimbang. Diperankan aktor kenamaan Negeri Ginseng dan favorit saya, Gong Yoo, dan disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk, berhasil merajai box office Korea kala itu.
Seorang guru bernama Gang In-ho, baru saja mendapat pekerjaan sebagai guru seni di sebuah sekolah tuna rungu di kota pinggiran yaitu Mujin, atas rekomendasi profesornya. In Ho memiliki seorang putri dan karena pekerjaan ini dia meninggalkan putrinya bersama ibunya karena sang istri telah meninggal.Â
In-ho berusaha mendekati siswanya dan menunjukkan perhatiannya namun mereka malah menjauhinya. In ho sudah merasakan keanehan sejak pertama kali kedatangannya ke sekolah itu. Ternyata sekolah tersebut menyimpan banyak peristiwa mencekam dan mencengangkannya. Bersama seorang wanita yang bekerja di Komnas HAM di wilayah tersebut, mereka berjuang keras untuk mengungkap kejahatan si Kepala Sekolah, Kepala Admin dan beberapa guru yang melakukan kekerasan dan pelecehan seksual bahkan ada yang sampai berujung maut terhadap para siswa tuna rungu di sekolah itu. Dan untuk memecahkan masalah di sekolah tersebut, tidak hanya melibatkan pihak sekolah, tetapi juga para polisi yang korup, jaksa dan komunitas gereja setempat.
Saya belum bisa move-on dari film ini dan sangat melekat dalam pikiran. Menurut saya, film ini harus diperlihatkan ke seluruh dunia, karena bisa saja relate dengan kehidupan saat ini, bagaimana bobroknya hukum dengan para pelaku yang korup dan tidak manusiawi, dimana keadilan. Sekelompok peran yang seharusnya menjaga, melindungi masyarakat, dan menjadi teladan malah menyalahgunakan wewenangnya, betapa menjijikkannya manusia seperti ini, memanfaatkan kepolosan dan jiwa anak-anak, apalagi mereka yang berkebutuhan khusus. Sedih, takut, marah, melihat apa yang dialami para siswa dan bahkan Guru In-ho yang mengalami banyak cobaan pribadi dan mendapat tawaran menggiurkan sebagai saksi untuk berdamai dengan para pelaku kejahatan. Bisakah saya tetap teguh dan mendengarkan kata hati seperti Guru In-ho, apabila dihadapkan dengan kasus dan masalah seperti ini.
Film ini sangat menyentuh nurani kita, apalagi membayangkan ini adalah peristiwa nyata, sungguh sangat memilukan, betapa uang dapat melakukan apa saja dalam kehidupan ini, bagi mereka yang berkuasa dan memilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H