Ragukan bahwa bintang berpendar;
Ragukan bahwa matahari bersinar;
Ragukan bahwa yang benar adalah benar;
Namun jangan ragukan cinta (ibu).
-Adaptasi dari W. Shakespears-
Sekitar 5 tahun yang lalu, saya adalah seorang ibu pekerja di sebuah instansi keuangan. Saat itu saya sedang memiliki dua anak laki-laki, yaitu berumur 3 tahun dan seorang bayi yang baru lahir beberapa bulan. Saya mengambil cuti tiga bulan melahirkan.Â
Saya tipe ibu yang konvensional, kedua anak saya mendapat ASI eksklusif selama enam bulan dan berlanjut tetap ASI sampai sesaat sebelum usia dua tahun mereka.Â
Kala itu, ketika bekerja, di sela-sela jam istirahat kantor, saya selalu menyempatkan memeras ASI di botol dan menaruhnya dalam tas freezer kecil yang selalu saya bawa. Hari-hari pertama setelah selesai cuti melahirkan adalah hari yang berat; meninggalkan dua anak batita dengan seorang Asisten Rumah Tangga.
..mama kemana, kelja ya, cepat pulang ya, dada ma...kata-kata anak sulung saya.
Dia sudah mulai bisa merangkai kata-kata panjang. Saya meneteskan air mata sepanjang perjalanan pagi itu. Ketika jam istirahat kantor, sebelum makan siang, saya selalu meneleponnya, ingin mendengar suaranya, menanyakan kabarnya, apa yang telah dilakukannya.Â