Mohon tunggu...
Nancy S Manalu
Nancy S Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - I am K-lover

To understand yourself, write

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Setelan atau Petani Milenial

5 November 2021   12:49 Diperbarui: 5 November 2021   13:00 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Serikaya (Dokumentasi Pribadi)

Ketika masih lajang, saya bekerja di sebuah instansi keuangan yang kemudian ditempatkan dari Jakarta ke sebuah kota kecil di Riau. Mata pencaharian mayoritas penduduknya adalah bekerja di sebuah sektor perkebunan yaitu, sawit. 

Ada yang bekerja di perusahaan besar perkebunan sawit swasta dan ada yang merupakan pemilik/ petani sawit. Bagaimana tidak, Riau adalah salah satu penyokong sawit di negeri ini. 

Para petani ini adalah berasal dari para transmigran tahun 90-an yang pada saat itu awalnya untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, maka pemerintah melaksanakan program transmigrasi dengan sasaran pulau Sumatera dan Kalimantan dan memberikan 'stimulus' berupa lahan yang lama kelamaan menjadi hak milik para transmigran tersebut. Begitulah yang saya ketahui.

Saya yang kala itu mulai 'jenuh' sebagai karyawan tentu saja merasa tergiur dengan apa yang saya amati dari mereka apalagi ketika mulai masa panen sawit. Ahhh, sepertinya nikmat sekali datangnya duit itu....

Saya mulai terbiasa dengan suasana lingkungan dan masyarakat petani di sana dan senang berkenalan baik dengan mereka, ada sisi lain kehidupan yang baru, bisa saya nikmati dan pengalaman yang berkesan. 

Di lingkungan kantor pun kala itu, sebagian karyawan lokal adalah keluarga petani. Iseng-iseng saya pernah menanyakan kenapa mereka ini bisa-bisanya bekerja katoran sementara gaji/upah yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan mereka membantu orang tua atau mengelola langsung lahan sawit yang dimiliki. 

"Kalau kerja kantoran lebih eksklusif kesannya, mba, apalagi kalau dilihat tetangga pagi-pagi sudah berangkat pakai setelan rapi ke kantor.."

Heheh, begitu ternyata...

Balik lagi, kita bergelut dengan mindset sebagian besar 'people' di negara kita. Sudah saatnya merubah pola pikir yang tidak relevan lagi dengan jaman now. 

Sama seperti jaman saya lulus sekolah di awal 2000-an, PNS dan pegawai seragaman adalah tujuan para orang tua menyekolahkan anaknya. Sudah saatnya generasi milenial merubah pola pikir dari bekerja kantoran menjadi 'bekerja cerdas'. Tokh, sebenarnya bukti nyata petani sawit yang sukses itu sudah hadir di tengah-tengah mereka, kenapa juga masih memikirkan 'tetangga dan seragam'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun