Sepertinya sudah lebih dari dua bulan harga minyak goreng naik dan ini tentu saja cukup meresahkan kaum emak-emak dompet pas-pasan seperti saya. Biasanya kalau ke swalayan masih bisa pilih merek Sun*o tapi berhubung harga naiknya lumayan, yasudah saya memutuskan pindah merek yang penting lebih murah, seperti Fortu*e atau Rose*rand.Â
Di rumah saya kebanyak memasak ikan memang digoreng, apalagi kedua anak saya sukanya ikan yang garing, kriuk, yang masih lembek dianggapnya seperti belum masak saja. Untuk beberapa ikan yang enak dan tidak terlalu amis seperti tuna, ikan tongkol, ikan mas dan ikan gembolo bisa dimasak dengan arsik atau asam padeh tanpa menggunakan minyak goreng. Arsik dan asam padeh menurutku beda tipislah. Arsik adalah makanan khas masyarakat suku Batak (andaliman dan bawang batak adalah bumbu spesialnya) sedangkan asam padeh (masakan khas Minang) dan arsik biasanya tidak menggunakan terlalu banyak air dan dimasak sampai agak kering.
Selain itu, gulai ikan tanpa ditumis juga bisa jadi pertimbangan untuk beberapa ikan seperti : gurami, ikan bawal, kakap, nila dan mujair. Untuk beberapa ikan yang masih enak untuk disop atau dikukus seperti ikan gabus dan salmon memang sebaiknya tidak digoreng karena dikatakan akan mengurangi fungsi baik dari kedua ikan tersebut. Tetapi beberapa ikan memang sulit juga untuk tidak digoreng mengingat bau amis yang luamayan tajam dan ada yang berlendir seperti : ikan lele, ikan sereh.Â
Memasak tanpa minyak untuk sayuran sudah kami biasakan sejak lama, selalu sayur direbus langsung dengan tambahan bahan pelengkap rasa seperti bawang merah, bawang putih, tomat yang diiris atau ditumbuk halus ditambahkan dengan alternatif tahu, tofu atau tempe supaya sayurnya lebih ramai dan teksturnya beragam. Yang paling wajib memakai minyak adalah untuk tumisan sambal tetapi sebenarnya masih bisa diakalin dengan sambal yang semua bahannya dikukus dahulu lalu diblender/ dihaluskan dengan garam tanpa dimasak lagi. Dalam seminggu, biasanya saya menggoreng ikan 3 atau 4 kali selebihnya digulai, diarsik atau sop bergantian. Jadi 2 liter minyak goreng di rumah saya (4orang) bisa tahan sampai 20 hari.
Ada yang menarik ketika saya membeli minyak goreng di sebuah swalayan dekat komplek perumahan dan kebetulan berbincang dengan pemiliknya yang masih satu arisan dengan saya. "Koq minyak goreng gak turun-turun ya harganya." Si pemilik berkata : Baguslah ,bu, sebenarnya harga minyak naik, perekonomian Riau ini meningkat loh. Saya pun tertawa mendengarnya : "Tapi kami gak kerja di sektor sawit jadi kami menjerit kalau naik.Â
"Yang penting banyak yang makin baik saja bu, lha, di atas minyak, di bawah pun minyak..."katanya lagi.
Resep singkat Arsik ala Saya :
Bahan :
1. Ikan Mas 1kg (Rp 40.000)
2. Bawang Batak (Rp 5.000) dibersihkan dipotong dua
3. Asam Potong 2 bungkus (Rp. 2.000)
4. Kacang Panjang (Rp.5.000) dipotong-potong +- 5cm
5. Lengkuas +-10cm (digeprek saja)
6. Serai 5 biji (digeprek)
7. Jeruk Nipis 1 buahÂ
Bumbu Halus :
1. Andaliman (Rp. 5.000)
2. Bawang Putih 4 siung
3. Bawang Merah 8 siung ukuran sedang
4. Cabe Merah (sesuai selera)
5. Cabe Rawit (sesuai selera)
6. Kunyit +- 5cm
7. Jahe +-5cm
8. Kemiri 3 butir
Cara Memasak :
1. Bersihkan ikan Mas (saya tidak buang sisiknya) lalu diberi perasan jeruk nipis dan sedikit garam diamkan sebentar sekitar 10 menit.
2. Siapkan bumbu halus
3. Pindahkan ikan Mas ke teflon/wajan yang agak melengkung dengan menyusun serai dibawah terlebih dahulu lalu ikan mas dan disiram dengan bumbu halus diamkan sebentar sekitar 5 menit.
4. Masukkan asam potong dan bawang batak, tambahkan air sekitar satu liter lalu masak dengan api sedang. Sekitar 15 menit masukkan kacang panjang dan garam untuk mengoreksi rasanya, masak lagi sekitar 5 menit atau sampai airnya agak kering. Ikan Mas memiliki tekstur yang lembut tetapi di bagian ekornya banyak duri kecil dan halus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H