Mohon tunggu...
Nancy Tristiyaningsih
Nancy Tristiyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nancy Tristiyaningsih! Mahasiswa akhir-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesulitan Belajar Peserta Didik dan Upaya Mengatasinya di Sekolah Dasar

14 Januari 2024   19:57 Diperbarui: 14 Januari 2024   19:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh peserta didik di sekolah dasar dalam mengikuti pembelajaran, dimana peserta didik pada tingkat sekolah dasar mengikuti pembelajaran yang berbeda-beda pada setiap mata pelajaran. Hal tersebut membuat beberapa permasalahan muncul karena perbedaan setiap pembelajaran yang diberikan pada peserta didik tidak semuanya dipahami dan dapat di mengerti oleh peserta didik

Peserta didik juga merasakan adanya faktor lain yang menganggu fokus belajarnya yaitu teman yang ada dikelas, pada saat pembelajaraan peserta didik sering diganggu oleh temannya atau diajak mengobrol yang membuat mereka kesulitan dalam mendengarkan penjelasan dari pendidik. 

Faktor lain yang menghambat peserta didik dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran yang digunakan pendidik, bisa saja metode yang digunakan kurang kreatif dan membosankan sehingga dapat membuat peserta didik menjadi tidak tertarik untuk mendengarkan pendidik saat menjelaskan materiyang diberikan. 

Namun dari beberapa kendala yang dialami peserta didik ini ada kendala yang sangat berpengaruh pada peserta didik yaitu perubahan kurikulum dimana kurikulum baru diterapakan membuat peserta didik menjadi bingung dan merasa sulit untuk memahami. Seperti saat ini terjadi perubahan dari kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka yang membuat anak menjadi kesulitan belajar karena peralihan yang tiba-tiba.

 Sangat disayangkan peserta didik menjadi malas untuk belajar karena harus memahami perubahan itu dari awal, hal itu juga terkendala dimana pendidik harus mempersiapkan kembali rancangan pembelajaran yang sesuai dengan indikator kompetensi dari kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Pada kurikulum baru peserta didik juga dituntut untuk lebih aktif seperti banyaknya kegiatan yang harus dipraktekkan peserta didik lalu mempresentasikan hasil yang dipelajari pada setiap materi, peserta didik juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan argumen saat berkelompok. Beberapa metode tersebut harus dilakukan supaya menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kepercayaan diri yang tinggi pada diri peserta didik, padahal setiap peserta didik memiliki kecepatan yang berbeda dalam memahami maupun mempraktekkan sesuatu. 

Pada saat ini banyak sekali keluhan serta kesulitan belajar yang dialami peserta didik karena adanya kurikulum baru yang berdampak pada hasil belajar peserta didik, sulit bagi pendidik juga untuk memberikan arahan sebab disini pendidik juga masih belajar memahami kurikulum baru dimana setiap langkah dalam menyampaikan materi pendidik perlu mempertimbangkan segala aspek yang harus bisa dikembangkan dalam setiap pembelajaran pada materi yang ada di sekolah dasar.

Kesulitan belajar ini juga dialami banyak peserta didik karena kurangnya motivasi belajar pada peserta didik karena tidak ada yang mendorong peserta didik untuk berkembang, peserta didik dapat memiliki motivasi belajar yang tinggi apabila orang-orang disekitarnya selalu mendukung dan memberikan arahan jika hanya pendidik saja yang membantu peserta didik tidak akan cukup bagi peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi namun dari keluarganya juga perlu untuk memberikan dukungan bagi peserta didik agar termotivasi belajar terutama ibu dan ayahnya. 

Orang tua harus selalu memberikan dukungan agar peserta didik memiliki semangat tinggi untuk mengeksplor sesuatu hal baru dan termotivasi untuk selalu belajar hal baru, oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari orang tua juga agar peserta didik dapat mencapai apa yang sudah ditargetkan. Banyak kasus juga terjadi dimana sekolah yang menggabungkan anak berkebutuhan khusus dengan anak reguler diberikan pembelajaran yang sama, seharusnya anak yang berkebutuhan khusus memiliki guru pendamping serta pembelajaran ekstra karena anak yang memiliki kebutuhan khusus tidak sama dengan anak normal yang bisa mengejar setiap penjelasan pendidik sehingga pendidik harus ekstra memberikan penjelasan tersendiri pada anak berkebutuhan khusus. 

Khususnya pada anak yang memiliki gangguan pada syaraf atau autisme biasanya anak akan sering nangis dan suka teriak-teriak, sehingga jika dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus dengan anak reguler dijadikan dalam satu kelas akan menganggu proses pembelajaran yang ada di dalam kelas. 

Oleh karena itu kesulitan belajar tidak hanya terjadi pada peserta didik yang normal namun peserta didik yang berkebutuhan khusus juga mengalami kesulitan belajar karena kurangnya pendampingan yang pendidik berikan. Semua kendala diatas merupakan hal-hal yang menghambat dan membuat peserta didik menjadi kesuitan dalam belajar, oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mengatasi setiap kendala dalam kesulitan belajar yang dialami peserta didik sekolah dasar sehingga dapat memenuhi pecapaian sesuai standar kompetensi yang ada dalam kurikulum.

Persiapan yang harus di lakukan oleh pendidik yaitu merancang perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik terutama harus memperhatikan pada anak berkebutuhan khusus dimana setiap kebutuhannya bisa saja berbeda dengan anak reguler atau mungkin kegiatannya yang berbeda. Hal ini menjadi tantangan pendidik dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik saat ini dengan berbagai macam cara mengatasinya.

Ada juga sekolahan yang menyedikan bimbingan konseling dimana anak juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan isi hati yang dirasakan selama ini sehingga anak dapat bercerita apa saja kendala yang dialami, hal tersebut juga membantu pendidik dalam merancang perencanaan pembelajaran yang matang sehingga dapat membantu peserta didik memahami kurikulum baru dengan cepat dan tepat. Kesehatan peserta didik juga harus diperhatikan pendidik karena kesehatan peserta didik dapat mempengaruhi peserta didik dalam belajar.

Peserta didik yang sakit biasanya tidak mau berpikir dan belajar karena sulit memahami materi saat dalam kondisi sakit sehingga pendidik dan orang tua harus bekerja sama untuk saling menjaga kesehatan peserta didik bersama. Jika masih banyak keluhan yang terjadi akibat kesulitan belajar yang dialami peserta didik maka dapat dilakukan evaluasi bersama antara pendidik, peserta didik dan orang tua sehingga dapat menemukan titik temu atau solusi yang tepat agar dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik sekolah dasar saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun