Sebagai warga Jakarta baik itu yang asli domisili atau pendatang, tentu mengenal Pasar Baru. Pasar Baru berada di tengah kota, memiliki lokasi strategis dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum seperti KRL Commuter Line atau Trans Jakarta. Â Apakah kalian sekedar tahu atau sudah menjelajah mengenal lebih jauh pasar Baru? Ada banyak hal menarik di Pasar Baru dan sekitarnya.
Â
Stasiun Juanda
Penamaan stasiun ini diambil dari nama jalan raya yang berada di dekatnya. Stasiun Juanda, ternyata awalnya stasiun ini merupakan halte kecil yang sudah diresmikan pada 15 September 1871.
Menjelang tahun 1990-an, Stasiun ini dirombak besar-besaran dengan warna bangunan didominasi warna biru. Stasiun ini diresmikan sebagai stasiun layang di jalur segmen Manggarai_Jakarta pada tanggal 5 Juni 1992 oleh Presiden Soeharto.
Perusahan Piringan Hitam Tio Tek Hong
Pada masa kolonial piringan hitam adalah teknologi mutakhir untuk merekam audio. Tio Tek Hong, pedagang asal bumi Tiongkok, yang meletakkan jejak pertama industri rekaman di Indonesia. Â Awalnya Tio Tek Hong mengimpor piringan hitam untuk gramofon dari Amerika. Lama-kelamaan tertarik memproduksi sendiri.
Dari gedung di kawasan Passer Baroe atau Pasar Baru, Tio Tek Hong merekam lagu-lagu populer dari beragam aliran saat itu. Keroncong, gambus, hingga kasidah. Lagu-lagu itu direkam dalam bentuk piringan hitam berukuran 10 inci.
Kantor Berita Antara
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 dengan nama NV Kantor Berita Antara antara lain oleh Abdul Hakim, Djohan Sjahroezah, Albert Manumpak Sipahutar, Soemanang, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena, karena mereka merasa tidak puas dengan pemberitaan peristiwa-peristiwa di Hindia Belanda yang dibuat oleh kantor berita Aneta, terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat. Aneta bahkan sering tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga Aneta dianggap berat sebelah.
Pasar Baru
Pusat perbelanjaan ini dibangun pada tahun 1820 sebagai Passer Baroe  (Belanda) sewaktu Jakarta masih bernama Batavia. yang berpusat di Jalan Pasar Baru, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Dahulu Orang yang berbelanja di Passer Baroe adalah orang Belanda yang tinggal di Rijswijk (sekarang Jalan Veteran). Toko-toko di Passer Baroe dibangun dengan gaya arsitektur Tiongkok dan Eropa.
Isardas
Toko Isardas menjual bahan tekstil dan menyediakan jasa penjahitan jas untuk pria. Didirkan pada tahun 1929 oleh seorang pria keturunan India bernama Isardas yang kemudian dijadikan sebagai nama toko. Saat ni toko di kelola oleh generasi ketiga yaitu cucu Isardar, benama Haresh.
Tokp Isardas cukup terkenal dengan pelanggan dari politikus hingga artis. Toko pernah mengalami kebakaran besar pada bulan Februari 2018 tapi berhasil bangkit dan masih bertahan hingga saat ini.
Â
Es Krim Tropik (Tropic)
Toko es krim tua dan terkenal di Pasar Baru yang sudah ada sejak 1950-an dan masih tetap eksis hingga saat ini. Interior toko terlihat klasik seperti lampu jadul yang besar, meja kursi sampai AC yang memang sengaja di pertahankan. Selain es krim, Tropik juga menawarkan aneka masakan Indonesia dan Tionghoa.
Bakmi Gang Kelinci
Bakmi Gang Kelinci sudah ada sejak tahun 1957. Awalnya, Bakmi Gang Kelinci hanya berupa warung sederhana yang dikelola langsung oleh pendirinya,perempuan keturunan Tiongkok bernama Nyonya Fatmawati. Bakmi legendaris ini beralamat di Jalan Kelinci Raya Nomor 1-3. Restoran ini tidak beranjak dari tempat awal mula berdiri yang bermula dari warung sederhana dan sekarang memiliki 11 cabang yang tersebar di Jakarta dan Tangerang.
Bahan yang digunakan seperti ayam, jamur, sapi, dan bahan tak mengandung babi lainnya. Sementara itu, minyak yang digunakan pun bukan minyak babi, melainkan minyak sayur.
Cakwe Koh Atek
Cakwe dan Kue Bantal Koh Atek. Berdiri sejak tahun 1971, toko legendaris ini bernuansa warna hijau terang. Sejak pertama buka hingga kini, toko ini tidak pernah berpindah dari tempatnya yang berlokasi di Jalan Belakang Kongsi Nomor 31 dekat Bakmi Gang Kelinci.Â
Kelebihan cakwe dan kue bantal dibeli akan tetap terasa renyah dan gurih walaupun sudah beberapa jam setelah digoreng. Rahasianya terletak dari minyak yang digunakan pakai minyak kelapa murni, bukan pakai minyak kelapa sawit sehingga hasil akhir jauh lebih renyah dan tidak berminyak.
Bakmi Aboen
Tak jauh dari Cakwe Koh Atek yang terletak di belakang Bakmi Gang Kelinci, di bagian ujung gang sempit ini terdapat kedai mie Bakmi Aboen. Nama Aboen berdiri sejak tahun 1962 diambil dari nama pemilik kedai yang masih eksis hingga sekarang.Â
Menu utama yang ditawarkan ada bakmi non halal, seperti bakmi campur babi char siu dan babi goreng, dengan daging ayam cincang, bakso sapi, hingga pangsit goreng sebagai pelengkapnya.
Toko Roti Bistro
Toko Roti Bistro berdiri sejak tahun 1980-an. Letaknya ada di deretan Food Court di Metro Atom Plaza. Meski toko roti ini kecil, namun selalu ramai pengunjung yang ingin mencoba roti ini. Menu yang paling terkenal yaitu Roti Sobek 5 rasa. Roti ini berbentuk bulat berukuran besar dengan isian coklat, keju, vanila, srikaya, kopi, dan coklat kacang.
Â
Klenteng Sin Tek Bio
Klenteng Sin Tek Bio atau yang lebih dikenal dengan nama Vihara Dharma Bakti merupakan salah satu klenteng kedua tertua di Jakarta berdiri sejak 1698. Klenteng Sin Tek Bio terletak di sebuah gang kecil, di kawasan Gang Kelinci, Pasar Baru. Klenteng telah berdiri lebih lama dari Pasar Baru yang didirikan tahun 1820. Bangunananya terhimpit dengan restoran dan pemukiman penduduk.
Â
Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Â Pniel
Di pasar baru terdapat gereja peninggalan zaman Kolonia yaitu GPIB Pniel atau yang sering dikenal dengan Gereja Ayam. Arsitektur gereja ini dirancang oleh Ed Cuypers dan Hulswit. Gereja ini dibangun antara 1913 dan 1915. Julukan Gereja Ayam diberikan karena di atap gereja ini diletakkan sebuah petunjuk arah angin yang dibuat berbentuk ayam.
Gedung gereja yang sekarang sudah merupakan perluasan dari bangunan yang asli yang pertama kali didirikan pada 1850, yang saat itu merupakan sebuah kapel kecil. Arsitek Cuypers dan Hulswit memugarnya dengan menggunakan perpaduan gaya Italia dan Portugis dan memperluasnya sehingga dapat menampung hingga 1.500 orang.
Menarik bukan? Dengan berkunjung ke Pasar Baru kita bisa mendapatkan banyak hal mulai dari wisata belanja, wisata sejarah, religi hingga wisata kuliner. Jadi kapan kamu main ke Pasar Baru?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H