Mohon tunggu...
Nancy Susilawati
Nancy Susilawati Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

Saya bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendidikan. Di waktu senggang saya mengisinya dengan melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang menarik. Aku menikmati perjalanan ke berbagai tempat menarik di Indonesia atau luar negeri. Menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan, mengenal budaya, makanan, lingkungan baru dan banyak hal lain yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

GKI Kwitang, Gereja Tertua di Kwitang yang Merupakan Bangunan Cagar Budaya

13 Maret 2024   11:05 Diperbarui: 13 Maret 2024   11:09 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa tua Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kwitang dan dijadikan bangunan cagar budaya nasional? GKI Kwitang merupakan bangunan peninggalan Hindia Belanda.

Jemaat di gereja ini bermula dari pengutusan Zendeling E. Haan oleh Christelijke Gereformeerde di Nederland pada tanggal 19 Desember 1873 untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus kepada orang-orang Belanda di Batavia. Khotbah pertamanya disampaikan pada tanggal 7 Agustus 1874 dalam bahasa Belanda kepada jemaat, yang meski belum punya organisasi gereja secara resmi, namun sudah dikenal sebagai 'Christelijke Gereformeerde Kerk van Batavia'. Baru pada tanggal 8 Juli 1877 diresmikan adanya jemaat di Kwitang, yang terdiri dari suku-suku yang ada di Hindia Belanda yang sudah menetap di daerah tersebut.

Selanjutnya Zendeling E. Haan membeli rumah bambu di Kampung Kwitang, yang kemudian dijadikan pastori. Berkat bantuan Ny. R. Rijks, Nn. Hofland dan Ny. Blankert, di halaman pastori dibangun kelas sekolah dan rumah ibadah sederhana dari kayu murahan. Kebaktian pertama terlaksana pada tanggal 5 November 1876 dan dihadiri sekitar 50 orang.

Pdt. E. Haan (1873-1886) kemudian digantikan oleh Pdt. D. Husying. Ia membeli sebidang tanah di pinggir Jl. Kwitang yang merupakan lokasi gereja sekarang dari seorang wanita Tionghoa untuk harga sebesar f 11.500,-  pada tahun 1886. Pdt. Husying membangun ulang gereja dengan lebih besar di lokasi tersebut karena gereja bambu yang dibangun kurang lebih sepuluh tahun sebelumnya di Kampung Kwitang (1876) sudah reot.

Selanjutnya bangunan gereja ini dirancang ulang oleh arsitek F.L. Wiemans  pada tahun 1921 dan direnovasi pada tahun 1924 dengan tetap mempertahankan ruang utama. Bangunan ini bergaya Indische Empire Style. Indische Empire Style, adalah suatu gaya arsitektur kolonial yang berkembang pada abad ke 18 dan 19, sebelum terjadinya "westernisasi" pada kota- kota di Indonesia di awal abad ke 20. Ciri khas arsitektur ini, yakni denah simetri, dinding tebal, langit-langit tinggi, lantai marmer, di tengah ruang terdapat central room besar yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang.

Gereja menempati di lokasi yang sekarang sejak tahun 1886, sudah cukup lama dan bersejarah sehingga pemerintah menetapkan sebagai bangunan cagar budaya. GKI Kwitang baru saja melakukan pemugaran kembali pada tahun 2017-2022 dan diresmikan pada tanggal 11 Agustus 2022 seperti yang tertera di papan narasi gereja. Sebagai bangunan cagar budaya yang sudah berusia ratusan tahun pemugaran tidak merubah bentuk asli bahkan air conditioner (AC) di pasang tanpa telihat oleh pandangan mata tapi kesejukannya tetap bisa dirasakan sehingga umat bisa beribadah dengan nyaman.

dokpri
dokpri

Jika saudara umat nasrani berada di daerah Kwitang dan ingin beribadah bisa datang ke GKI Kwitang atau sekedar berkunjung ingin melihat dan menikmati keindahan arsitekturnya, GKI Kwitang sangat terbuka bahkan mulai dari pintu depan satpam dengan ramah menyambut tamu yang datang, tidak kalah ramahnya dengan satpam di bank swasta. Umat bisa beribadah di bangunan yang bersejarah dan indah dengan tenang walau lokasi gereja di pinggir jalan .

Alamat lengkap GKI Kwitang di  Jalan Kramat Kwitang No. 28, RT.1/RW.4 Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun