Kedua, orientasi ekstensial. Alasan ini biasanya saling bersangkut pau dengan orientasi material. Pada umumnya, mereka yang mengejar uang juga mengejar ketenaran. Nah, alasan untuk mendapatkan ketenaran atau popularita inilah yang biasanya kita inginkan saat kita sedang menciptakan suatu karya.
Ketiga, orientasi personal. Nah, ini alasan bagi mereka yang biasanya mempunyai sesuatu yang dipendam di hati. Mereka pada umumnya menulis untuk mencurahkan isi hati mereka yang bisa menyangkut dunia romansa, keinginan, mimpi, sindiran untuk golongan atau indivdu, dan masih banyak lagi.
Keempat, orientasi sosial. Alasan ini biasanya digunakan bagi mereka yang mempunyai jiwa kepahlawanan yang ingin mengubah dunia ke jalan yang lebih baik kedepannya. Salah satunya adalah dengan mengubah pola dan cara berpikir masyarakat dengan membaca hal-hal yang mereka tulis dan terbitkan.
Kelima dan yang terakhir adalah orientasi spiritual. Orang-orang yang menulis dengan alasan ini biasanya menginginkan masyarakat luas yang membaca karya tulisnya dapat terbimbing dan semakin dekat dengan tuhan serta agama mereka masing-masing.
Nah, karena masih banyak lagi yang ingin aku bahas, aku akan menerangkan how dengan singkat, ya. How atau bagaimana adalah pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri. Pertanyaan ini menanyakan bagaimana cara kita dalam mentuntaskan karya kita dengan kualitas yang terjamin dari awal kita menulis. How juga terkadang menanyakan langkah-langkah yang disertakan dengan kerinciannya.
Lalu, aku akan membahas mengenai pertanyaa yang mengatakan "berapa lama , sih, waktu yang kita butuhkan untuk menciptakan karya tulis yang WOW jika kita adalah penulis yang baru saja bergabung?".
Lama waktu itu bergantung pada diri kita sendiri. Tergantung pada niat dan usaha yang kita keluarkan. Untuk menjadi penulis yang baik, ada beberapa hal yang tidak bisa kita abaikan.
Pertama adalah membaca. Apa jadinya jika kita mau menuliskan sesuatu yang akan dikenang tetapi kita sendiri jarang atau bahkan tidak pernah membaca? Dengan membaca, kita akan lebih mudah mendapatkan ide dan inspirasi. Dari buku, aku juga belajar bagaimana penulis-penulis menjadi terkenal kerena buku-buku mereka. Kita bisa mempelajari berbagai hal lain seperti penulisan buku secara menarik dan lain sebagainya.
Kedua adalah mendiskusikan sebuah gagasan yang ada dalam otak kita dengan orang lain. Sering kali kita mendapatkan gagasan baru atau topic baru dalam menulis sesuatu, mendiskusikannya dengan orang yang dekat dengan kita adalah langkah yang bagus. Dengan begitu, kita dapat mengembangkannya dengan mudah dan menambahkan hal-hal menarik lainnya. Saranku, lebih baik kita menceritakannya dan mendiskusikannya dengan orang yang mempunyai hubungan jelas dengan kita atau orang yang sudah kita kenal. Kenapa? Karena jika kita mendiskusikannya dengan orang yang tidak benar-benar kita kenal, dan lain sebaginya, bisa-bisa kita kecolongan (kena curi).
Ketiga adalah look and feel atau melihat dan merasakan. Apa sih maksudnya melihat dan merasakan? Melihat dan merasakan maksudnya adalah melihat sesuatu sebagi sumber inspirasi kita. Mulai dari membaca buku, monoton film, melihat suatu gambar atau lukisan, dan lain sebagainya. Merasakan maksudnya adalah merasakan gambaran dari kehidupan kita sehari-hari. Dengan membuat diri kita lebih peka terhadap lingkungan, kita dapat dengan mudah menggambarkan suatu suasana dalam cerita yang kita buat. Juga, suasana tersebut akan terasa lebih hidup.
Tekahir adalah belajar dari pengalaman orang lain. Banyak nih penulis-penulis terkenal yang memposting biografi mereka dan menuliskan perjalanan mereka menjadi penulis yang spektakuler. Dengan membaca kisah perjalanan atau pengalaman-pengalaman mereka, kita akan dapat gambaran seperti masalah-masalah yang akan datang menjelang karir kita menjadi penulis beserta dengan cara-cara aau tips dalam menghadapinya. Kita juga kerap kali akan merasa termotivasi dengan membaca perjalan hidup seseorang.