Yeah, aku akan membiasakan melakukan pengenalan di setiap awal artikel. Soo, salam kenal lagi! Aku Nayla Yuripatasha, manusia yang tertarik pada Mitologi Yunani Kuno. Kalian bisa memanggilku Nayla, Nay, Nayuri, Nayla Yuri, Yuri, Nayur, Tasha, pokoknya apapun itu yang penting sama nama panjangku.
Beberapa bulan lalu, aku sudah menulis satu artikel mengenai salah satu tokoh dalam Mitologi Yunani Kuno. Yep, itu adalah Sang Raja Penguasa Langit, Zeus bin Kronos bin Ouranus (Ha. Ha.)
Jika waktu itu aku menuliskan biografi, kali ini aku akan menulis salah satu peristiwa dalam Mitologi yang cukup heboh dan memiliki versi yang berbeda-beda.
Kalian sudah tahu mengenai dewa penguasa lautan? Aku sudah membicarakannya beberapa kali saat membahas biografi Zeus. Nah, dewa ini adalah Poseidon.
Dia adalah Oceanus. Dan, yeah, sejauh ini aku baca-baca mengenai Poseidon belum pernah aku nemu data yang mengatakan kalau Poseidon memiliki 12 putri yang berupa mermaid da membenci musik.
Oke, kita lanjoet saja ke tokoh kedua yang akan kubahas di artikel ini. Kalian ingat soal seorang dewi super pintar yang lahir dengan cara keluar dari kepala Zeus? Benar, itu adalah yang mulia Dewi Athena. Dewi perang dan kebijakan atau apalah itu.
Sip, pengenalan singkat akan dewa dan dewi yang akan dibahas di artikel kali ini. Sekarang, kita langsung aja minggat ke ceritanya.
Pada masa berkuasanya dewa dewi Yunani, memiliki dan menguasai suatu kota adalah hal yang pasti dimiliki setiap dewa maupun dewi. Â Kenawhy? Ketika seorang dewa atau seorang dewi menguasai suatu kota, kota itu akan menjadi miliknya.
Manusia-manusia di kota itu otomatis akan menyembahmu. Mereka akan tunduk padamu. Kau akan menjadi raja mereka. Mereka akan membangun altar untukmu, menyediakan sesajian untukmu, membangun patungmu, dll. Kota itu otomatis akan menjadi milikmu. Sebagai gantinya, kau akan mengasihi mereka. Kau akan memberikan berkahmu pada mereka, dll.
Bagaimana dengan dewa favoriteku, Poseidon? Ketika dewa lain sudah memiliki kota mereka masing masing, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu, ia belum memiliki satupun. Itupun membuatnya ingin memiliki satu kota untuknya.
Poseidonpun akhirnya memutuskan untuk pergi ke sebuah kota. Kota itu adalah ibu kota Attica, salah satu kota terbesar di Yunani.
Poseidon muncul di akropolis kota itu. Ia menghantamkan trisulanya di batu terdekat yang ada di dekat sana dan berteriak pada massa yang sudah muncul di bawahnya.
Ia berteriak bahwa ia adalah Poseidon dan ia datang untuk menjadi patron atau pelindung kota tersebut. (Ya, aku kelewat lupa menceritakan tentang pelindung kota. Menguasai sebuah kota itu berarti kau juga melindungi kota tersebut.)
Tak ada yang berkomentar.
Tak lama berselang, Athena, Dewi kebijakan muncul dengan baju tempurnya. Ha. Ha. Poor Poseidon. Sepertinya Athena sudah lebih dulu membooking kota itu.
Warga kota tersebut mulai tergagap gagap dan ketakutan. You know wut? Memilih diantara dua dewa maupun dewi adalah hal yang menakutkan. Misalkan, bila kau memihak pada A, kau tak bisa menyingkirkan kemungkinan bahwa B akan marah besar padamu dan mengutukmu. Tak begitu adil, bukan? Yeah, begitulah dewa dewi dahulu.
Akhirnya, Athena mengusulkan sesuatu. Ia mengusulkan untuk mengadakan sebuah kontes atau apapun itu. Kedua dewa harus memberikan sebuah hadiah untuk kota tersebut. Dewa atau dewi yang memberikan hadiah terbaik akan menjadi pelindung kota tersebut sekaligus pemenang.
Sedangkan yang kalah akan menerimanya dan angkat kaki dengan damai. Warga kota sendiri yang akan menjadi juri. Atau kurang lebih begitu (nilaiku di materi mendeskripsikan sesuatu pas-pasan. Jadi mohon maaf bila aku mendeskripsikannya dengan acak kadul.)
Poseidon, yang terlihat masih ingin merebut kota dengan cara yang brutal akhirnya menyadari bahwa beribu pasang mata manusia sedang memperhatikannya. Poseidonpun tak punya keputusan lain selain menerima tantangan Athena. ( Ku tahu, disudutkan itu menyakitkan)
Poseidon dan Athena memutuskan bahwa Poseidon yang akan mendapatkan giliran pertama untuk mempersembahkan hadiah kepada kota tersebut.
Poseidon menghabiskan beberapa waktu untuk berpikir mengenai hadiah apa yang akan ia berikan kepada kota beserta penduduknya tersebut.
Setelah lama berpikir, Poseidon mengangkat trisulanya dan menghantamkannya ke tanah, lalu---BOOM! Â Muncullah beberapa mahluk yang indah.
Mata-mata memandangi mahluk tersebut. Mahluk-mahluk itu memiliki 4 kaki dan tubuh mereka tertutupi rambut. Mereka memiliki satu kepala dan satu ekor berambut. Warna rambut mereka berbeda beda.
"Ku namakan ini kuda!" Kata Poseidon atau kurang lebih begitu. Ia menjelaskan sedikit mengenai "kuda". Ia menjelaskan bahwa kuda dapat mereka tunggangi dan apapun itulah.
Manusia-manusia berteriak dan bertepuk tangan dengan sopan.
Sebentar--- aku pernah berkhayal menjadi putri Poseidon karena dia sangat keren dan apalah itu. Namun, jangan pikir aku mau jadi saudari dari "KUDA" dan kau tahu apa? Kau pernah dengar soal kuda bersayap atau pegasus? Hasil anak pinak dari Poseidon dan Medusa? Ya, aku tak pernah berkhayal untuk menjadi saudari dari BiNaTaNG.
Lupakan yang tadi.
Oke, sekarang mari kita tengok Athena. Ia mengangkat tangannya dan--- ADAKADABRA! SEBUAH POHON!
HIYAHIYAHIYAHIYA.
Poseidon be like: "Nice try, better luck NEXT TIME!"
Okeoke.
"It's an olive tree, ya dumb--- Sorry for that." Kata Athena.
Athena menjelaskan banyak hal mengenai pohon zaitun yang ia ciptakan. Terutama mengenai dalam bidang agraris, dkk. Â Dan tentu--- penghasilannya dalam bentuk M. O. N. E. Y.
Poseidon for sure like an idiot even he is mah cool vroh.
Jadi, seperti yang sudah tergambar di otak kalian yang cerdas, Athena memenangkan kompetisinya dan ia layak menjadi pelindung kota tersebut. Yep, kalian benar. Karena itu pula kota tersebut dinamakan kota Athena!
Jadi, tak lama berselang Poseidon lupa akan janjinya. Ia menghukum kota tersebut dengan mengirimkan seekor monster laut di sekitar perairan kota tersebut. Penduduk kota atau Athenianspun akhirnya dengan bijak memilih untuk membangun patung Athena dan Poseidon sebagai tanda perminta maafan dan penghormatan.
Ya knoe wut? The temple is still there until now, dude! Anyone please take me there :)
Okay, sekian dongeng penuh makna ini. Jika garing dan tak nyambung atau salah salah, maafkan saya. Sejujurnya bukan saya mengetik ini. Namun, jari saya yang mengetik semua ini.
See ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H