Mohon tunggu...
Nana Yuliani
Nana Yuliani Mohon Tunggu... Guru - SMAIT Ibadurrohman Tasikmalaya, Ibu Profesional Tasikmalaya

Passionate di bidang ekonomi dan keuangan syariah, senang sharing tetang parenting dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR

9 Desember 2022   09:13 Diperbarui: 9 Desember 2022   10:05 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Best Practice ini disusun sebagai kegiatan refleksi pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Kategori 2, tahun 2022.

Tujuan Pelaksanaan PPL Meningkatkan motivasi, kemampuan HOTS, dan hasil belajar dengan karakteristik peserta didik yang berdiferensiasi pada mata pelajaran Ekonomi menggunakan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning.

SITUASI

SMAIT Ibadurrohman Tasikmalaya sekolah yang menerapkan sistem boarding school di mana kondisi pembelajaran yang terjadi di antaranya:

Kondisi dari aspek Peserta Didik

  • Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran relatif rendah. Kurang aktif dalam diskusi dan tanya jawab serta mengandalkan peserta didik yang dianggap cerdas dalam kegiatan kelompok.
  • Fokus belajar rendah. Disebabkan faktor internal peserta didik yakni motivasi dan kesiapan belajar yang rendah, juga dari faktor eksternal yakni padatnya kegiatan asrama yang menyita energi peserta didik.
  • Hasil belajar yang relatif rendah. Ketuntasan pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi berkisar 65-70% dari jumlah peserta didik.

Kondisi dari aspek Pendidik

  • Pendidik menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan berperas sebagai sumber belajar utama sehingga kegiatan pembelajaran bersifat teacher centered dan kurang mengoptimalkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
  • Kondisi dari aspek sekolah (sarana-prasarana pembelajaran)
  • Terbatasnya penggunaan TPACK dalam kegiatan pembelajaran karena fasilitas TIK/sarana pembelajaran belum memadai.

Kondisi/situasi dan permasalahan pembelajaran yang ditemukan pada mata pelajaran Ekonomi di SMAIT Ibadurrohman Tasikmalaya tentu bukanlah permasalahan yang asing bagi para pendidik, sehingga praktik ini penting dibagikan agar pendidik lain dapat mengambil hikmah dari praktik yang telah dilaksanakan.

Pendidik sebagai manager dan fasilitator utama dalam kegiatan pembelajaran, diharuskan untuk mampu menyajikan pembelajaran dengan model dan pendekatan yang dapat mengoptimalkan aktivitas dan partisipasi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dianggap dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik karena dalam model ini, peserta didik diarahkan untuk menggali permasalahan serta melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan permasalahan. Sehingga penulis menyusun best practice pelaksanaan praktik pengalaman lapangan ini dengan tujuan Meningkatkan motivasi, kemampuan HOTS, dan hasil belajar peserta didik dengan karakteristik peserta didik yang berdiferensiasi pada mata pelajaran Ekonomi menggunakan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning.

 

TANTANGAN

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian tujuan baik dari aspek pendidik, peserta didik maupun dari sarana prasarana pembelajaran yang tersedia.

Tantangan dari aspek peserta didik

  • Keragaman (diferensiasi) karakteristik peserta didik, di antaranya dari kemampuan dan kesiapan belajar
  •  Rendahnya penguasaan kemampuan abad 21 (Critichal thinking, Collaboration, Creativity, Communication) yang dimiliki peserta didik
  • Rendahnya kemampuan literasi numerasi
  • Rendahnya minat dan motivasi belajar

Tantangan dari aspek pendidik di antaranya

  • Kemampuan pedagogik pendidik yang belum optimal sehingga selama ini belum menggunakan pembelajaran inovatif masih menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah.
  • Belum terampil dalam menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai (RPP, LKPD, Media, perangkat evaluasi dll)

Tantangan dari aspek sarana prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah di antaranya ketersediaan proyektor yang terbatas, akses internet yang belum masuk ke kelas, serta peraturan yang melarang peserta didik membawa gawai ke sekolah, sehingga penerapan TPACK dalam pembelajaran sangat terbatas.

AKSI

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pendidik menyusun langkah aksi dalam pelaksanaan PPL sebanyak 4 siklus sebagai berikut

Pendidik memilih model problem based learning dengan karakteristik yang berbeda setiap siklusnya. Rincian strategi dan aksi tersebut adalah:

  • Memilih model problem based learning sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
  • Menyajikan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching & Learning/CTL) agar peserta didik mendapatkan pembelajaran relevan dengan kesehariannya dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
  • Menerapkan flipped classroom untuk membantu keterbatasan penyajian media kepada peserta didik.
  • Menyajikan pembelajaran berdiferensiasi dengan mempertimbangkan kesiapan belajar peserta didik.
  • Pendidik menyajikan media yang menarik, berupa video dan grafik untuk mestimulasi peserta didik dalam menggali permasalahan dan melatih kemampuan literasi numerasi.
  • Pendidik menyajikan ice breaking sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik saat fokus di kelas mulai menurun.
  • Peserta didik yang presentasi dipilih secara acak (number head together), sehingga seluruh anggota kelompok mempersiapkan diri dan tidak saling mengandalkan teman.
  • Peserta didik senantiasa diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan dalam berbagai kesempatan.

Langkah-langkah yang dilaksanakan tersebut merupakan kegiatan kolaborasi antara peserta didik subjek utama dalam kegiatan pembelajaran, pendidik sebagai fasilitator didukung dengan sarana/fasilitas yang tersedia berupa proyektor.

Materi/sumber yang digunakan dalam kegiatan di antaranya RPP, media pembelajaran berupa video dan presentasi canva, lembar kerja peserta didik, dan juga lembar evaluasi.

REFLEKSI HASIL & DAMPAK

Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan PPL, didapatkan hasil bahwa pelaksanaan aksi dan strategi yang direncanakan telah efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Terdapat peningkatan aktifitas pembelajaran, motivasi dan hasil belajar peserta didik. Ringkasan hasil pelaksanaan aksi dapat dilihat melalui grafik berikut ini,

Dok pribadi
Dok pribadi

Namun demikian, masih terdapat kekurangan pada aspek kemampuan HOTS, Literasi numerasi dan keterampilan abad 21 yang masih perlu bimbingan lebih lanjut dari pendidik, karena siswa masih kesulitan dalam proses mengidentifikasi masalah, juga mengajukan dan menjawab pertanyaan HOTS. Faktor utama kurangnya capaian kemampuan HOTS adalah kemampuan peserta didik yang belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS sehingga sempat mengalami kesulitan dalam aspek-aspek yang memerlukan HOTS pada pembelajaran.

Respon Terhadap Pelaksanaan Rencana Aksi:

  • Respon peserta didik terhadap aksi yang dilaksanakan menyatakan senang dan antusias dengan kegiatan pembelajaran yang dinilai baru, peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran di kelas menjadi lebih seru dan berkesan.
  • Respon teman sejawat terhadap aksi ini sangat setuju, mengapresiasi dan mendukung penerapan model, metode dan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemilihan model pembelajaran, persiapan pembelajaran, penyajian media, dan pengelolaan kelas yang tepat efektif dalam meningkatkan aktivitas, partisipasi, motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga pendidik perlu mempertimbangkan keberlanjutan kegiatan/aksi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari.

Rencana Tindak Lanjut

Setelah mengetahui hasil dari pelaksanaan aksi, pendidik perlu menyusun rencana tindak lanjut diantaranya,

  • Tetap melaksanakan pembelajaran dengan model-model inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi yang diajarkan.
  • Pendidik perlu mempersiapkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran demi hasil yang optimal baik penyusunan rencana, media, bahan ajar, LKPD, evaluasi, mapun strategi pengelolaan kelas yang efektif.
  • Pendidik harus jeli terhadap diferensiasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Penyajian pembelajaran berdiferensiasi dapat mengoptimalkan potensi belajar peserta didik.
  • Pendidik perlu melakukan sinergi baik dengan pihak sekolah maupun ekspert dalam penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang terjadi.
  • Pendidik harus senantiasa terbuka pada ilmu, meningkatkan kompetensi dan kecakapan diri dalam rangka mendampingi kegiatan pembelajaran peserta didik agar lebih berkualitas

Disusun oleh: Nana Yuliani

Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 2 Tahun 2022

Pendidikan Ekonomi, Universitas Pasundan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun