"Sensasinya beda, karena kita menyentuh kertas yang sama, aroma yang sama. Lagian dengan surat, aku jauh lebih bebas mengungkapkan rasa".
* * *
Mungkin hanya aku, lelaki terakhir di abad ini yang masih menerima surat. Meski ini surat cinta terakhir.
* * *
Di pusaramu aku bersimpuh. Abadilah kau disana.
Aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H