Belum genap satu bulan, pemeritahan baru Indoneisa dilantik. Dengan kabinet merah putihnya, pemerintahan baru telah memulai kerja mewujudkan visi dan misinya presiden dan wakil presiden 2024-2029. Satu dari sekian banyak yang harus diwujudkan adalah bagaimana peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia melalu implementasi kurikulum yang adaftif. Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia masih di bawah rata-rata negara OECD. Apakah Kurikulum merdeka dapat menjadi solusi untuk meningkatkan prestasi siswa Indonesia?
Sekilas tentang Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka adalah sebuah konsep pembelajaran yang memberikan fleksibilitas dan otonomi yang lebih besar kepada satuan pendidikan dalam merancang proses pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk menjawab tantangan pendidikan di era modern, di mana siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
Ciri-ciri utama kurikulum merdeka antara lain; Fleksibilitas. Sekolah memiliki kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik daerah; Berpusat pada siswa. Pembelajaran lebih berfokus pada pengembangan kompetensi siswa, bukan hanya menghafal materi; Pembelajaran yang Bermakna: Materi pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan relevan dengan konteks siswa; Asesmen yang Beragam: Penilaian tidak hanya berfokus pada ujian tertulis, tetapi juga mencakup berbagai bentuk asesmen seperti proyek, portofolio, dan presentasi; dan Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum merdeka bertujuan untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Â
Harapan dan Potensi
Kurikulum merdeka memiliki potensi yang sangat besar untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Dengan memberikan fleksibilitas dan otonomi yang lebih besar kepada satuan pendidikan, kurikulum ini mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan kritis.
Kurikulum merdeka mendorong pembelajaran yang lebih aktif di mana siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Melalui proyek, diskusi, dan kegiatan lainnya, siswa diajak untuk menemukan sendiri pengetahuan dan membangun pemahaman yang lebih mendalam. Kurikulum merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Dengan adanya proyek-proyek yang menantang, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir lateral.
Kurikulum merdeka mendorong siswa untuk berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi, dan mengevaluasi berbagai perspektif. Melalui pembelajaran yang berpusat pada masalah, siswa dilatih untuk mencari solusi yang inovatif. Kurikulum merdeka mendorong kerja sama antar siswa. Melalui kegiatan kelompok, siswa belajar untuk berkomunikasi, berbagi ide, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
Materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Mereka dapat melihat bagaimana pengetahuan yang mereka peroleh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum merdeka memungkinkan setiap siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Dengan demikian, setiap siswa dapat mencapai potensi maksimalnya.
Untuk memenuhi harapan di atas maka peningkatan pelatihan guru, pengembangan bahan ajar yang berkualitas, dan melibatkan masyarakat dalam proses Pendidikan sebuah keniscayaan.
Tantangan Yang dihadapi
Kurikulum merdeka berada pada titik kritis. Keberhasilannya sangat bergantung pada bagaimana kita mengatasi berbagai tantangan yang ada dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Menyeimbangkan fleksibilitas Kurikulum merdeka dengan pemeliharaan standar mutu pendidikan nasional memang menjadi tantangan yang kompleks. Di satu sisi, fleksibilitas memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa dan karakteristik daerah. Namun, di sisi lain, terlalu banyak fleksibilitas dapat mengarah pada ketidakkonsistenan dalam kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Implementasi Kurikulum merdeka masih terus berlangsung dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Beberapa tantangan yang sering ditemui antara lain; Kesiapan guru: Tidak semua guru siap untuk menerapkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa; Sumber daya: Beberapa sekolah masih kekurangan sumber daya yang memadai untuk mendukung implementasi Kurikulum merdeka, seperti buku teks, alat peraga, dan teknologi; Koordinasi: Koordinasi antara pusat dan daerah dalam implementasi Kurikulum merdeka perlu terus ditingkatkan.
Solusi Alternatif
Dalam menerapkan kurikulum merdeka membutuhkan transformasi besar dalam praktik pembelajaran. Oleh karena itu, beberapa solusi yang harus disiapkan yaitu kesiapan guru menjadi faktor kunci keberhasilan implementasinya. Analisis terhadap kesiapan guru dapat dilakukan dengan melihat beberapa aspek utama, yaitu kompetensi pedagogik, penggunaan teknologi, dan pengembangan bahan ajar.
Guru perlu memahami secara mendalam konsep-konsep dasar kurikulum merdeka, seperti profil pelajar pancasila, pembelajaran berbasis proyek, dan asesmen autentik. Guru harus memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran yang aktif, kreatif, dan berpusat pada siswa. Ini termasuk kemampuan dalam bertanya, memberikan umpan balik, dan mengelola kelas yang beragam. Guru perlu mampu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Terkait dengan literasi gigital, guru harus memiliki literasi digital yang memadai untuk memanfaatkan berbagai platform dan aplikasi pembelajaran. Guru perlu mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, baik untuk presentasi, kolaborasi, maupun penilaian. Guru harus siap menghadapi tantangan teknis yang mungkin muncul dalam penggunaan teknologi.
Dalam hal pengembangan bahan ajar, guru perlu memiliki kreativitas dalam mengembangkan bahan ajar yang menarik dan relevan dengan konteks siswa. Bahan ajar harus relevan dengan kehidupan nyata siswa dan mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan. Guru harus mampu menyediakan berbagai jenis bahan ajar, baik cetak maupun digital, untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam.
Bagi dunia endidikan, kurikulum merdeka sebuah gebrakan baru dalam dunia pendidikan Indonesia, digadang-gadang sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, di tengah antusiasme menyambut kurikulum ini, muncul berbagai pertanyaan dan tantangan yang menguji keberlanjutannya. Apakah Kurikulum merdeka benar-benar mampu menjawab tantangan pendidikan di era global? Ataukah kita sedang berada di ujung tanduk, di mana keberhasilan atau kegagalan kurikulum ini akan menentukan masa depan pendidikan bangsa?
Kurikulum merdeka adalah sebuah langkah berani yang patut diapresiasi. Namun, untuk mencapai tujuannya, kita perlu bekerja sama secara sinergis. Pemerintah, sekolah, guru, siswa, dan masyarakat harus bahu-membahu mengatasi tantangan yang ada. Dengan komitmen dan kerja keras, kita yakin bahwa Kurikulum merdeka dapat menjadi tonggak sejarah dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Kurikulum merdeka memiliki potensi untuk menjadi tonggak sejarah dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI