Dalam konteks sejarah Islam dikenal istilah masa fatrah adalah periode jeda di antara diutusnya dua nabi. Jarak antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad berlangsung 569 tahun. Saking lamanya jeda dari masa kenabian nabi Musa as. ke masa kenabian nabi Muhamad Saw., kondisi umat manusia sudah kembali jauh dari tatanan dan ajaran Islam. Keimanan, ibadah, dan kehidupan sosial sudah tidak lagi berlandasan ajaran Islam. Kemusyrikan merajalela, yang disembah bukan lagi Allah SWT. Patung-patung justu yang mereka sembah. Derajat wanita tidak lagi ditempatkan pada tempat yang sesungguhnya. Meraka dianggap manusia yang tidak bernilai. Karenanya jaman tersebut dikenal dengan jaman jahiliyah (kebodohan).
Mereka bodoh bukan tidak memiliki pengetahuan. Orang-orang jaman itu justru memiliki kemajuan terutama pada sisi sastra. Setiap tahun di area Kabah sering dilaksnakan lomba sastra dan puisi. Apa yang menyebabkan disebut jaman jahiliyah? Disebut jaman jahiliyah (kebodohan) karena mereka bodoh dalam hal akidah. Patung-patung yang tidak memberikan mafaat dan madharat mereka jadikan Tuhan.
Nabi Muhamad Saw dilahirkan pada 12 Rabiulawal 571 Masehi. Tahun kelahirannya sering disebut sebagai Tahun Gajah. Disebut Tahun Gajah lantaran menjelang kelahiran Nabi, ada peristiwa penyerbuan pasukan Raja Abrahah yang menggunakan gajah ingin menghancurkan Kabah. Â Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi rasul ditandai dengan menerima wahyu surat al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira, ketika hampir mencapai usia 40 tahun.
Tugas menyampaikan risalah (wahyu) kepada ummatnya, beliau selesaikan hanya butuh waktu lebih kurang 23 tahun. Dalam kurun waktu tersebut Islam tersebar bukan hanya di jazirah Arab, tetapi sampai ke semua belahan dunia. Kerena keberhasilannya beliau dinobatkan sebagai manusia berpengaruh di dunia dari seratus tokoh lainya. Pertanyaan kemudian, apa yang membuat nabi Muhamad SAW sukses menyebarkan Islam hanya dengan kurun waktu 23 tahun.
Kesuksesan nabi Muhamad SAW, selain santiasa dibimbing melalui wahyu Allah SWT, sebagai nabi dan rasul, beliau memiliki empat sifat, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fathonah. Sidik artinya orang yang jujur, amanah adalah dapat dipercaya, fathonah berarti orang yang pandai atau cerdas, dan tablig artinya orang yang menyampaikan.
Â
Rasul memiliki kedudukan yang mulia. Rasul memiliki tugas menyampaikan risalah (wahyu) kepada umatnya. Lalu bagiaman kedudukan guru? Dalam sebuah mahfudhot dinyatakan, ‘’kadzal muallimu rasuulan’’(nyaris kedudukan guru itu disejajarkan dengan kedudukan rasul). Karena nyaris disejajarkan dengan kedudukan rasul, maka guru pun memiliki kedudukan yang mulia. Kemuliaan guru terletak pada akhlaknya.
Sebagaimana rasul, guru pun memiliki tugas yaitu menyampaikan materi kepada peserta didik. Bagaimana caranya agar pada saat guru menyampaikan materi kepada siswa, materi bisa dengan mudah diterima siswa tanpa harus memakan waktu yang relatif lama? Mengkonstruk apa yang dimiliki rasulullah Saw, sejatinya guru pun harus meliliki sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
Guru harus menjadi orang yang jujur. Jujur dihadapan siswa, jujur pada diri sendiri dan orang lain. Guru harus menjadi manusia amanah adalah dapat dipercaya. Dipercaya oleh siswa dan masyakarat. Guru harus fathonah berarti orang yang pandai atau cerdas. Pandai dan cerdas menyampaikan materi dihadapan siswa. Guru pun harus tablig artinya orang yang menyampaikan. Guru harus mampu menyampaikan materi kepada siswa dengan senatiasa memperhatikan penampilan, dunia anak, keseharian anak, dan bahasa yang digunakan cocok dengan usia siswa.