Â
Era abad 21 menuntut sumber daya manuisa memiliki keterampilan level tingkat tinggi (higer order competenci). Menurut Anis Baswedan, keterampilan tingkat tinggi ini dapat diperoleh ketika pendidikan diletakkan pada tiga kerangka dasar utama.Â
Tiga kerangka tersebut yaitu karakter (karakter moral dan kinerja), kompetensi ditandai dengan empat keterampilan (4C), yaitu Communication, Critical thinking and Problem solving, Collaboration, dan Creative Thinking, dan litersi (minat dan daya baca, literasi budaya, literasi keuangan.
Dalam konteks pembelajaran tugas dan peran pendidik semakin penting. Oleh karenanya berbagai model inovatif sudah diciptakan dan dihadirkan para ahli di luar negeri. Tujuannya membantu peserta didik menjadi insan-insan yang sarat dengan berbagai keterampilan. Model-model tersebut diciptakan, ditemukan, dan diujicoba dengan mempertimbangkan kondisi di negara dimana ahli menciptakannya.Â
Ketika model tersebut diterapkan di Indonesia, tentu banyak hal kurang sesuai dengan karaktertsik bangsa Indonesia. Alhasil, hasilnya pun tidak berbanding lurus dengan tujuan dihadirkannya model tersebut. Wahyu Sopandi (2007) memberikan solusi melalui model pembelajaran yang relatif sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia yaitu model pembelajaran Read-Answer-Discuss-Explain-and Create atau disingkat RADEC.
Mengenal Model RADECÂ
Berbekal pengetahuan selama studi progam magister dan doktoral di luar negeri, sejak tahun 2007, Wahyu Sopandi mencoba meracik sebuah model pembelajaran yang diberi nama RADEC (Read-Answer-Discuss-Explain-and Create). Model RADEC ini sudah diuji coba di beberapa SMP, SMA di kota Bandung dan hasilnya menunjukan melalui penggunaan model RADEC terjadi peningkatan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi, berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.
Sebagai model pembelajaran, RADEC memiliki langkah-langkah (sintaks) dalam proses pelaksanaanya, yaitu :
Step 1: Read (R).
Siswa membaca buku sumber dan sumber informasi lain yang bertemali dengan materi yang akan dipelajari di kelas. Pendukung kegiatan ini yaitu sSumber belajar (tertulis seperti buku teks dan atau elektronik).
Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan pra-pembelajaran. Pertanyaan yang jawabannya merupakan aspek kognitif esensial yang harus dikuasai siswa setelah menyelesaikan suatu topik pelajaran tertentu. Pertanyaan dari low order thinking (LOT) to high order thinking (HOT) skills. Â Pertanyaan pra pembelajaran diberikan ke siswa sebelum pembelajaran tatap muka di kelas.
 Step 2: Answer (A). Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pra-pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri di luar kelas atau di rumah berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran tahap membaca, Read (R) step sebelum kegiatan tatap muka di kelas secara formal.
Step 3: Discuss (D). Siswa belajar secara berkelompok (2 sampai dengan 4 orang) untuk mendiskusikan jawaban-jawaban dari pertanyaan pra-pembelajaran. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi beragam kebutuhan siswa.
 Step 4: Explain (E). Penyajian penjelasan secara klasikal tentang materi yang telah didiskusikan. Narasumber bisa dipilih dari perwakilan siswa. Dalam hal ini guru bertindak untuk menjamin bahwa penjelasan siswa benar dan siswa yang lain bisa memahami penjelasannya. Nara sumber dapat juga guru tetapi ini hanya dilakukan bila sudah dipastikan bahwa semua siswa tak ada yang mampu menjadi nara sumber.
 Step 5: Create (C). Siswa merumuskan ide-ide kreatif baik berupa rumusan pertanyaan  penyelidikan, pemecahan masalah atau proyek yang dapat dibuat dan mewujudkannya. Ide kreatif bersesuaian dengan materi yang telah dikuasai dan sesuai dengan kehidupan sehari. Guru bertugas untuk menginspirasi siswa untuk memperoleh ide kreatif melalui pemberian contoh-contoh hasil kreatifitas yang bertemali dengan materi yang telah dipelajari atau pemberian contoh ide kreatif.
Ketika masing-masing step dari model RADEC diterapkan dengan baik, maka pengembangan karekater baik moral (jujur, amanah, dan sejenisnya serta karakter kinerja seperti kerja keras, berdaya saing tinggi dan sejenisnya dapat terbentuk.Â
Begitu juga empat keterampilan (4C) serta kemampuan literasi peserta didik akan tercapai. Tiga kerangka dasar pendidikan abad 21 seyogyanya menjadi fokus utama para pelaku pendidikan di Indonesia dan ketika kerangka itu dibangun secara simulant, tujuan dan kualitas pendidikan nsaional akan cepat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H