Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan pra-pembelajaran. Pertanyaan yang jawabannya merupakan aspek kognitif esensial yang harus dikuasai siswa setelah menyelesaikan suatu topik pelajaran tertentu. Pertanyaan dari low order thinking (LOT) to high order thinking (HOT) skills. Â Pertanyaan pra pembelajaran diberikan ke siswa sebelum pembelajaran tatap muka di kelas.
 Step 2: Answer (A). Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pra-pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri di luar kelas atau di rumah berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran tahap membaca, Read (R) step sebelum kegiatan tatap muka di kelas secara formal.
Step 3: Discuss (D). Siswa belajar secara berkelompok (2 sampai dengan 4 orang) untuk mendiskusikan jawaban-jawaban dari pertanyaan pra-pembelajaran. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi beragam kebutuhan siswa.
 Step 4: Explain (E). Penyajian penjelasan secara klasikal tentang materi yang telah didiskusikan. Narasumber bisa dipilih dari perwakilan siswa. Dalam hal ini guru bertindak untuk menjamin bahwa penjelasan siswa benar dan siswa yang lain bisa memahami penjelasannya. Nara sumber dapat juga guru tetapi ini hanya dilakukan bila sudah dipastikan bahwa semua siswa tak ada yang mampu menjadi nara sumber.
 Step 5: Create (C). Siswa merumuskan ide-ide kreatif baik berupa rumusan pertanyaan  penyelidikan, pemecahan masalah atau proyek yang dapat dibuat dan mewujudkannya. Ide kreatif bersesuaian dengan materi yang telah dikuasai dan sesuai dengan kehidupan sehari. Guru bertugas untuk menginspirasi siswa untuk memperoleh ide kreatif melalui pemberian contoh-contoh hasil kreatifitas yang bertemali dengan materi yang telah dipelajari atau pemberian contoh ide kreatif.
Ketika masing-masing step dari model RADEC diterapkan dengan baik, maka pengembangan karekater baik moral (jujur, amanah, dan sejenisnya serta karakter kinerja seperti kerja keras, berdaya saing tinggi dan sejenisnya dapat terbentuk.Â
Begitu juga empat keterampilan (4C) serta kemampuan literasi peserta didik akan tercapai. Tiga kerangka dasar pendidikan abad 21 seyogyanya menjadi fokus utama para pelaku pendidikan di Indonesia dan ketika kerangka itu dibangun secara simulant, tujuan dan kualitas pendidikan nsaional akan cepat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H