Mohon tunggu...
Nana Roesdiono
Nana Roesdiono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Simple but serious. Psikolog yang beralih menekuni dunia agribisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hobi Jadi Bisnis Rental Tanaman Hias

29 September 2013   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 4784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni orang kadang tidak nyambung. Kalau diamati lebih jeli, ketidaknyambungan itu bisa juga karena campur tangan hobi. Saya mungkin jenis pekerja macam ini. Saya adalah sarjana psikologi, lulusan Universitas Airlangga. Sejak lepas lepas kuliah dari tahun 1991-1999 saya bekerja di bidang personalia di dua perusahaan Jepang berbeda. Di sela-sela kesibukan rumah dan kerja, saya suka memelihara tanaman hias. Bagian depan, belakang dan kawasan jemuran di lantai dua rumah saya jejali tanaman hias, dalam berbagai macam pot hias pula, ditata rapi sehingga sedap dipandang.

[caption id="attachment_282103" align="aligncenter" width="478" caption="Majalah Floriklutura, edisi 37/Tahun III"][/caption]

Entah kenapa saya suka memperlakukan tanaman hias sebagai manusia; saya rawat dengan teliti dan kadang—memang aneh—saya ajak bicara , seperti ini, “hai, tanaman dracaena, kamu tumbuh cantik pagi ini, minum lagi ya biar segar’, sambil saya siram air.

Dengan ratusan pot dari puluhan jenis tanaman hias di sudut-suduti rumah, mulailah timbul keinginan untuk berbagi keindahan. Kalau kebetulan ada arisan di rumah, saya undang ibu-ibu tetangga untuk menikmati eloknya tanaman hias, dan terdengarlah celetuk seorang ibu, ‘wah seandainya tempat kerja bisa dipercantik dan dipersegar seperti ini, ya?”

[caption id="attachment_282112" align="aligncenter" width="528" caption="Indahnya tanaman hias (foto : Nana Roesdiono)"]

13804673181689492406
13804673181689492406
[/caption]

Celetuk ini membersitkan ide. Semula idenya adalah berjualan tanaman hias, tapi tampaknya sudah terlalu banyak penjual tanaman hias. Mungkin rental tanaman akan lebih baik. Saya menelusuri Yellow Pages telepon dan tanya sana-sini, cari tahu apakah sudah ada penyedia jasa rental tanaman. Ternyata tidak ada (mungkin ada satu-dua tapi saya tidak tahu). Manakala saya sedang berada di bank atau di kantor-kantor, saya amati sekeliling. Belum banyak yang pasang tanaman hias alami. Yang banyak adalah tanaman hias plastik.

[caption id="attachment_282114" align="aligncenter" width="510" caption="Boleh narsis sedikit, ya? (Foto : Nana Roesdiono)"]

1380467416876209665
1380467416876209665
[/caption]

Mulailah saya membuat rencana serius dengan ide ini, yakni rental tanaman hias. Saya menulis proposal, mencantumkan daftar harga sewa dan menyertakan pula literatur mengenai fungsi tanaman hias indoors (dalam ruangan) bagi kesehatan. Asyiknya, dari sepuluh proposal yang saya kirim, satu proposal direspons positif oleh sebuah perusahaan asuransi di lantai delapan BRI Tower di Surabaya. Perusahaan ini menelepon saya dan menyatakan minatnya untuk sewa tanaman. Saya senang, meski untuk tahap percobaan perusahaan ini hanya menyewa 5 tanaman meja, 2 tanaman sedang dan 2 tanaman tinggi, dengan masa sewa minimum 3 bulan. Saya ingat, saya bolos kerja di perusahaan Jepang itu ketika hari pertama mengantar tanaman, pakai mobil pick-up sewaan.

Order dari klien pertama ini menjalar ke order-order berikutnya. Kebetulan suami saya (Kompasianer Eddy Roesdiono) bersahabat kental dengan Koordinator Wilayah BII saat itu. Dari Ibu koordinator ini, saya dapat order memasok sewa tanaman hias untuk sejumlah kantor BII di Surabaya. Wah, senangnya!

Order terus menjalar seiring dengan kebutuhan atmosfir sehat ruang kerja. Meningkatnya jumlah penyewa juga dipicu oleh keunggulan sewa tanaman dibandingkan dengan tanaman milik sendiri. Bila sewa, tanaman hias diganti sekali tiap sepuluh hari dengan tanaman jenis lain. Anak buah saya tugasi untuk merawat, menyiram atau membersihkan pot atau memetik daun-daun layu. Saya menyewa lahan kosong di belakang rumah sebagai nursery atau tempat perawatan. Tanaman yang baru kembali dari penyewa harus disehatkan dan dipaparkan pada sinar matahari selama sepuluh hari sebelum bertugas lagi menghias tempat tak bermatahari (dalam ruang).

Saya blusukan ke berbagai sentra tanaman hias di Jawa Timur untuk hunting tanaman, dan memesan tanaman-tanaman yang tak ada di Jawa Timur dari Bogor atau Bandung.

Karena makin sibuk, saya minta berhenti dari pekerjaan di perusahaan Jepang, dan mulailah saya menggeluti bisnis rental tanaman hias; mengirim puluhan proposal dan mendatangi calon klien untuk menjelaskan manfaat tanaman hias dan tatacara sewa. Tiga tahun setelah mulai merintis usaha rental tanaman, saya punya sekitar 70 klien, dengan dua armada mobil pick-up dan 8 pegawai pengirim dan perawat tanaman, serta 1 sekretaris-administratur. Saat ini, perusahaan rental tanaman saya menjadi vendor jasa tanaman hias bagi Kantor Gubernur Jawa Timur.

[caption id="attachment_282116" align="aligncenter" width="586" caption="Bersama tim Indonesia di stand Indonesia pada Hortifair 2008, Amsterdam (foto : Nana Roesdiono)"]

138046755981740773
138046755981740773
[/caption]

Dari bisnis rental tanaman hias, saya bisa mendulang second income rumah tangga. Lahan yang tadinya saya sewa sebagai nursery (seluas 300 meter persegi) saya beli pada tahun 2005 dengan dana hasil rental tanaman. Rumah berlantai dua yang digunakan bersama dengan kursus bahasa Inggris milik suami, yang terletak persis di seberang nursery sudah pula kami dapatkan melalui kredit pemilikan rumah yang akan lunas 5 tahun lagi.

[caption id="attachment_282118" align="aligncenter" width="582" caption="Di kawasan kampus Has Den Bosch University, tempat mendulang ilmu bisnis tanaman hias (foto : Nana Roesdiono)"]

13804676691620751780
13804676691620751780
[/caption]

Selain manfaat bisnis, hobi pelihara tanaman hias ini juga memberikan keasyikan tersendiri. Pada tahun 2008 , saya mendapat undangan untuk ikut pameran tanaman hias bertajuk Hortifair di Amsterdam, Belanda, mewakili ASPENI (Asosiasi Pedagang dan Petani Tanaman Hias Indonesia).

Pada tahun 2010 saya berkesempatan balik lagi ke Belanda. Kali ini mewakili Jawa Timur untuk belajar management produksi dan perniagaan tanaman hias di sekolah tinggi pertanian Has Den Bosch University, Belanda atas beasiswa yang disediakan Nuffic Neso, Belanda. Semuanya gratis.

Dar dua dua kunjungan di Belanda, saya mendapatkan pengalaman sangat berharga melalui kunjungan ke berbagai nursery dan pusat lelang tanaman hias Alsmeer yang amat terkenal itu, yang pada akhirnya memperkuat dan memperkokoh wawasan dunia bisnis yang saya geluti yang tadinya saya mulai dari sekadar hobi.

[caption id="attachment_282121" align="aligncenter" width="586" caption="Dari hobi menjadi bisnis dan kesempatan berharga untuk belajar dan berkarya (foto : Nana Roesdiono)"]

13804678062046979569
13804678062046979569
[/caption]

Kini, bisnis rental tanaman hias mulai menjamur di kota-kota besar. Saya sudah pula jatuh-bangun bersama bisnis ini, sudah pula merasakan gejolak booming nasional tanaman hias macam anthurium dan gelombang cinta sekitar 7 tahun lalu. Saya juga-maaf narsis—lumayan kerap ditampilkan pada halaman tabloid dan majalah tanaman hias. Saya makin tertantang dan makin yakin hobi yang berubah menjadi bisnis ini--bila disertai dengan kreatifitas, pelayanan prima dan kejelian mengincar peluang, akan terus memberikan manfaat ekonomis yang positif dan menjanjikan.

Oh ya, boleh pamer, ya? Laman Facebook untuk perusahaan rental tanaman saya, yakni Natya Flora Plant Rental Specialist ada di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun