Mohon tunggu...
Nanang Sugiyono
Nanang Sugiyono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seseorang yang sedang dalam proses pendewasaan diri, mencari siapakah aku yang sebenernya,untuk apakah aku itu ada dan akan kemanakah aku membawa kakiku melangkah,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Skyline Part 1

31 Agustus 2015   08:50 Diperbarui: 31 Agustus 2015   08:50 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Aihhh si manja ini ya, sok-sokan pasang muka imut, nanti gue ganti, apa mau dianter ke warung, sini pangeran gendong”. Jawab Egy. Dia tak pernah malu mengantar Aldo kemana saja. Meski terkadang banyak orang-orang melihat janggal pada mereka. Aldo yang sedikit genit dan manja sebagai cowok, Egy yang jelas-jelas bertampang maskulin dan playboy. Banyak orang menyangka bahkan ada yang pernah menghina Egy juga pecinta sesama jenis pula. Pernah Aldo meminta Egy agak menjauh darinya. Namun bagi Egy, biarlah orang berbicara seperti apa. Tapi yang tau cerita sebenarnya hanya mereka.

“Mana Linda dan Natha, kok kagak ngumpul sama kalian?” Tanya Egy.

“Ituuuuu di perpustakaan, tau sendirikan buka tak pernah lepas dari tangan Natha. Sudah kehabisan bacaan katanya. Makanya mau minjem lagi”. Jawab Aldo dengan bibir di monyong-monyongin. Berbeda sekali ketika dia berjalan sendiri. Dia keliatan maskulin, namun ketika sudah berkumpul sama sahabat-sahabatnya ini, nampak sekali sifatnya yang feminim.

“ Aihh gak ngebul apa tuh otak, seminggu satu buku dengan tebal ratusan halaman, lama-lama cepat nanti cepat beruban, hahahaha”. Gelegar tawa Egy.

“ Emang lo gy, katanya ke Jakarta, otaknya cuma pacaran mlulu, kasian noh orang tua kamu, dia kan ingin kamu kuliah bener”. Jawab Riana.

“Siap tuan putri, untuk saat ini pangeran masih sibuk mengejar cinta, nanti kalau ujian, saya akan rajin belajar, serahkan semua pada Natha, hahahaha.” Tukas Egy.

“ Dasar ini anak,” Riana menjawab dan kemudian mereka bertiga tertawa bersama-sama.

            Linda dan Natha keluar dari perpustakaan.  Tiga buku sekaligus yang digendong di tangannya. Sedang Linda sibuk membalas beberapa chat dihpnya. Meskipun begitu mereka berdua tetap ngobrol. Gadget bukan prioritas bagi mereka ketika bersama. Bahkan ketika sedang bersama-sama. Mereka akan menyembunyikan hp di tas mereka. Kebersamaan seperti itu yang kelak akan mereka rindukan. Ketika mereka sudah tak bisa berkumpul bersama sebagai anak kuliahan. Sibuk dengan pekerjaan. Tapi itu adalah masa depan. Tak ada manusia yang tahu akan rancangan Tuhan.

“Nat, kapan-kapan temenin aku ke Bandung yuk, aku mau tau keberadaan Andra”. Linda menarik lengan Natha.

“ Apaan sih Lin, sudah delapan tahun dia meninggalkanmu. Lagian apa kamu tahu tempatnya Andra. Linda sudah lupakan, sekarang fokus tatap masa depan, Usia kamu sudah di atas kami semua, mau sampai kapan?”

“ Tapi nat, kita berdua pernah berjanji, akan menua bersama. Kamu gak tau nat, dialah sosok pria yang selalu aku hadirkan dalam doa-doaku di Gereja. Bukan padanya saja. Bahkan aku sudah berjanji pada Tuhan. Akan setia padanya, menanti kehadirannya. Membawaku ka altar suci, dan kami akan mengikrarkan janji sehidup semati”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun