Adakah bukti bahwa islam itu berakhlak, anti kekerasan, empati, penuh kebermanfaatan, bagian dari solusi, dan memberikan keteladanan yang baik?
Bisa saja ada orang beragama islam  yang tersesat dan terjebak melakukan bom bunuh diri membunuh yang tak berdosa, karena ia berada dalam kesombongan, yaitu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Sehingga melupakan nilai-nilai mulia dalam islam, lalu mati dalam keadaan diri merasa benar (padahal salah) atau mati dalam kesombongan. Pemicunya bisa karena 2 hal, karena telah belajar ke orang yang salah yang pemahaman islamnya belum kaffah dan bisa karena semangatnya telah dimanfaatkan (mungkin secara global) untuk strategi memecah belah, sehingga tanpa disadari ia dijadikan pion dari sebuah kepentingan besar untuk menghancurkan persatuan dalam islam dan dalam berbangsa.
Namun, cobalah kita tengok islam sebagaimana yang ada di Pesantren Daarut Tauhid pimpinan Aa Gym. Semua santri hafal, paham, dan didorong terus untuk mengamalkan nilai-nilai khas yang tujuannya menjadikan lebih taat kepada Allah dan lebih bermanfaat bagi sesama manusia. Jauh dari nilai-nilai kesombongan, hina, jiwa pengecut, dan tidak berperikemanusiaan.
Ajakan seperti luruskan niat sempurnakan ikhtiar, lakukan lupakan, dan lainnya terus disuarakan dan diterapkan sebagai budaya agar semua dapat berbuat baik dengan tulus, lurus, dan ikhlas.
Dalam menjaga persatuan, Aa Gym membudayakan prinsip 3 semangat. Pertama, semangat bersaudara, Â menanamkan pemahaman bahwa kita semua bersaudara. Kedua, semangat solusi, setiap masyarakat ditantang untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada di sekitarnya. Ketiga, semangat sukses bersama.
Dan supaya akhlaknya baik, Aa Gym membagikan prinsip Tiga SA (saya aman bagimu, saya menyenangkan bagimu, dan saya bermanfaat bagimu).
Dalam bahasa bukti, Aa Gym dan segenap kekuatan di Pesantren Daarut Tauhid, telah memberi banyak kebermanfaatan, telah sering menjadi bagian dari solusi, dan memberi keteladanan.
Di momentum 212 (02/12/2016), Aa Gym bersama 10.000 santrinya tercatat sejarah telah membuat monas menjadi bersih bebas sampah usai monas dikunjungi oleh lebih dari 7 juta orang yang mengadakan aksi 212.
Melihat "contoh jadi" sebuah islam yang sejuk, damai, dan rahmatan lil lamin seperti yang Aa Gym budayakan. Rasanya, sungguh tidak berdasar jika ada yang mengaitkan aksi terorisme dengan agama, apalagi agama islam.Â