Mohon tunggu...
Nanang Setiana
Nanang Setiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Imers, SEO Specialist, Web Content Writer, Web Dev, Blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mandiri Amal Insani Bandung Beri Trauma Healing bagi Para Penyintas Banjir Bandang Ciledug

27 Maret 2018   09:00 Diperbarui: 27 Maret 2018   09:59 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Aksan selaku perwakilan DKM Masjid Syarif Hidayatullah dan perwakilan warga masyarakat Ciledug Lor memberikan sambutan sebelum dimulainya acara Trauma Healling oleh Tim Mandiri Amal Insani (dok pribadi)

Trauma Healing oleh Tim Mandiri Amal Insani Bandung

Sabtu (24/03/2017), Mandiri AmaI Insani Foundation Region VI telah mengadakan Trauma Healing untuk warga penyintas banjir bandang Ciledug di Rw. 01, Blok Pamosongan, Desa Ciledug Lor, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. 

Hujan besar turun di Desa ini tepat menjelang acara dimulai, hanya saja warga tetap antusias untuk mengikuti Trauma Healing. Dengan membawa payung, baik orang tua, maupun anak-anak dan remaja berjalan antusias menuju tempat pelaksanaan kegiatan Trauma Healing. 

Trauma Healing oleh Mandiri Amal Insani Bandung diberikan kepada Penyintas Banjir usia anak-anak bertempat di PAUD Syarif Hidayatullah diikuti oleh sekitar 120 anak, usia mulai dari 5 tahun sampai 10 tahun. 

Trauma Healing juga diadakan bagi Penyintas Banjir usia remaja sampai orang tua bertempat di Masjid Syarif Hidayatullah diikuti oleh sekitar 70 jamaah.

Trauma Healing di Masjid Syarif Hidayatullah

Tepat pukul 14.00 WIB, acara dimulai dengan sambutan oleh Ustadz Aksan selaku Imam Masjid dan perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid Syarif Hidayatullah, dilanjutkan dengan sambutan oleh Tim Assatidz Daarut Tauhid yaitu oleh Ustadz Nana Budiana. Acara inti diisi taushiyah oleh Ustadz Qodrat SQ .

Dalam sambutannya Ustadz Aksan menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan Tim Mandiri Amal Insani yang jauh-jauh dari Bandung mau bersilaturahim dan turut peduli kepada warga Ciledug Lor. Ustadz Aksan juga mendoakan Tim Mandiri Amal Insani dan segenap donaturnya diberikan banyak keberkahan oleh Allah Swt.

Selanjutnya Ustadz Nana Budiana mewakili Tim Assatidz Daarut Tauhid menyampaikan bahwa acara ini sesuai dengan judul pada spanduk, yaitu "Mengubah musibah menjadi berkah". Diantaranya karena menjadikan warga Ciledug Lor menjadi mengenal Tim Mandiri Amal Insani dan juga dapat menerima berbagai bentuk kepedulian dari Mandiri Amal Insani, seperti bantuan sepatu untuk seluruh siswa SD Ciledug Lor I, bantuan tas dan seragam, serta bantuan sumbangsih untuk kesehatan psikologis dan kesehatan iman seperti kegiatan Trauma Healing seperti ini.

Ustadz Nana juga mengajak jamaah yang hadir mendoakan Tim Mandiri Amal Insani dan segenap Donaturnya diberikan kebahagiaan dalam hidup, keberkahaan, dan dijadikan orang-orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah.

Penyintas Banjir Ciledug Lor yang menjadi peserta Trauma Healling nampak antusias mengikuti taushiyah yang komunikatif dan sesuai dengan kondisi piskologis yang ada pasca banjir bandang tanggal 23 Februari 2018 (Dok. pribadi)
Penyintas Banjir Ciledug Lor yang menjadi peserta Trauma Healling nampak antusias mengikuti taushiyah yang komunikatif dan sesuai dengan kondisi piskologis yang ada pasca banjir bandang tanggal 23 Februari 2018 (Dok. pribadi)
Pada acara inti dengan Taushiyah oleh Bpk Ustadz Qodrat SQ, nampak respon positif terlihat dari wajah jamaah. Jamaah yang terdiri dari remaja sampai orang tua, terlihat tidak ada yang mengantuk, penuh antusias, dan sesekali mereka tertawa gembira.

Metode taushiyah yang melibatkan peserta dengan pertanyaan-pertanyaan dan kuis yang menarik, menjadikan acara taushiyah Trauma Healing seperti ini lebih efektif.

Suasana menjadi lebih hidup, saat jamaah masjid peserta Trauma Healing diminta mengulang kalimat yang disampaikan oleh Ustadz Qodrat SQ yaitu tentang "Mencintai yang dicintai oleh yang tercinta adalah mencintai yang tercinta". 

Dari sekian banyak remaja dan dewasa yang mencoba mengulangi kalimat tersebut, tidak ada satupun yang berhasil mengulangi secara sempurna. Tawa ceriapun terlihat di wajah jamaah masjid peserta Trauma Healing. 

Pemaparan yang sederhana, penuh makna, diselingi pertanyaan-pertanyaan unik menjadikan acara Trauma Healling lebih efektif (dok. pribadi)
Pemaparan yang sederhana, penuh makna, diselingi pertanyaan-pertanyaan unik menjadikan acara Trauma Healling lebih efektif (dok. pribadi)
Banyak nasihat yang baik yang disampaikan oleh Ustadz Qodrat pada acara ini, sebagai oleh-oleh warga yang menjadi peserta taushiyah Trauma Healing ini adalah mengenai hikmah banjir yang dapat merubah musibah menjadi berkah, diawali dengan kesadaran bahwa masih selamatnya kita dari musbah banjir adalah semata-mata agar ada peningkatan kecintaan kita kepada Allah, juga kepada tetangga kita, sesama kita. 

"Mencintai yang dicintai Allah adalah sama artinya dengan mencintai Allah", Pesan Ustadz Qodrat SQ kepada para jamaah masjid peserta Trauma Healling.

" Alhamdulillah, saya merasa bersyukur ada kegiatan seperti ini. Saya setuju bahwasanya hikmah banjir adalah mengubah musibah menjadi berkah. Saya merinding untuk mengatakannya, pada prinsipnya saya ke depannya siap untuk lebih banyak membantu tetangga sekeliling saya semampu saya. Saya siap mulai berinfak semampu saya. Acara seperti ini membuat saya semakin sadar bahwa saling tolong-menolong itu sangat  diperlukan di masyarakat kita" Kata Mumuh, Ketua RT 03/RW 01 Desa Ciledug Lor yang turut menghadiri acara.

Trauma Healling di PAUD Syarif Hidayatullah

Kak Ami menjadi pendongeng dalam acara Trauma Healling untuk anak-anak Penyintas Banjir di PAUD Syarif Hidayatullah Ciledug Lor (dok. pribadi)
Kak Ami menjadi pendongeng dalam acara Trauma Healling untuk anak-anak Penyintas Banjir di PAUD Syarif Hidayatullah Ciledug Lor (dok. pribadi)
Berbeda suasana tentunya antara di PAUD Syarif Hidayatullah dengan di masjid Syarif Hidayatullah. Penyampaian Trauma Healing di PAUD Syarif Hidayatullah disampaikan melalui metode Dongeng untuk Anak oleh Kak Ami dari Bandung.

Anak-anak nampak antusias mengikuti acara. Mulai dari santri PAUD sampai santri Madrasah Diniyyah hadir mengikuti acara ini. 

Kak Ami menyampaikan dongeng dengan boneka lucu. Kepiawaiannya dalam menyampaikan dongeng membuat suasana kebersamaan dengan anak-anak penyintas Banjir Bandang di Ciledug Lor menjadi lebih hidup lebih positif.

Wahyu santri PAUD berusia 5 tahun menyampaikan kesan unik, "Dongengnya seru, lucu. Kakak-kakaknya baik. Seneng dapat makanan". 

Terima kasih, rasa bangga, dan doa kebaikan dihaturkan warga Penyintas Banjir Ciledug Lor untuk Tim Mandiri Amal Insani yang hadir memberikan bantuan bersifat fisik dan psikis. (Dok. pribadi)
Terima kasih, rasa bangga, dan doa kebaikan dihaturkan warga Penyintas Banjir Ciledug Lor untuk Tim Mandiri Amal Insani yang hadir memberikan bantuan bersifat fisik dan psikis. (Dok. pribadi)
Kepala PAUD dan Madrasah Ibu Hajah Heni Rahmawati (Ibu Hajah Tati) menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim dari Mandiri Amal Insani. Ibu Hajah Tati menyampaikan bahwa salah satu siswanya turut menjadi korban pasca banjir yaitu atas nama Salsa (5 tahun). Dan harapannya, acara seperti ini berkesinambungan, karena dapat membuat anak-anak kembali bersemangat dan lebih mengenal Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun