“Dan ingatlah olehmu diwaktu tuhan menjadikan kamu pengganti-Pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ;Aad dan memberikan tempat bagimu dibumi. Kamu dirikan istanan-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-ikmat Allah dan janganlah kamu merajalela dimuka bumi membuat kerusakan.”
ayat tersebut memberikan nilai penting terkait pembangunan dan pemikiran manusia dalam menciptkan tempat berlindung. Hal ini memberi wawasan baru serta kontribusi besar dalam memahami hubungan antara agama dan arsitektur, khususnya dalam konteks islam. Nilai-nilai arsitektur yang muncul pada masa nabi sulaiman As telah menjadi symbol kejayaan islam, yang terus berkembang hingga saat
nilai-nilai Arsitektur dalam Al-Qur’an
Arsitektur ; merujuk pada seni dan ilmu dalam merancang bangunan, mencakup struktur fisik, elemen dekoratif, serta pengaturan dalam suatu lingkungan yang dibangun. Dalam konteks ini, “Arsitektur” merujuk pada bebagai aspek desain bangunan dan konsep ruang Yang dapat diambil atau diinterpretasiakan teks-teks dalam AL-Qur’an.
Arsitektur islam ; merupakan ekspresi seni bangunan yang menggambarkan aspek fisik dan metafisik melalui pemikiran islam islam yang bersumber dari AL-qur’an, sunnah Nabi, keluarga nabi, shabat, dan ulama, dan cendikiawan muslim. Pemikiran ini mencakup nilai-nilai ajaran agama, seperti, ketaqwaan kepada Allah Swt, menjaga hubungan baik antara sesama makhluk, serta prinsip-prinsip islam lainnya. Arsitektur islam tidak hanya memikirkan bentuk fisik bangunan yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Salah satu contohnya asrsitektur islam adalah masjid, yang bentuk dan coraknya dipengaruhi oleh budaya, etnis, serta kondisi lingkungan di sekitar lokasi pembangunanya, baik di masa lalu maupun di masa sekarang.
Nilai ; merupakan konsep abstrak yang menggambarkan pandangan atau prinsip tentang pentingnya suatu hal dalam konteks tertentu. Dalam hl ini, “nilai-nilai arsitektur” merujuk pada konsep atau perinsip desain yang dijelaskan atau tersirat dalam teks-teks AL-qur’an.
Pendekatan Burhani
Burhani adalah sebuah pendekatan berpikir Yang tidak didasarkan pada teks-teks suci atau pengalaman spiritual, melainkan pada urutan logika yang sistematis. Dalam metodolgi spekulatif ini, kebenaran harus dibuktikan secara empiris dan diterima berdsarkan penlaran logis, mirip dengan cara kerja yang diperaktekan dalam tradisi yunani, yang sepenuhnya mengandalakn metode empiris. Kebenaran dalam pendekatan ini diukur melalui observasi analisis yang rasional. Pendekatan burhani tidak hanya membantu mengembangkan cara kerja ilmiah, tetpi juga menghasilkan berbgai teori dan praktik termasuk sains arsitektur
dalam memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Pengatahuan ini berdasarkan hukum kausalitas. Gaya berpikir ini tidak dapat dipsahkan mengutamakan kemampuan alami manusia, yaituh pengalaman empiris dan penilaian akal, dari gaya berpikir aristoteles Menurut al-jabiri, epistemologi burhani mencerminkan cara berpikir masyarakat Arab yang.
Pendekatan Burhani dalam sains, yang dikemukakan oleh al-jabari, adalah kerangka berpikir yang berfokus pada penggunaan logika empirik dan penalaran rasional dalam memperoleh kebenaran. Berbeda dengan pendekatan yang didasarkan pada teks suci atau pengalalam spiritual, pendekatan ini lebih mengedepankan eksperimen, observasi dan penalaran yang dapat diuji secara empiris. Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan yang berkembang berdasarkan hubungan sebab akibat yang dapat dikukur dan dianalisis melalui akal sehat dan pengamatan langsung. Pengaruh pertama dari pendekatan ini logika Aristotelian, yang berfokus pada deduksi dan analisis sosial
Displin ilmu sains arsitektur bukan hanya melibatkan seni, melainkan teknik sains, yang dapat dintegrasiakn dengan pendekatan burhani. Berikut adalah cara pendekatan burhani dapat diterapkan dalam arsitektur