Mohon tunggu...
nanangnanang
nanangnanang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang

Adalah seorang pribadi yang berkecimpung di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

7 Kebiasaan Anak Indonesa Hebat Menuju Indonesia Emas 2045

27 Desember 2024   23:15 Diperbarui: 27 Desember 2024   23:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Perubahan Pola Hidup dan Kurangnya Disiplin Waktu

Di era digital dan modernisasi yang semakin berkembang, banyak anak-anak yang terpapar oleh teknologi sejak usia dini. Salah satu dampaknya adalah kebiasaan tidur larut malam akibat penggunaan gadget, yang seringkali mengganggu pola tidur mereka. Waktu tidur yang tidak teratur juga menghambat kebiasaan bangun pagi yang sehat. Kurangnya disiplin dalam manajemen waktu seringkali menyebabkan anak-anak terjebak dalam rutinitas yang tidak efisien dan tidak produktif, seperti terlambat bangun, terburu-buru ke sekolah, atau tidak memiliki cukup waktu untuk beribadah atau berolahraga.

Penting bagi orang tua untuk menjadi contoh dalam manajemen waktu dan mendidik anak-anak untuk memiliki rutinitas yang terstruktur. Menetapkan waktu tidur yang konsisten dan membuat jadwal harian yang melibatkan waktu untuk belajar, beribadah, berolahraga, dan beristirahat dapat membantu anak-anak lebih disiplin dalam mengatur waktu mereka. Pembelajaran tentang pentingnya manajemen waktu juga dapat dimulai di sekolah melalui pengajaran tentang pentingnya rutinitas dan pembagian waktu yang efisien.

2. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Budaya

Lingkungan sosial dan budaya seringkali menjadi faktor penghambat dalam menumbuhkan kebiasaan baik pada anak-anak. Misalnya, di beberapa daerah, pola makan tidak sehat dan kebiasaan makan cepat saji sudah menjadi budaya populer. Hal ini ditambah dengan pola makan yang tidak bergizi, seperti konsumsi makanan ringan (junk food) yang mudah dijangkau. Kebiasaan ini diperburuk dengan minimnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pola makan sehat.

Menumbuhkan kesadaran di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat dan bergizi. Program-program edukasi gizi dan kampanye kesadaran tentang bahaya junk food dapat diadakan untuk mendorong kebiasaan makan sehat. Begitu pula dengan kegiatan keagamaan, di mana orang tua dan sekolah harus bersinergi untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini agar anak-anak memahami pentingnya beribadah dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Keterbatasan Akses terhadap Olahraga dan Aktivitas Fisik

Banyak anak-anak di Indonesia yang tidak memiliki akses yang memadai untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang teratur. Faktor utama yang menjadi kendala adalah kurangnya fasilitas olahraga di lingkungan sekitar, terutama di daerah pedesaan atau kawasan padat penduduk. Tidak semua sekolah juga memiliki fasilitas olahraga yang memadai, sementara anak-anak yang tinggal di kota besar seringkali terjebak dalam rutinitas padat dan terbatasnya ruang terbuka hijau.

Pemerintah perlu meningkatkan fasilitas olahraga di setiap sekolah dan daerah, baik kota maupun pedesaan. Selain itu, orang tua dan masyarakat dapat berperan aktif dengan mengajak anak-anak untuk berolahraga di luar ruang, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau bermain di taman. Kegiatan fisik seperti ini bisa dijadikan sebagai kegiatan rutin yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama keluarga.

4. Kurangnya Pembiasaan pada Kebiasaan Membaca dan Belajar

Di Indonesia, banyak anak-anak yang lebih memilih bermain dengan gadget daripada membaca buku atau belajar secara mandiri. Gadget dan media sosial semakin menjadi tantangan bagi orang tua dan pendidik dalam menumbuhkan kebiasaan belajar yang menyenangkan. Selain itu, sistem pendidikan yang seringkali terlalu fokus pada ujian dan nilai akademik juga dapat mengurangi motivasi intrinsik anak-anak untuk belajar dan mengembangkan rasa ingin tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun