Surat untuk Jokowi
JAWAB 1001 PERTANYAANKU, KUCOBLOS KAU 1000 KALI!
Apa kabar pak Jokowi?
Gayamu masih begitu menawan, namun 1001 pertanyaan terus bergelayaut dihatiku dan 1000 ragu berjejal di benakku setelah ku tahu kau begitu dekat dengan Robert Blake si utusan paman Sam untuk ibu pertiwiku ini
Aku menjadi yakin negeri ini pasti akan terjajah lagi
Emas Papua akan dirampok lagi
Blok Cepu akan disedot lagi
Freeport, Chevron, Exxon, Newmont pasti akan semakin Berjaya lagi
Tidak tega rasanya untuk tidak memilihmu, tapi …
Aku lebih tak tega lagi bila 8 juta lebih saudaraku imannya menjerit karena mesjidnya dirobohkan
Aku sadar bahwa kita semua suka dengan gaya pemimpin yang merakyat, sederhana dan bersahaja.
Tapi, ini bukan masalah selera lagi
Ini masalah harga diri bangsaku
Ini adalah masalah kemerdekaanku
Dan Ini … adalah masalah aqidah Islamku
Karena sampai dengan saat inipun aku masih yakin tak akan ada seorang ulama dan kyai yang dapat memberi pengecualian terhadap larangan dalam firman Allah ini :
QS. 5. Al-Maa-idah : 51.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang ZALIM."
Aku menjadi ragu dengan pilihanku, kecuali jika ada seorang alim yang dapat memberi nasehat jujur bahwa dengan memilihmu tidak berarti bahwa aku telah andil membuat Zhong Wanxie alias Ahok memimpin 8 juta lebih saudara-saudaraku sesama muslim di Jakarta. Sehingga aku memiliki jawaban pasti di hadapan QodhiRobbul Jalil kelak di hari kiamat.
Ohh… Ahok, andai kau memimpin Jakarta maka kami titipkan 8 juta saudara kami, 5600 Majelis Ta’lim, 3148 mesjid (kurang 2 karena kalian robohkan), 430 madrasah, kantor-kantor pusat organisasi Islam, para habib dan ulama yang berdomisili di Jakarta dan kau memiliki kewenangan otonom untuk mengatur mereka.
Andai kau dapat menjawab sebagian dari 1000 rentetan pertanyaan yang tersimpan di benakku ini,
Aku akan mencoblosmu 1000 kali. Jawablah dengan bahasa tanpa kebohongan, meskipun satu kejujuranmu tak akan sebanding dengan 200 juta suara penduduk negeri ini.
Katakan padaku Siapa dirimu?
Kau melambung dengan nama Jokowi-mu, tapi kenapa tetanggamu yang dulu menyebutmu Herbertus Handoko?
Setaat apakah engkau terhadap Tuhanmu?
Aku tahu kau pernah didaulat menjadi imam Sholat oleh seorang tokoh Islam, tapi kenapa kau begitu jarang berjamaah Subuh dengan wargamu?
Kenapa kau marah saat ditegur ketika salah berwudhu?
Apa obsesimu menuju Istana?
Apakah kau ingin membangun kekuatan ekonomi bangsa ini? Tapi kenapa Solo yang kau tinggalkan angka kemiskinannya bertambah?
Apakah kau ingin meningkatkan APBN Negara ini? Tapi kenapa Jakarta yang juga segera kau lepaskan justeru target penerimaan pajaknya menurun disaat kau menjabat gubernur?
Kenapa kau mengaku pusing membaca angka-angka APBD DKI Jakarta?
Jangan-jangan kau bakal mati berdiri ketika membaca angka-angka APBN Negara kita?
Apa prestasimu yang dapat kami banggakan?
Dulu katamu Mobil ESEMKA adalah karya putera daerahmu dan kau lesatkan popularitasmu dengan mobil yang kemudian kau tinggalkan. Tapi kutemukan mobil yang sama juga ada di Guangdong, Cina. Kau berbohong?!
Setelah kubanding-bandingkan ternyata kau tak lebih hebat dari Nurdin Abdullah di Bantaeng, Ridwan Kamil di Bandung, Ahmad Heryawan di Jawa Barat, bahkan oleh rekan separtaimu Tri Rismaharini di Surabaya ternyata kau tak ada apa-apanya. Apalagi membandingkanmu dengan Umar bin Khatthab yang blusukannya di tengah malam tanpa rekayasa dan blow-up media. Sungguh kau tak sejengkalpun selevel dengannya. Tapi kenapa para jemaatmu itu menganggap kau seperti nabi bahkan menyamakanmu dengan Jesus?
Siapa saja penumpang gelap dalam pencapresanmu?
China Connection? Arkansas Connection? Atau Rotary Club?
Sudah berapa juta dollar yang mereka habiskan untuk sandiwara ini?
Berapa milyar dollar lagi yang mereka siapkan untuk episode selanjutnya?
Kutunggu jawabanmu sebelum langkahku menuju ke bilik suara.
Oh ya, Mas... ngomong-ngomong gimana kabar Udar dan Michael Bimo?
Segitu dulu yaa, Mas... Selamat Berjuang!
Daftar Sumber Bacaan:
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/15/bertemu-dubes-as-jokowi-serahkan-leher-ke-asing
http://kabarnet.in/2014/05/06/freeport-keruk-ribuan-triliun-ri-tak-berkutik/
http://www.kompasislam.com/2014/05/04/kemesraan-jokowi-amerika-bermula-dari-abu-bakar-baasyir-4/
https://www.facebook.com/notes/ibm-surya-cakra-bawa/arkansas-connection/718183094870857
http://jakarta.kompasiana.com/sosial-budaya/2014/03/29/ahok-dan-sejarah-baru-dunia-643128.html
http://islamterbuktibenar.net/A/?pg=articles&article=16565
http://www.solopos.com/2012/03/04/beberkan-esemka-sukiyat-mengaku-diancam-167601
http://politik.kompasiana.com/2014/04/05/lihat-jokowi-dkk-berbohong-soal-esemka-644915.html
http://chirpstory.com/li/22590
http://www.islamedia.co/2014/04/kedustaan-akhirnya-terungkap-ternyata.html
http://www.intelijen.co.id/sholatnya-jokowi-cepet-banget/
http://www.arrahmah.com/read/2013/01/26/26315-pengamat-intelijen-jokowi-dikendalikan-zionis.html
http://muslimina.blogspot.com/2014/05/bohong-soal-identitas-jokowi-bisa.html
http://kabarnet.in/2014/05/08/tokoh-katolik-sebut-jokowi-mirip-yesus/
http://www.lintas.me/go/sosok.kompasiana.com/inilah-bupati-tercerdas-di-indonesia
http://www.merdeka.com/dunia/blusukan-ala-umar-bin-khattab-ditiru-jokowi.html
http://swaranews.com/berita-gubernur-ini--sering-blusukan-dengan-cara-yang-ekstrem.html
http://swaranews.com/berita-berikut-ini-gubernurgubernur-berprestasi-juga-hafidz-alquran-.html
http://nasional.inilah.com/read/detail/2032879/memahami-kritik-amien-rais-untuk-jokowi#.U22liaI-qZc
http://m.kompasiana.com/post/read/644267/1/jokowi-ditelanjangi-habis-habisan.html
http://finance.detik.com/read/2013/01/05/093106/2133824/10/6/5-hal-yang-jokowi-nggak-ngurus
Hot : http://yudisamara.com/2014/03/26/inilah-kasus-korupsi-jokowi-selama-jadi-walikota-solo-1-2/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H