Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengembaraan Batin di Balik Serat Tripomo

17 April 2017   12:41 Diperbarui: 17 April 2017   22:03 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dramatikal Reading Serat Tripomo| Dokumentasi pribadi

***

Di akhir pertemuan itu, sedikit dapat saya disimpulkan bahwa wayang masih menjadi simbul keilmuan sejati, dan ajaran-ajarannya masih sangat relevan untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan modern saat ini. Mengenai mencuatnya isu penghapusan budaya wayang di dalam kehidupan yang beberapa waktu sempat ramai diperbincangkan, lantaran tidak sesuai dengan syariat Islam. Saya rasa orang yang mengangkat doktrin macam itu tengah khilaf dan terlalu muda untuk kemudian disebut menjadi keputusan bijak. Atau mungkin ia belum terbiasa makan blendrang,jadi pemikirannya masih terfosir pada menu berger yang ternyata tewel lebih enak.

Sebab jika kita benar-benar mendalami pewayangan, wayang semacam container yang membawa berangkas ilmu. Bukan saja ilmu akademik, tetapi ilmu lelaku (hidup), yang ini penting dalam kehidupan kita. Ajaran yang diterapkan dalam pewayangan sejatinya filosofi hidup yang sinambung dengan ajaran Tuhani. Semacam mengajarkan ilmu teles. Sebab hampir semua bentuk hakikat kehidupan dapat dipelajari dari pewayangan.   

Foto: Kebersamaan panitia dan Kru SLG dengan Sujiwo Tejo.|Dokumentasi pribadi
Foto: Kebersamaan panitia dan Kru SLG dengan Sujiwo Tejo.|Dokumentasi pribadi
Mungkin kita bisa berenung dari wejangan ini yang dimbil dari salah satu lirik babak goro-goro:

Goro-goro jaman kala bendu

Wulangane agama ora digugu

Sing bener dianggep keliru

Sing salah malah ditiru

Bocah sekolah ora gelem sinau

Yen dituturi malah nesu

Bareng ora lulus, ngantemi guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun