Sedangkan Mahroso Doloh, menguatkan bahwa menulis itu sangat penting. Terutama bagi para generasi muda (karena itu sangat penting). Melalui menulis, bersama-sama dapat menyimpan dan mengabadikan peradaban ini menjadi pemahan yang kuat.
Di lain kesempatan Ketua Adat SLG Pak Tejo, menyatakan bahwa pertemuannya dengan dua pemateri meski hanya melalui facebook, dengan tulisan status dapat dilacak kemampuan keilmuan juga keahlian menulisnya.
“Saya sudah lama bersahabat di FB dengan beliau dua pemateri tersebut. Saya mengikuti statusnya. Oleh karenanya saya tau kualitas menulis keduanya dari tulisan yang di unggah. Untuk itu saya undang di SLG sebagai pemateri pada pertemuan ini.” Jawabnya di sela SLG.
Meski melalui facebook, tetapi dapat menjadi pemahaman bersama bahwa facebookdapat digunakan sebagai alat produktivitasan menulis, daripada untuk ajang pamer apalagi untuk mengadudomba. Dan melalui tulisan segalanya dapat dilihat, termasuk kepribadian seseorang.
Di akhir, peserta terlihat sangat antusias mendengar materi dan beberapa kali peserta mengacungkan tangan untuk bertanya mengenai literasi. Itu membuktikan bahwa peserta mengikuti materi dengan runtut, sampai memunculkan perasaan ingin terus menggali materi dari kedua pemateri tersebut “Materi yang mengalir dan mudah untuk dipahami, saya semakin enak menikmati materinya” Ungkap Hendrik salah satu peserta SLG dari kalangan SMA, yang sangat aktif mengikuti SLG (Red/Nanang e s).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H