Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

SLG Ajak Belajar Literasi Media

14 November 2016   08:00 Diperbarui: 14 November 2016   09:30 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponorogo (13/16), Barangkali memang harus diakui bahwa menulis itu memiliki pengaruh yang sangat besar. Terutama ketika tulisan tersebut memiliki pengaruh besar terhadap suatu sedang in (terbaru). Seperti tulisan seorang jurnalis. Tulisan jurnalis yang pada hakiukatnya adalah tulisan yang terbuka. Terbuka pada keadaan, dengan fakta-fakta yang jelas juga data-data yang real. Fakta dan data mengenai ironi maupun paradoks sosial, sebenarnya bahasa jurnalis berperan besar dalam proses penyelaras atau pengingat pada aturan tetap yang sudah disepakati bersama. Menulis dengan mengkritisi, dengan memberikan pandangan terhadap keadaan sosial yang tidak sesuai, dirasa lebih bermanfaat dari pada mencemooh atau menghujat seseorang.

“Menulis dengan mengkritisi (memberi pandangan terhadap keadaan sosial) dirasa lebih bermanfaat dari pada mencemooh atau menghujat seseorang” Ungkap Yupi Ariani salah satu pemateri pada pertemuan Sekolah Literasi Gratis (SLG).

Perempuan yang sejak tahun 2002 sudah terjun sebagai jurnalis tersebut sangat paham benar mengenai dunia jurnalistik. Terutama mengenai tulisan jurnalistik. Ia mengakui bahwa sebagai jurnalis merupkan pekerjaan yang sangat menantang. Dan menjadi seorang jurnalis butuh keberanian, terutama ketika menguak suatu permasalahan dan mempertanggungjawabkan setiap tulisan yang dimuat.

“Menjadi wartawan harus ada keberanian, terutama dalam menghadapi kemungkinan masalah-masalah dari apa yang ditulis”

Sejak awal disampaikan oleh perempuan yang sekarang berprofesi sebagai redaktur di salah satu media cetak nasional tersebut adalah bahwa menulis itu memiliki pengaruh yang sangat besar. Jadi kita juga harus benar-benar berhati-hati dalam menulis. Karena tulisan dapat merubah segalannya, termasuk pola pikir, sudut pandang bahkan sosial.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Bambang Irwanto, redaktur juga sekaligus penganggung jawab di media masa cetak yang sama. Lelaki yang sejak 2001 pertengahan sudah mengkampanyekan menulis dan membaca. Dari perjalan tersebut di hadapan para peserta SLG ia menyimpulkan bahwa menulis itu tidak butuh bakat, tetapi cukup mau melakukan menulis.

Sudah sejak 2001 pertengahan, saya mengkampanyekan membaca dan menulis. Sampai saat ini saya menyimpulkan bahwa menulis tidak butuh bakat” Ujarnya dihadapan para peserta.

Hal tersebut diperkuat saat menjalani profesinya, ketika merekrut para jurnalis baru. Bahwa jurusan komunikasipun tidak semua jadi wartawan. Malah banyak dari jurusan-jurusan lain seperti; tarbiyah, fisika, olahraga, guru yang justru pintar menulis. Ia juga menyampaikan urusan menulis tidak cukup mencari sekolahan yang khusus materi kepenulisan, karena percuma jika tidak mau menulis.

Memahami literasi jurnalistik, tidak jauh berbeda dari literasi pada umumnya. Karena bagi media jurnalis (cetak maupun elektronik) khsusnya tulisan berita. Kefaktaan, data, sudut pandang analisi, keseimbanagn unsur berita, juga kemenarikan sangat dipertimbangkan dengan kuat. Guna membuat pembaca tertarik untuk terus membaca.  Dari apa yang disampaikan pemateri garis besar yang dapat diambil ketika ingin menjadi penulis yang baik, maka membacalah yang baik pula (konsisten), dengan membaca tiada henti.

Di akhir, Sahrum panitia SLG sangat senang dengan kupasan materi dari para ahli jurnalis tersebut.

“Saya sangat senang bisa menghadikan para pemateri yang handal seperti Mbak Yupi dan Mas Bambang mengenai dunia jurnalis. Semoga peserta dapat memahami bagaimana kompleksnya pengaruh menulis bagi diri sendiri juga orang banyak. Semoga SLG mampu meberikan perubahan yang besar ke depannya” Ucapnya. (*red/nanang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun