Mohon tunggu...
Nanang Christianto
Nanang Christianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Ilmu Komunikasi

Mencintai Indonesia apa adanya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Digitalisasi Pertanian, Sudah Siapkah Petani Kita?

26 Mei 2022   20:15 Diperbarui: 26 Mei 2022   20:22 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Beecham Research , Teknologi yang terlibat dalam Smart farming, dalam Tanilink.com

Teknologi membantu sektor pertanian mengupayakan hasil maksimal melalui teknik yang efisien dan efektif. 

Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sektor pertanian diantaranya otomatisasi atau drone yang mampu memberikan system penginderaan jauh ataupun menggunakan drone sebagai alat untuk melakukan pekerjaan pertanian seperti pemupukan. Disusul dengan aplikasi GPS tracking yang memudahkan petani mengukur luas lahan dan mempertimbangkan kemiringan lahan. 

Platform digital pertanian yang telah menyajikan panduan teknis modern pertanian memberikan referensi bagi petani untuk melakukan system pertanian yang efektif. 

Ditambah lagi dengan munculnya teknologi digital pertanian yang mampu menciptakan system distribusi barang ke pasar dengan mampu memotong rantai pasok serta rantai nilai dalam sektor pertanian.

Ketimpangan dalam Pertanian 4.0

Terdapat peluang besar yang ditawarkan kemajuan teknologi untuk memudahkan proses bisnis petani dari hulu hingga hilir, namun masih terdapat banyak kendala dalam pemanfaatan teknologi di kalangan petani, seperti latar belakang dan tingkat pengetahuan serta faktor geografis yang menjadi faktor-faktor penghambat penggunaan teknologi.

Kendala klise yang banyak dialami petani adalah  fluktuasi harga panen yang cukup membebani petani untuk melakukan terobosan dan inovasi pertanian yang baru, karena petani terjebak pada pembiayaan rutin pertanian dan belum mampu mengeluarkan investasi modal untuk pelaksanaan digitalisasi pertanian. 

Belum banyaknya petani yang melakukan promosi hasil pertanian, system penjualan masih banyak bersifat konvensional, bahkan petani masih banyak terjebak dalam system ijon. 

Sulitnya petani mengakses permodalan dari lembaga keuangan mengakibatkan banyak petani yang masuk dalam praktek pinjaman dengan bunga tinggi. Petani tidak mampu meningkatkan hasil pertanian dan memajukan kesejahteraan keluarga karena factor permodalan. 

Kondisi petani tersebut bukanlah rahasia umum, melainkan telah mengakar dalam kehidupan petani, oleh karena itu petani merupakan pihak rentan terhadap segala bentuk perubahan zaman.

Proses digitalisasi yang dilakukan sektor pertanian belum mampu dilakukan oleh seluruh petani di Indonesia, beberapa kendala dapat disebutkan; masalah sumber daya manusia, di mana cara berpikir petani secara umum masih konvensional dan belum mampu beradaptasi dengan teknologi, selain itu wilayah geografis petani yang berada di pedesaan tidak memiliki akses internet yang bagus sehingga memberikan kesulitan bagi petani untuk mengikuti perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun