Membaca adalah kegiatan ringan tetapi susah untuk diaplikasikan khususnya dalam kehidupan sehari-hari, padahal membaca menjadi kunci pembuka cakrawala informasi. Sejarah Islam meriwayatkan jika hal yang pertama kali yang diajarkan kepada Nabi Muhammad oleh Malaikat Jibril adalah membaca “Iqra”. Melalui riwayat tersebut bisa disimpulkan secara eksplisit jika membaca sebaiknya menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Nah, pertanyaan yang menarik untuk diajukan adalah seberapa penting diri kita melakukan kegiatan membaca.
Banyak tulisan di media masa ataupun ilmiah mengungkapkan jika masyarakat Indonesia tidaklah begitu gemar dengan membaca. Budaya ngobrol atau ngrumpi lebih dominan dipergunakan untuk menghabiskan waktu-waktu luang daripada kegiatan membaca. Hal ini tentu terbalik jika dibandingkan dengan budaya masyarakat barat yang cenderung melewati waktu-waktu luang dengan membaca. Saya pribadi sering sekali menjumpai orang-orang barat menghabiskan waktu di kendaraan umum atau tempat-tempat umum dengan membaca. Buku seolah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
Ketika anak saya bersekolah di Adelaide South Australia, hampir setiap hari ada tugas untuk membaca buku-buku yang disukainya. Saat itu ia berusia 8 tahun. Setiap hari anak saya selalu membawa buku baru yang dipinjam dari perpustakaan sekolah. Tanpa peru dipaksa, setiap sore anak saya akan menghabiskan waktunya untuk membaca. Saking sukanya dengan membaca, hampir setiap pergi ke mall atau toko selalu minta dibelikan buku untuk dibaca di rumah. Saya pribadi sangat kagum dengan kebiasaan membaca yang dimiliki anak saya tersebut dan peranan sekolah untuk membentuk budaya membaca pada diri anak.
Cerita menarik tentang membaca juga saya alami ketika mengawali studi S3 saya di Adelaide South Australia. Selama 3 bulan awal studi S3 dimulai, tugas saya hanya membaca dan mereview artikel yang berhubungan dengan bidang yang akan saya teliti. Hasilnya sangat mengagumkan karena dalam hitungan 3 bulan, saya mampu melahap lebih dari 1500 bacaan baik buku maupun jurnal. Selama 3 bulan itu pula, saya habiskan waktu saya untuk berburu informasi online berbagai hal berhubungan dengan penelitian saya.
Sampai saat ini saya bermimpi untuk membangun budaya membaca dalam keluarga saya. Kebetulan keluarga kami kompak dan suka membaca. Kami seringkali meluangkan waktu satu keluarga untuk membaca apapun secara bersamaan seperti koran, majalah, buku cerita dll. Semua ini dilakukan dalam rangkan membiasakan menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu membaca. Untuk menyimpan semua bacaan, perpustakaan pribadi pun akhirnya dibangun.
Dari tulisan pendek ini saya ingin menyampaikan jika membaca sebaiknya menjadi tradisi keluarga atau perorangan. Membaca membuka cakrawala informasi dan berpikir. Kegiatan membaca memberikan asupan gizi terhadap pola pikir. Untuk membiasakan kegiatan membaca, kita bisa memulai dengan membaca aneka buku yang kita sukai dan mendisiplinkan diri untuk mempergunakan waktu luang dengan menyentuh buku. Terkadang pemaksaan terhadap diri sendiri perlu dilakukan untuk membangun sebuah kebiasaan atau budaya membaca.
*Tulisan ini sebelumnya sudah saya terbitkan di blog saya sendiri http://subekti.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI