Sementara kata Charassein yang kemudian menjadi "Charakcter" dalam bahasa Yunani kemudian memiliki arti menjadi: tabiat, watak, budi pekerti, sifat dan sebagainya dalam bahasa Indonesia.
Dari sini kemudian makna karakter berkembang menjadi tanda khusus seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Bisa juga karakter diberikan arti sebagai, kepribadian, atau akhlak seseorang.
Akhlaq yang berasal dari bahasa Arab dari kata "Khalaqa" berarti cipta, atau karya, artinya bahwa akhlak itu sendiri memang sebuah proses panjang menciptakan kepribadian yang memiliki sifat-sifat al-Khaliq (Pencipta), takhaluq bi akhlaqillaahi, berakhlaqlah dengan akhlaqnya Allah. Landasan teorinya adalah bahwa manusia itu diciptakan sebagai khalifah (mewakili) Allah di dalam memakmurkan bumi ini. Ketika manusia berperan sebagai wakil Allah di muka bumi ini, maka sifat-sifat Allah juga harus tercerminkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Jadi jelas pembentukan akhlak dalam hal ini bertujuan agar manusia bisa bertanggung jawab atas fungsinya sebagai khalifa di muka bumi untuk memakmurkan bumi ini dan kehidupannya.
Terlepas dari perdebatan atau diskusi perbedaan makna karakter, akhlak, budi pekerti dan sebagainya, maka yang paling penting kita ;lihat adalah bahwa karakter ini tidak bisa dipisahkan dari spiritual dan intelektuan manusia.
Meminjam istilah matematika, bahwa karakter ini lahir dari adanya pertemuan dua garis yaitu garis  Y vertikal yang mencerminkan spiritual dan garis X horizontal yang mencerminkan intelektual. Kedua garis tersebut bertemu pada titik nol, dan memiliki IV kwadran, dimana sangat diharapkan adalah bahwa mental tersebut harus berada pada kwadran I, dimana Y dan X nya bernilai positif, dan apabila ditarik semakin panjang, maka di merupakan resultan dari spiritual yang semakin tinggi dan intelektual yang semakin panjang.nilai positifnya.
Tumbuh kembangnya karakter seorang anak tentunya harus dilihat seberapa jauh pengaruh spiritual dan intelektual, nalar yang baik dari seluruh komponen masyarakat, bukan hanya dari sekolah. Sekolah hanya sebuah aspek kecil dari keseluruhan kehidupan dimana, seluruh aspek kehidupan ini saling kait mengait dan mempengaruhi.
Dalam sosiologi kita mengenal istilah "sosialisasi yang tidak tuntas" yaitu faktor terbesar dari adanya perilaku menyimpang (deviant behavior) Â seorang anak. Yang dimaksud dengan "sosialisasi yang tidak tuntas" adalah bahwa sosialisasi, sebagai sebuah proses yang dilaksanakan untuk menanamkan nilai-nilai yang baik sebagai pembentukan karakter, tidak didukung oleh lingkungan, secara gampangnya adalah bahwa nilai-nilai yang diajarkan atau ditanamkan ternyata dalam kehidupan sehari-hari anak tersebut banyak melihat kejadian dan peristiwa yang tidak sesuai dengan yang ditanamkan baik oleh keluarga maupun gurunya. Contoh sederhanaya adalah bahwa untuk menggapai suatu posisi haruslah bekerja keras, jujur, cerdas dan berani, tetapi pada kenyataannya dengan sangat mudah seorang anak yang mengandalkan posisi orang tuanya dengan mudah menduduki tempat yang tinggi dengan tanpa perlu bekerja keras, jujur, bermoral dan beretika.
Hari Guru Nasional yang dirayakan dengan cukup mewah tahun ini memang waktu yang tepat untuk menggugat dan mengevaluasi ulang tentang pendidikan karakter Pancasila kepada setiap anak. Apakah komponen-komponen lain dalam masyarakat juga mau memberikan contoh yang baik, penghoematan kepada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kerja keras, nilai-nilai kejujuran dapatÂ
dilihat dan dicontohkan kepada para pelajar. Barangkali inilah yang paling penting dari pendidikan karakter, yaitu keteladanan. "Biarlah kamu mengajar dengan perbuatan kamu dulu, sebelum kamu mengajar dengan kata-kata" demikian ucapan dari seorang filusuf Libanon, Khalil Gibran.
Selamat Hari Guru Nasional, semoga guru semakin meningkat spiritual dan intelektualnya dan mempunyai mental dan moral yang baik , sehingga dapat menginspirasi murid murid menjadi berkarakter dan baik. Semoga seluruh lapisan masyarakat juga mendukung programa pelajar berkarakter Pancasila dengan selalu memberikan contoh laku yang baik kepada seluruh pelajar, generasi penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H