Mohon tunggu...
Nanang Sumanang
Nanang Sumanang Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Indonesia Davao-Filipina

Saya Lulusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Usaha Kita Hanya Mempertegas Garis Takdir

3 September 2023   15:17 Diperbarui: 3 September 2023   15:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi teori ini yang terpenting bagi manusia itu adalah mengerjakan apa yang sekarang ada di tangan dan di depan mata kita, tidak usah berangan-angan terlampau jauh, sehingga kita alfa mengerjakan apa yang semestinya kita kerjakan sekarang. Baginda Rasulullah SAW pun melarang orang untuk berangan-angan ke masa depan (menghayal) yang jauh. "Life at present" hiduplah sekarang, inilah hasil kesadaran yang diharapkan dari teori "Now and Here" dimana kesadaran manusia yang terbebaskan dari beban  masa lalu dan rantai yang membelenggu untuk berjalan ke masa depan dengan berbagai kemungkinan.. Kerjakan apa yang bisa dikerjakan hari ini. "Kerja kita hari ini untuk kenyataan mendatang" Demikian sebuah bait lagu dari Kelompok Kampungan Yogjakarta lagi.

Seorang sastrawan, sekaligus sejarawan dari Scotlandia, Thomas Carlyle perbah berkata "Kewajiban kita bukanlah melihat sesuatu yang samar-samar di kejauhan, melainkan adalah mengerjakan sesuatu yang ada dihadapan kita".

Di Bengkel Teater, selalu diajarkan agar ketika bangun tidur, anggotanya harus melihat sekelingnya, menyapu dan membersihkan dimulai dari tempat tidur, ke kamar, hingga ke ruangan berikutnya dan kemudian ke lingkungan sekitarnya. Metode ini melatih seseorang untuk selalu sadar diri, sadar ruang, dan sadar waktu, serta untuk cepat merespon segala sesuatu yang terjadi.

Pepatah Jawa di atas juga sebenarnya sebuah metode agar manusia selalu melakukan latihan mempersiapkan diri ini yang kondisinya selalu tidak siap untuk menjadi siap dalam ketidak-siapan manusia itu sendiri, merespon segala sesuatu dengan tenang, dan mawas diri. Menyapu dan membersihkan sekitarnya dari lingkungan yang terkecil melatih seseorang untuk  selalu membersihkan diri dari prasangka-prasangka dan kemalasan-kemalasan yang datang dari dalam diri manusia serta melakukan segala sesuatu secara detail.

Hidup memang harus selalu berpikir dan bekerja dengan kesadaran yang tinggi, tetapi kenyataannya manusia hidup lebih banyak menggunakan "kepercayaan" daripada logikanya, serta ketidak-sadarannya, daripada kesadarannya. Betapa susahnya hidup manusia kalau harus selalu dilandaskan logika dan kesadaran.Rasa pedas, asin, manis, seertinya jarang juga kita mengerti uraian logisnya. Sama-sama nangka, tapi berbeda rasa manisnya dan sebagainya, semuanya kita terima sebagai sebuah sesuatu yang apa adanya. Keadaan psikologis manusia seperti ini sangat tepat digambarkan oleh Arifin C. Noer dalam naskah dramanya "Sumur Tanpa Dasar".

Terakhir, marilah kita terus tingkatkan keimanan kita, dan terus berusaha untuk berbuat baik kepada diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat dan lingkunagn yang lebih luas lagi, dengan niat karena Allah SWT dan dan bertujuan untuk mencari Ridlo Allah SWT. Kita tidak pernah tahu catatan-catatan kita di lauhil mahfudz, serta takdir kita di masa depan. Fokus pada selalu berbuat baik sebagai pengejawantahan dari Ojo Kagetan, Ojo Gumunan, lan Ojo Dumeh.

Wassalaaam. Sreseeeet Brebet.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun