Tidak menyangka komentar saya mendapatkan banyak like, dan mendapatkan respon dari warganet, ada yang pro dan kontra.Â
Namun ada persamaan, hampir rata-rata warganet yang merespon komentar saya menggunakan bahasa Betawi.Â
Nah, tenang saja para pendukung RIDO, disini saya ingin membahas tentang saling berkomentar dalam bahasa Betawi, bukan mau menyudutkan, karena apabila terjadi pada paslon lainnya, pasti pernyataan yang sama akan keluar seperti tim Pemenangan RIDO juga.
Wah, merasa pulang kampung, sebagai orang Betawi, saya pun malah bersemangat merespon komentar warganet, termasuk yang kontra sekaligus.
Layaknya  orang Betawi pada umumnya, terbiasa dengan nada obrolan yang menghentak, dan kata yang cukup kasar karena dianggap terlalu nyablak, kami tidak mudah panas hati dengan ucapan atau ketikan yang kontra dan sama nyablak-nya.Â
Kalau dalam Lenong, biasanya terlihat sesama orang Betawi biasanya ada pingpong kata, saling adu kata, tapi bukan menghina. Biasanya akan diakhiri dengan tertawaan.Â
Bisa jadi orang yang terbiasa dengan bahasa Betawi cukup kebal dengan kata-kata kasar yang didengar, jadi hampir jarang dari kami yang baper hanya karena sahut-sahutan kata.
Maka, itulah yang kami lakukan dalam komentar di akun sosial media tersebut, saling skakmat pernyataan satu sama lain, tapi ga baper.Â
Lanjut mengenai bahasa Betawi.