Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Pendidikan bagi Perempuan, Walau Sudah Menjadi Istri dan Ibu

29 Maret 2023   15:09 Diperbarui: 29 Maret 2023   16:18 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
R.A Lasminingrat menjadi icon Google Doodle, 29 Maret 2023 | Foto : Screenshoot Google

Pada masa itu, Ibu adalah orang yang selalu bersama dengan anak hampir 24 jam. Dengan begitu, bukanlah hal aneh sebenarnya bila seorang Ibu harus bisa membaca dan menulis, serta berpengetahuan.

Tidak berhenti disitu, ketika suaminya pulang ke rumah, diharapkan istri bisa berdiskusi dengan suaminya untuk berbagi beban pikiran. 

Dengan begitu, peran istri tidak dianggap hanya sebagai alat pencetak anak, suster bagi anak-anaknya ataupun asisten rumah tangga saja, tapi memang sebagai pendamping hidup dengan cara berpikir yang setara.

Tidak hanya itu, para siswi ini juga diajarkan menjadi menjahit, menyulam, merenda, membordel, merajut, membatik dan kerajinan tangan lainnya. 

Apabila terjadi sesuatu yang kurang baik dalam rumah tangga, seperti suami tiba-tiba meninggalkan istrinya tanpa alasan jelas ataupun dianggap tidak bisa memberikan keturunan, sang istri bisa mencari nafkah sendiri tanpa harus hidup terlunta-lunta, belum lagi menjadi perbincangan miring orang lain. 

(Zaman itu, lelaki tidak pernah salah. Pihak perempuan, apapun permasalahannya, menjadi pihak yang disalahkan).

Dengan adanya fondasi pendidikan dan ketrampilan, istri bisa memaksimalkan perannya dalam rumah tangga. Dan bisa hidup mandiri, ketika dirinya ditendang begitu saja oleh suami dan keluarganya.

Berkat beliau dan para pahlawan emansipasi lainnya, kini kita, perempuan, menikmati perjuangannya untuk mendapatkan kedudukan setara dengan laki-laki. 

Belum sempurna, tapi setidaknya sudah lebih terbuka dibandingkan masa sebelumnya, terutama dalam bidang karier dan pendidikan. 

Cara pandang kita pun sebagai perempuan yang toh nanti di rumah saja, tidak menghentikan kita untuk terus mengembangkan diri dan update pengetahuan, karena kita sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi perempuan. Bukan untuk diri sendiri saja, tapi untuk anak-anak dan keluarga kita.

Suami mencari nafkah sebagai kepala keluarga, dan kita, sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak dan bisa menjadi pendamping yang setara dengan suami karena bisa bertukar pikiran, menjadikan diri sebagai "rumah yang nyaman" bagi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun