Sehingga mindset kebaya harus dipakai dengan aura penuh keanggunan, bisa disesuaikan dengan karakteristik kita yang mungkin cheerful, enerjik ataupun seksi. Yang pastinya nyaman sekali dipakai layaknya kita mengenakan pakaian kasual biasa, tidak membuat punggung terasa pegal karena menahan diri supaya terlihat rapi dan anggun (bagi yang kurang terbiasa).
Dengan gerakan kolektif, banyak perempuan yang berkebaya di Indonesia, sehingga kita tidak lupa bahwa kita memiliki pakaian tradisional yang membanggakan.
Dan perempuan Indonesia juga mengenal kebaya di Indonesia tidak cuman hanya satu jenis, melainkan lima, antara lain Kebaya Jawa, Kebaya Encim, Kebaya Sunda, Kebaya Bali, dan Kebaya Kutubaru.
Sekarang ini, model Kebaya pun tidak terbatas dengan bahan payet, sehingga hanya bisa dipakai saat acara resmi saja, akan tetapi bisa digunakan sehari-hari, karena bahan bakunya ada yang terbuat dari batik, textile polos, dan bahan kain lainnya yang nyaman dipakai sehari-hari.
Buktinya bisa kita lihat diberbagai platform market place yang menjual pakaian batik, atau tinggal ketik saja "kebaya modern".
Tidak berhenti disana, tepat hari ini tanggal 8 Maret 2023 di Grand Indonesia, Sejauh Mata Memandang yang didirikan oleh Chitra Subyakto, mengadakan fashionshow dengan tema "Kudapan".Â
Para model yang dihadirkan tentu bakal bikin mata kita melirik, sekaligus berdecak kagum ketika memakai Kebaya kasual nan modern, antara lain Dian Sastrowardoyo, Rania Yamin, Titi Radjo Padmaja, Shareefa Daanish, dan Tissa Biani Azzahra.
Gerakan serentak dalam berkebaya Indonesia oleh para komunitas dan publik figur yang menginspirasi, tentunya membangkitkan semangat yang optimis dalam menormalisasi pemakaian kebaya, layaknya Batik, untuk seluruh perempuan Indonesia.
Kebaya tidak lagi dipakai hanya untuk acara formal seperti saat wisuda, pernikahan, ataupun lamaran. Tapi dipakai untuk kerja, hangout, bahkan pertemuan arisan biasa. Karena kesan yang didapat dari kebaya sudah tidak lagi kaku, tapi disesuaikan dengan karakteristik diri kita.
Juga, diharapkan gerakan berkebaya ini tidak semata sebatas untuk kesenangan para perempuan kota saja, akan tetapi juga menyentuh para perempuan yang memang terbiasa memakai kebaya saat mencari nafkah, seperti sinden, penari jalanan, kuli, buruh gendong, mbok jamu, penjual di pasar tradisional hingga tukang pijat.