Bukan karena tidak cinta, tapi bisa jadi tidak dibiasakan untuk mengenal budayanya sendiri. Atau istilah psikologi marketingnya, lingkungan sendiri kurang "beriklan" pada generasi muda.
Gerakan "Indonesia Berkebaya" yang diinisiasi oleh Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia sungguh menjadi gebrakan yang baik untuk para generasi muda sehingga ngeh bahwa Kebaya itu bukanlah sesuatu yang jadul, tidak punya makna ataupun nilai sama sekali.
Menurut Rahmi Hidayati, sebagai pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia, gerakan ini memiliki empat tujuan utama, antara lain :
- Memperkenalkan kembali kebaya sebagai bagian dari sejarah dan budaya Indonesia kepada generasi muda Indonesia.
- Meningkatkan kreativitas dalam mendesain kebaya tanpa meninggalkan pakem budaya yang merupakan warisan leluhur, menjadi pemesartu bangsa. Selain itu, kreativitas ini juga bisa memajukan ekonomi kerakyatan.
- Memperjuangkan kebaya ke Badan PBB sebagai warisan budaya Indonesia.
- Pemerintah menetapkan salah satu tanggal sebagai Hari Kebaya Nasional.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari banyak perempuan yang tergabung dalam komunitas, salah satunya Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (PPBI).Â
Melestarikan budaya berkebaya asli Indonesia tanpa pandang umur menjadi tujuan utama gerakan komunitas PPBI.Â
Tidak ketinggalan dua publik figur yang berwajah ayu dan sangat menginspirasi seperti Dian Sastrowardoyo dan Andien, juga turut menormalisasi mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dengan rajin mereka memposting story ataupun feed yang menunjukkan busana harian mereka dengan kebaya dalam akun Instagramnya, yang diikuti dengan hashtag #sobatkebaya.
Tujuannya untuk men-trigger banyak perempuan, terutama kalangan muda, untuk berpartisipasi, Dian Sastro pernah me-repost story dari fansnya yang dengan bangga turut memakai kebaya pas kerja ataupun sekedar jalan-jalan bersama teman.