Subarachnoid ini memiliki peran membawa nutrisi dan oksigen ke otak.
Karena itu, saya diharuskan untuk rawat inap di rumah sakit.
Keesokan harinya, dokter Bedah Saraf, bernama dr. Deny Irwan, Sp.BS melakukan kunjungan dan menjelaskan kondisi saya.
Saya memerlukan pemantauan minimal tiga hari, karena ditakutkan kondisi saya bisa tiba-tiba drop.Â
Keinginan untuk cepat sembuh saya begitu tinggi, karena ada pekerjaan yang perlu diselesaikan segera, dan saya tidak enak hati menganggu waktu kerja dan urusan adik dan keluarga besar saya. Padahal saya sadar mereka memprioritaskan kesehatan saya, tapi tetap rasa tidak enak hati itu muncul.
Semua anjuran dokter supaya saya cepat sembuh pun, saya lakukan. Saya paksakan diri untuk makan makanan yang ada, padahal perut begitu mual akibat vertigo di kepala (suatu keadaan yang wajar dialami ketika pendarahan otak).
Hari pertama dan kedua rawat inap, kondisi saya sudah kembali segar bugar. Saya dan keluarga sangat yakin sekali, hari ketiga, saya akan diizinkan untuk pulang ke rumah.Â
Di hari kedua, saya menerima kunjungan keluarga dan sahabat dari pagi sampai menjelang malam.Â
Ketika mereka pulang, dan saya pun tertidur.Â
Saat benar-benar sadar, ternyata saya sudah berada di ruang ICU, karena kemungkinan besar kondisi saya yang terlalu lelah, kesadaran pun sempat menurun.
Sekali lagi, yang saya ingat, hanya cuplikan film, di mana dokter jaga ruang rawat inap seperti menjelaskan sesuatu, kemudian adik saya berusaha membuat saya tersadar, namun selebihnya saya sudah lupa.